7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Trauma

Melanggar bisa bikin kondisinya tambah parah

Sebagai teman yang baik, kamu tentu akan senang sekali seandainya ia dapat terbebas dari rasa trauma yang selama ini menjeratnya. Kamu pun siap mendampinginya mencapai kesembuhan.

Namun, sudahkah kamu benar-benar tahu apa saja yang perlu dilakukan untuknya? Hati-hati, salah langkah justru bisa membuat traumanya menjadi-jadi, lho. Sebaiknya, kamu ikuti poin-poin berikut ini buat menunjukkan dukunganmu padanya.

1. Jangan mendesaknya untuk segera sembuh

7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Traumailustrasi mendampingi teman bangkit dari trauma (pexels.com/RODNAE Productions)

Walaupun kamu ingin sekali melihat kehidupannya pulih seperti sebelum ia mengalami trauma, bersabarlah. Jangan lupa bahwa kamu hanyalah orang di luar pusaran trauma itu. Temanmu yang merasakannya secara langsung.

Kamu mungkin berusaha berempati, tetapi hanya dia yang tahu persisnya beban berat dari trauma itu. Sama seperti kamu tidak dapat memaksa seseorang untuk mengunyah lebih cepat ketika ia sakit gigi. Kamu tidak merasakannya, sih.

2. Jangan mengatakan bahwa trauma sebenarnya tidak ada

7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Traumailustrasi merangkul teman (pexels.com/Liliana Drew)

Maksud dari perkataanmu barangkali supaya dia lebih bersemangat dalam menghapus rasa traumanya. Akan tetapi, temanmu boleh jadi menangkapnya berbeda. Dia merasa dituduh selama ini hanya mengada-ada soal traumanya atau playing victim.

Padahal, trauma psikis memang nyata adanya. Kalau fisik saja dapat terluka, mengapa psikis tidak? Bahkan, meski seseorang berusaha menyangkalnya, trauma yang belum teratasi akan tetap memengaruhi perilaku dan keputusan yang diambilnya dalam hidup.

3. Jangan menuntutnya berubah secara drastis

7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Traumailustrasi memeluk teman (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Misalnya, teman perempuanmu memiliki trauma dengan ayahnya, sampai-sampai dia membenci semua pria dan tidak ingin menikah. Meski dia telah punya keinginan untuk menyembuhkan diri dari trauma ini, kamu tak usah terlalu berharap padanya.

Sebab, makin tinggi harapanmu, makin terasa sebagai tuntutan yang memberatkannya. Dia sampai pada pemahaman bahwa tidak semua pria bersifat jahat saja sudah menjadi pencapaian besar. Kamu tidak perlu mendesaknya untuk menikah demi membuktikan traumanya pada pria betul-betul telah hilang.

Baca Juga: 5 Alasan Pasangan Memilih Childfree, Salah Satunya Trauma Masa Kecil 

4. Tetap beri waktu untuknya menyendiri

7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Traumailustrasi pria menyendiri (pexels.com/Alena Darmel)
dm-player

Dia jelas butuh dukungan dari orang-orang terdekat, tak terkecuali darimu. Namun, ini tidak berarti kamu harus 24 jam berada di sisinya atau menjalin komunikasi dengannya.

Dukunganmu berharga, tetapi waktu untuknya memikirkan ulang segala sesuatu yang berkaitan dengan rasa trauma itu adalah hal utama. Tujuannya, supaya timbul kesadaran dari dalam dirinya berupa cara pandang yang lebih jernih atas peristiwa traumatis yang pernah dialaminya.

5. Jangan kesal bila sesekali ia masih ketakutan, marah, atau sedih

7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Traumailustrasi mendampingi teman (pexels.com/Alena Darmel)

Emosi yang berubah-ubah wajar terjadi dalam proses kesembuhan seseorang dari rasa traumanya. Ada kalanya dia tampak tak lagi memikirkan sumber traumanya, tetapi sewaktu-waktu ia dapat kembali mengingatnya dan merasa sangat buruk.

Bila kamu mampu bersabar menghadapi saat-saat emosinya terpengaruh lagi oleh rasa trauma itu, perlahan-lahan ia akan makin jarang marah, sedih, atau menangis. Sebaliknya, jika kamu memarahinya dan menyebutnya tidak sungguh-sungguh ingin menyembuhkan diri, dia bakal merasa semua usahanya sia-sia dan lebih baik pasrah saja ditelan trauma.

6. Tak perlu terus membicarakan traumanya

7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Traumailustrasi bermain dengan teman (pexels.com/Alena Darmel)

Mendiskusikan sumber traumanya dan apa yang dipikirkan serta dirasakannya terkait peristiwa atau seseorang memang bisa menetralkan perasaan negatifnya. Akan tetapi, tetap berikan jeda biar pikirannya tak terus terfokus pada trauma tersebut.

Kalau kamu tak henti-hentinya membahas trauma itu, bisa-bisa suatu pengalaman buruk malah kian menghantuinya. Pengalaman itu dapat masuk ke mimpinya dan membuatnya terjaga dengan perasaan yang kacau balau.

Ada waktunya untuk kalian mendiskusikan trauma tersebut. Selebihnya, ajaklah dia melakukan berbagai kegiatan sebagai hiburan sekaligus agar hidupnya tetap produktif.

7. Dengarkan bagian tersulit yang dihadapinya

7 Bentuk Dukungan untuk Teman yang Berjuang Sembuh dari Traumailustrasi memberi teman dukungan (pexels.com/Ivan Samkov)

Berusaha menyembuhkan diri dari belenggu trauma adalah perjalanan yang penuh rintangan. Jadi, kamu jangan menggampangkan proses yang harus dilalui temanmu. 

Apabila sembuh dari trauma adalah perkara mudah, tentu sudah sejak dahulu ia mampu menyembuhkannya sendiri. Maka dari itu, dengarkanlah ketika ia mengatakan hambatan-hambatan yang dialaminya.

Berikan masukan yang bijak serta yakinkan bahwa ia akan mampu mengatasinya. Dengan begini, semoga temanmu menjadi lebih optimis dan percaya diri.

Sembuh total dari trauma psikis mungkin tidak selalu dapat dicapai. Sama halnya dengan trauma fisik bisa mengakibatkan kecacatan permanen, sehingga sebatas ia mampu hidup produktif dan damai meski traumanya tak benar-benar hilang juga sudah menjadi pencapaian besar yang harus dirayakan bersama-sama.

Baca Juga: 5 Perbuatan yang Bisa Buat Seseorang Trauma, Gak Boleh Dianggap Sepele

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya