5 Sebab Berubah Keinginan dari Rumah Besar ke Rumah Kecil, Realistis!

#IDNTimesLife Nunggu uang lebih banyak malah gak beli-beli

Untukmu yang dalam beberapa tahun terakhir sedang berjuang agar bisa membeli rumah atau baru-baru ini berhasil memilikinya mungkin relate  dengan judul artikel ini. Dulu kamu sangat menginginkan rumah yang luas dan lebih dari satu lantai. Dirimu ingin ada rooftop, taman di depan dan belakang rumah, garasi dan bukan sekadar carport, kamar tidur lebih dari 2, dan kamar mandi lebih dari satu.

Bayanganmu tentang rumah masa depan mengacu pada hunian para artis atau influencer. Demi mewujudkannya, dirimu bekerja keras dan bikin target untuk mengumpulkan DP-nya dalam sekian tahun. Tapi seiring waktu keinginanmu malah berubah.

Sekarang dirimu sudah gak tertarik dengan rumah besar. Kamu mulai mencari informasi rumah yang lebih kecil baik dari luas bangunan maupun tanahnya. Bersama standar rumah yang menurun, dirimu justru menemukan cara baru dalam memaknai kebutuhan hidup. Kamu telah mencapai pemahaman akan lima hal berikut. 

1. Realistis melihat harga vs kemampuan membayar

5 Sebab Berubah Keinginan dari Rumah Besar ke Rumah Kecil, Realistis!ilustrasi membeli rumah (pexels.com/RDNE Stock project)

Terutama di daerah yang sudah masuk kawasan perkotaan, kenaikan harga tanah dan rumah amat terasa. Makin luas rumah yang diinginkan tentu juga makin mahal harganya. Pendapatanmu setiap bulan dibandingkan cicilan rumah besar saja masih di bawahnya.

Kalaupun penghasilanmu lebih tinggi dari cicilan, sisanya gak cukup buat memenuhi berbagai kebutuhan. Beberapa tahun yang lalu kamu barangkali masih memelihara optimisme yang kurang masuk akal. Dirimu yakin rumah besar itu akan terbeli juga apa pun caranya. 

Namun, perjuangan bertahun-tahun menunjukkan bahwa impianmu masih ketinggian. Suka gak suka kamu mesti melihat slip atau bukti transfer penghasilanmu setiap bulan. Dirimu tahu kudu bersikap realistis dengan membeli rumah yang sesuai kemampuan finansialmu daripada tak kunjung memilikinya. Belum lagi kamu tertekan memikirkan uang muka berikut cicilannya sampai 15 atau 20 tahun ke depan.

2. Sadar gak mampu merawat rumah besar dengan baik

5 Sebab Berubah Keinginan dari Rumah Besar ke Rumah Kecil, Realistis!ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Thirdman)

Masalah tentang rumah tidak berakhir selepas kamu berhasil membelinya. Setelah itu sudah menanti urusan perawatannya dan ini terus berlangsung selama dirimu menghuninya. Misalnya, kamu menempatai rumah luas 2 lantai seorang diri.

Walaupun dirimu lebih banyak beraktivitas di lantai bawah dan satu kamar, lantai atas tetap perlu dibersihkan dari sudut ke sudut secara berkala. Termasuk kamar tidur yang kosong dan kamar mandi yang gak dipakai. Urusan menyapu dan mengepelnya saja telah melelahkan.

Itu baru perawatan harian rumah bagian dalam. Belum perawatan untuk bagian luar seperti taman belakang dan depan. Juga belum termasuk saat ada bagian rumah yang rusak serta perlu diperbaiki. Biayanya berlipat dari biaya perbaikan rumah kecil. 

Baca Juga: 5 Langkah Personal Color Analysis di Rumah, Minim Budget!

3. Fokus ke rumah kecil terpenting asri

5 Sebab Berubah Keinginan dari Rumah Besar ke Rumah Kecil, Realistis!ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/SHVETS production)

Rumah kecil bukan yang terburuk di dunia ini. Selain setidaknya kamu masih memiliki tempat tinggal, rumah mungilmu juga dapat dibuat agar lebih asri. Keasrian rumah lebih memengaruhi kenyamananmu dalam menghuninya. Bukan sekadar berapa luasnya.

Rumah luas kalau terlihat kosong malah membuatnya terasa kurang hidup. Padahal, menghijaukan serta merapikan rumah seluas itu agar terlihat asri juga perlu usaha ekstra. Sedang rumah kecil cukup ditambah sedikit tanaman dan hiasan bakal terlihat lebih semarak. Pembersihan yang bisa dilakukan secara menyeluruh setiap hari bikin rumahmu jauh lebih terawat. 

Rumah kecil memudahkanmu untuk fokus mempercantik ruangan mana dan dengan apa. Kamu dapat mendiskusikannya dengan pasangan. Upaya meningkatkan keindahan rumah tak makan banyak biaya. Rumah yang asri walau luas tak seberapa bikin kalian lebih betah sekaligus bagus di mata orang lain.

4. Calon penghuninya juga tidak banyak

5 Sebab Berubah Keinginan dari Rumah Besar ke Rumah Kecil, Realistis!ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Alena Darmel)

Rumah pada zaman dahulu cenderung luas karena anggota keluarganya juga banyak. Satu keluarga bisa memiliki lebih dari 5 anak. Tapi makin ke sini orangtua biasanya menetapkan 2 anak saja sudah cukup. Ada pula keluarga dengan anak tunggal atau bahkan childfree. Saudara pun gak ada yang ikut menumpang.

Atau, kamu membeli rumah saat masih lajang sehingga tak perlu ukuran rumah yang terlalu luas. Jika kelak dirimu berkeluarga, bagian atas bisa ditambah menjadi 2 lantai asal fondasinya kuat. Tapi tanpa melakukannya pun, 2 kamar sudah cukup terutama bila anak berjenis kelamin sama seperti dalam ilustrasi.

Mereka menempati satu kamar dan satu kamar lagi buatmu bersama pasangan. Bila kamar lebih banyak daripada jumlah penghuni rumah malah menjadi tidak bermanfaat. Baik ruangannya maupun perabot di dalamnya tak terpakai. Kecuali, dirimu ingin membuka kos-kosan sekalian. 

5. Rumah tak lagi menjadi simbol kekayaan

5 Sebab Berubah Keinginan dari Rumah Besar ke Rumah Kecil, Realistis!ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Kindel Media)

Ini memang gak berlaku untuk semua orang. Kamu pun dahulu mungkin termotivasi punya rumah besar demi menunjukkan kemampuan finansialmu dan mendapatkan status tertentu di masyarakat. Seolah-olah pemilik rumah besar pasti bakal lebih dihormati. Tapi sekarang pandanganmu mengenai rumah dan hubungannya dengan kekayaan telah berubah.

Kamu merasa tidak perlu lagi meminta validasi dari orang lain mengenai kemampuan ekonomimu. Dirimu hampir tidak peduli dengan apakah orang-orang mengira kamu miskin atau kaya. Justru ketidaktahuan mereka atas kondisi ekonomimu membuat hidupmu lebih tenang. 

Kalaupun kamu mampu membeli rumah yang lebih besar, menyembunyikan kekayaanmu di balik rumah yang lebih kecil akan menenteramkan hati. Kaya ialah justru saat dirimu tidak membutuhkan terlalu banyak hal, apalagi pengakuan dan kekaguman orang lain. Kamu menunjukkan kelasmu melalui jalan yang lain seperti karier, gaya berkomunikasi yang santun, serta cara mendidik anak dengan baik.

Gak usah malu jika orang-orang tahu sekarang kamu menurunkan target rumah impianmu. Meski beberapa orang akan mencibir, keputusan finansial yang baik mesti mengacu pada pertimbangan pribadi. Yuk, lanjutkan pencarianmu akan rumah mungil yang mencukupi kebutuhanmu bersama keluarga.

Baca Juga: 5 Tips Bersih-Bersih Rumah, Kinclong Gak Pakai Susah

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya