Gak Instan, 5 Proses yang akan Dilewati Menuju Pribadi Lebih Matang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk menjadi pribadi yang matang gak hanya mengandalkan pertambahan umur. Secara usia, seseorang bisa saja sudah tergolong dewasa bahkan tua. Namun belum tentu cara berpikir dan sikapnya menunjukkan kematangan.
Kamu harus belajar dan mengalami banyak hal yang tak enak untuk dapat meninggalkan pola pikir kekanak-kanakan. Secara umum, inilah hal-hal yang bakal kamu alami dalam prosesmu menjadi sosok yang matang.
1. Dulu inginnya juga mengeluh terus, sampai kamu mengalami penolakan dan merasa jera
Saat itu, kamu gak bisa menahan sedikit saja rasa tidak enak terkait apa pun. Ini sebenarnya bentuk dari ketidaksabaranmu menghadapi realita hidup. Kamu inginnya serba cepat dan selalu sesuai dengan keinginanmu.
Maka setiap hal yang berlangsung lebih lambat dan berbeda dari harapanmu akan seketika kamu keluhkan. Hingga orang-orang yang biasa mendengarkanmu gak lagi memiliki waktu dan kesabaran.
Mereka menegur kebiasaanmu mengeluh, bahkan mungkin dengan ucapan yang sangat menyakitkan hati. Kamu jadi merasa kapok dan berusaha untuk menahan keluhan.
2. Sering kamu merasa lelah dengan ujian hidup, tetapi pulih seiring waktu
Setiap orang tentu mengalami ujian hidup. Namun cobaan hidup sebagian orang terasa lebih berat dan menguji mental. Kamu termasuk yang mengalaminya.
Awalnya sudah pasti gak mudah untukmu. Makin berat ujiannya, makin kamu merasa lelah dan gak yakin akan bisa mengatasinya. Akan tetapi seiring waktu, kamu menjadi terbiasa.
Kamu sudah membuktikan sendiri bahwa hidup gak pernah sekejam yang kamu khawatirkan. Apa pun ujian hidup yang mendera, pada akhirnya akan terlewati juga. Kamu hanya perlu bersabar.
3. Sadar gak ada lagi tempat bergantung, kamu belajar menenangkan diri setiap ada masalah
Gak selamanya kamu akan punya tempat bersandar ketika ada masalah. Keluargamu mungkin jauh atau dekat, tetapi tidak peduli.
Editor’s picks
Kalaupun peduli, kamu yang gak tega untuk membuat mereka kepikiran. Oleh sebab itu, kamu belajar untuk menenangkan diri setiap ada masalah.
Berbagai sugesti positif kamu tanamkan dalam benakmu seperti, "jangan terlalu khawatir, masalahnya pasti gak serumit yang kupikirkan. Solusinya akan terlihat saat aku telah lebih tenang."
Baca Juga: 6 Perkara yang Tidak Pernah Dilakukan oleh Pribadi Mandiri dan Kuat
4. Kamu juga belajar menanggalkan gengsi demi bisa menjalani hidup apa adanya
Salah satu masalah yang paling jamak dihadapi orang yang beranjak dewasa ialah soal hidup mandiri secara finansial. Gak peduli sebesar apa gengsimu, pada akhirnya kamu sadar gak bisa terus melibatkannya dalam hidup.
Gengsi adalah penyulit terbesar dalam hidupmu. Kamu bisa menjadi boros atau bahkan melewatkan banyak kesempatan bagus untuk masa depanmu hanya karena merasa gengsi.
Jika begini terus, hidupmu gak akan maju. Maka tanpa diminta oleh siapa pun, kamu mulai menanggalkan gengsi itu dan menjalani hidup dengan lebih masuk akal, sesuai dengan kondisimu saja.
5. Akhirnya kamu terbentuk menjadi pribadi yang tenang dan berpikiran jauh ke depan
Setelah kamu gak lagi merepotkan orang lain hanya ketika lagi ada masalah, lalu kamu mampu menahan keluhan, serta berhasil menanggalkan gengsi demi prioritas di masa depan, selamat datang dengan jiwa kamu yang baru!
Kamu gak lagi gampang panik apa pun yang terjadi. Kamu dapat mengendalikan kecemasanmu sehingga pemecahan atas masalah apa pun lebih mudah kamu temukan.
Sebelum membuat berbagai keputusan atau menyikapi sesuatu, kamu juga mempertimbangkan dampaknya hingga jauh ke depan. Kamu sanggup menahan diri dari kesenangan hari ini, demi masa depan yang lebih baik.
Nah, kira-kira kamu sudah menjadi pribadi yang matang atau malah masih setengah matang, nih? Semoga kamu bisa melewati hari-hari dengan tenang dan damai, ya.
Baca Juga: Dalam Memandang Cinta, 7 Perbedaan Perempuan Dewasa Vs Belum Dewasa
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.