5 Bukti Lemahnya Kesungguhanmu dalam Memperjuangkan Keinginan

#IDNTimesLife Masih mau mengelak?

Bila keinginanmu tak juga terwujud, siapa yang biasanya kamu salahkan? Apakah orang lain dan keadaan? Pernahkah kamu cukup berani untuk menimpakan kesalahan itu pada diri sendiri?

Keinginan terlahir dari dalam dirimu, maka mewujudkannya adalah tugasmu. Karenanya, jika keinginanmu tak kunjung terwujud, berintrospeksi menjadi tugas utamamu. Jangan-jangan, kesungguhanmu memang rendah yang ditandai dengan beberapa hal berikut ini.

1. Jika orang bilang keinginanmu tidak penting, kamu setuju saja

5 Bukti Lemahnya Kesungguhanmu dalam Memperjuangkan Keinginanilustrasi dua perempuan (pexels.com/Monstera)

Dapat disimpulkan bahwa keinginanmu tak memiliki akar yang menancap kuat di dalam dirimu. Oleh sebab itu, mudah bagi orang lain untuk mencabutnya. Bukannya memiliki argumen sendiri, kamu malah menyetujui saja perkataannya.

Kamu bahkan seperti mendapatkan pencerahan darinya. Seolah-olah selama ini kamu telah sesat dalam berpikir sampai lahirlah keinginan itu. Pendirian yang kuat adalah tanda awal kamu serius dengan suatu keinginan.

Melawan perkataan orang lain dengan perdebatan barangkali memang tidak diperlukan. Namun yang terpenting, kamu tetap berpegang pada keinginan yang kamu yakini kegunaannya dalam kehidupanmu.

2. Nyaman dalam penundaan

5 Bukti Lemahnya Kesungguhanmu dalam Memperjuangkan Keinginanilustrasi perempuan tidur (pexels.com/Anna Tarazevich)

Kalau kamu serius dengan keinginanmu, penundaan sebentar saja pasti telah membuatmu gelisah. Kamu ingin secepatnya mewujudkan keinginan tersebut. Walau kamu juga tahu perihal adanya proses, minimal kamu tak tahan lagi untuk segera memulainya. Akan tetapi, dorongan buat bergegas seperti ini tidak kamu rasakan.

Kamu malah asyik-asyik saja tuh, berkali-kali menunda rencana-rencana terkait keinginanmu. Tak ada rasa bersalah dan kerinduan untuk menyaksikan terwujudnya keinginanmu. Ini berarti, itu memang bukan sesuatu yang penting bagimu.

3. Ucapan dan tindakan yang tidak selaras

5 Bukti Lemahnya Kesungguhanmu dalam Memperjuangkan Keinginanilustrasi setengah hati (pexels.com/Ron Lach)
dm-player

Menikmati penundaan seperti dalam poin sebelumnya barulah satu contoh ketidakselarasan antara ucapanmu, yang konon menginginkan sesuatu dengan perbuatanmu. Contoh lain, kamu berkata ingin menjadi penulis, tetapi malah selalu mengantuk saat harus membaca.

Akibatnya, kamu menolak nasihat untuk terlebih dahulu menjadi pembaca yang rajin. Padahal, bukankah tidak mungkin menulis tanpa membaca? Bahkan untuk mengedit tulisan sendiri pun sudah pasti kamu wajib membacanya beberapa kali.

Baca Juga: 5 Tips Mengelola Keinginan dan Kebutuhan Sehari-hari, Harus Bisa!

4. Membesar-besarkan kegagalan dan usaha yang telah dilakukan

5 Bukti Lemahnya Kesungguhanmu dalam Memperjuangkan Keinginanilustrasi perasaan gagal (pexels.com/Anna Tarazevich)

Baru gagal satu atau dua kali, tetapi ceritamu sudah seperti kalah 1000 kali. Belum lagi keluhan yang seakan-akan kamu telah mengerahkan kemampuan terbaikmu. Kamu jadi terdengar seperti sedang menyesali usahamu.

Bahkan seandainya kamu sudah bersungguh-sungguh dan gagal, kuatnya keinginan akan sesuatu seharusnya menahan lidahmu dari kekesalan yang berlebihan. Kamu pasti siap buat kembali mencoba dan makin memaksimalkan kemampuanmu.

Sebab apabila kamu suka membesar-besarkan kegagalan serta usaha yang telah dilakukan, ending-nya dapat ditebak. Ini cuma bakal menjadi pembenaran untuk melupakan keinginanmu.

5. Merasa cukup dengan satu atau dua kali usaha saja

5 Bukti Lemahnya Kesungguhanmu dalam Memperjuangkan Keinginanilustrasi pria kecewa (pexels.com/Tiger Lily)

Kamu barangkali tidak heboh dalam menceritakan betapa menyedihkannya kegagalan yang dialami. Perasaanmu justru sepertinya enteng sekali. Satu atau dua kali mencoba dan hasilnya tak sesuai dengan harapan, ya sudah. Kamu langsung mengakhirinya.

Kamu mungkin akan mencoba mengejar keinginan yang lain. Namun apa pun alasannya, tiadanya hasrat untuk memperpanjang perjuangan adalah tanda tak terbantahkan bahwa sesuatu yang diperjuangkan tak cukup berharga buatmu.

Adanya kelima tanda di atas dalam dirimu sudah bukti kuat kalau kamu memang kurang bersungguh-sungguh dengan keinginanmu. Pertanyaannya, apakah ini selalu salah? Tidak juga, karena boleh jadi kamu memang masih perlu mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi keinginanmu. Mungkin munculnya keinginanmu yang sekarang lebih disebabkan oleh kamu meniru keinginan orang lain saja. Coba direnungkan, ya!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya