5 Alasan Pilihan Hidup Bukan untuk Dihakimi, Hargai Saja Perbedaannya

#IDNTimesLife Cegah komentar semaunya yang bikin bad mood

Bagaimana sikapmu terhadap pilihan hidup teman atau saudara yang berbeda sekali dari pilihan pribadimu? Bagus apabila bagimu itu bukan masalah dan kamu mampu sangat menghargainya. Artinya, dirimu telah dewasa dalam memandang kebebasan orang lain dan tahu batasan privasi.

Kamu terhindar dari sikap ikut campur mengenai pilihan hidup siapa pun. Namun jika dirimu masih banyak berkomentar yang bikin orang lain tidak nyaman, segera kendalikan diri. Tidak setiap hal di dunia perlu dikomentari, apalagi terkait pilihan hidup orang yang menjadi kewenangannya penuh.

Kesukaanmu mengomentari pilihan hidup orang secara negatif akhirnya menjadi penghakiman tentang apa yang baik atau buruk dan benar atau salah buat dilakukan orang lain. Padahal, pengetahuanmu tentang pilihan itu boleh jadi amat sedikit. Wajib untukmu memikirkan lima hal berikut agar gak lagi berisik soal pilihan hidup siapa pun. 

1. Seseorang memilih bukan tanpa pertimbangan

5 Alasan Pilihan Hidup Bukan untuk Dihakimi, Hargai Saja Perbedaannyailustrasi seorang pria (pexels.com/Lisa Fotios)

Meski di matamu seseorang gegabah dalam membuat pilihan hidup, menurut dia bisa amat berbeda. Ia sudah memikirkannya baik-baik dari segala sisi. Bahkan untuknya sampai pada keputusan tersebut butuh waktu yang tidak sebentar. Dia mungkin sempat bingung juga.

Tapi usahanya mencari tahu apa yang terbaik ditambah doa akhirnya membawanya pada satu pilihan yang final. Bukan cuma kamu yang berpikir mendalam dalam menetapkan pilihan hidup. Orang lain pun menempuh proses yang sama walau hasilnya berbeda.

Beberapa orang mungkin memang mengambil pilihan hidup dengan sembarangan. Biasanya pengaruh dari usia yang masih terlalu muda sehingga belum bisa berpikir panjang. Akan tetapi, mayoritas orang dewasa berhati-hati dalam mempertimbangkan setiap pilihan yang ada.

2. Beda bukan berarti buruk

5 Alasan Pilihan Hidup Bukan untuk Dihakimi, Hargai Saja Perbedaannyailustrasi main gitar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kalau dasar kritikmu terhadap pilihan orang lain tidak jelas, besar kemungkinan dirimu hanya gak mampu menoleransi perbedaan. Sebenarnya kamu hanya ingin mengarahkan orang-orang di sekitarmu ke pilihan yang sama denganmu. Entah karena kamu terlalu yakin pilihanmu merupakan yang terbaik atau sebetulnya gak percaya diri berjalan sendirian.

Kamu ingin ditemani oleh mereka dalam menjalani suatu pilihan hidup. Akan tetapi, tentu saja dirimu gak boleh seegois itu. Jika persoalanmu butuh teman dalam menjalani suatu pilihan hidup, kawan terbaik ialah diri sendiri. Sementara itu, perbedaan pilihan hidup merupakan hal yang niscaya.

Lain orang lain keinginan. Bahkan perbedaan itu tak hanya meliputi pilihan hidup, tetapi dalam begitu banyak hal di kehidupan ini. Berikan kepercayaan pada orang lain sekaligus pilihan hidup mereka. Lihat beberapa tahun kemudian. Kamu akan mendapati kebanyakan orang baik-baik saja dengan pilihan hidupnya.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Menghambat Motivasi, Hidup Jadi Stagnan

3. Ia siap bertanggung jawab dengan pilihannya

5 Alasan Pilihan Hidup Bukan untuk Dihakimi, Hargai Saja Perbedaannyailustrasi seorang pria (pexels.com/Alan Cordero)

Untuk apa kamu sibuk menghakimi pilihan hidup orang lain kalau mereka sudah siap mempertanggungjawabkannya? Dirimu tidak punya beban apa pun atas pilihan hidup mereka. Kamu hanya perlu bertanggung jawab pada hidup sendiri.

Bahkan saat orang mengambil pilihan yang menyimpang dari nilai-nilai moral, kamu atau siapa pun tidak bisa memaksanya buat ganti pilihan hidup. Semua keputusan kembali pada orang tersebut. Apalagi setelah ia berkata siap mempertanggungjawabkan setiap akibat buruk dari pilihan tersebut.

Kamu tak dapat lagi mengintervensi lebih jauh. Bila pun suatu saat dia datang padamu dengan banyak penyesalan, dirimu cukup mendengarkan dan berkata bahwa sudah memperingatkannya. Maka untuk berbagai pilihan hidup yang tidak seburuk itu, kamu harus lebih mampu menahan diri dari sikap menghakimi.

4. Dia pun respek pada pilihan hidupmu

5 Alasan Pilihan Hidup Bukan untuk Dihakimi, Hargai Saja Perbedaannyailustrasi murung (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap orang ingin diperlakukan seperti halnya ia memperlakukan orang lain. Apabila seseorang sudah menunjukkan sikap yang amat menghargai bahkan mendukung pilihan hidupmu, berbuatlah hal yang sama padanya. Seharusnya ini bukan persoalan yang sulit jika dirimu mengingat akibat positif dari sikapnya itu padamu.

Dengan dia menghargai pilihan hidupmu, kamu merasa tenang dalam menempuhnya. Dirimu dapat sangat fokus menjalaninya sehingga hasilnya pun maksimal. Maka lakukanlah penghargaan yang sama atas pilihan hidupnya. Jangan membalasnya dengan penghakiman tanpa dasar yang jelas.

Apabila kalian saling menghargai pilihan hidup masing-masing, pertemanan atau persaudaraan lebih terjaga. Apa yang kalian jalani dan kejar memang berbeda. Namun, sesungguhnya kalian sama-sama berjuang dan menemani.

Dalam segala hal, respek menjadi poin terpenting untuk hubunganmu dengan orang lain. Jika respekmu pada mereka kurang termasuk dengan menghakimi pilihan hidup yang berbeda, hubungan akan renggang bahkan terputus. Gak ada orang yang suka diusik terus-menerus. Bahkan penghakimanmu atas pilihan hidupnya terasa menyakitkan hati.

5. Keluarga sudah mendukung

5 Alasan Pilihan Hidup Bukan untuk Dihakimi, Hargai Saja Perbedaannyailustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu mungkin juga masih terhitung sebagai saudaranya. Tapi seberapa dekat hubungan kalian? Kian jauh hubungan darah dan kurangnya keakraban kalian dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya dirimu tidak mengusik pilihan hidupnya. Kamu tak benar-benar mengenal minatnya.

Di antara seluruh keluarga, orang yang paling berhak menasihatinya perihal pilihan hidup adalah orangtuanya. Jadikan ini sebagai patokan bagimu. Kalau orangtua sudah mendukungnya, dirimu gak usah melangkah lebih jauh dalam mengomentari pilihan hidupnya. 

Jika kamu tetap sibuk menghakimi, dirimu justru menampakkan rasa tak percayamu pada dua pihak sekaligus, yaitu saudara serta orangtua. Seakan-akan mereka sama-sama kurang berpengetahuan dibandingkan kamu. Apabila sebagai saudara saja hakmu dalam mengomentari pilihannya terbatas, lebih-lebih kalau kalian cuma berteman. Kamu mesti bisa lebih menjaga batasan.

Ketika pilihan hidup dihakimi, perasaan seseorang akan campur aduk. Selain rasa tidak nyaman, ia juga bisa berpikir sedang dianggap bodoh olehmu. Sebaliknya, kamu menempatkan diri sebagai pengatur segalanya meski sesungguhnya tidak berhak dan tak lebih tahu dari orang lain. Ubah kebiasaanmu yang gak baik ini dan biarkan orang fokus pada jalan serta tujuan yang dipilihnya.

Baca Juga: 5 Cara Memulai Kebiasaan Hidup Teratur setelah Libur Panjang

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya