7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?

Dapat menyelesaikan atau memperburuk masalah

Kekecewaan sebaiknya diungkapkan untuk membuat perasaan kita lebih baik, orang lain tidak keliru memahaminya, serta ada solusi atas masalah yang menyebabkannya. Namun, beberapa orang lebih suka berdiam diri serta menyembunyikan kekecewaannya. Reaksi begini dapat selalu atau hanya kadang-kadang dilakukan tergantung dari situasi yang dihadapinya.

Baik atau buruknya sikap tersebut ditentukan oleh alasan dan tindak lanjutnya. Boleh jadi menahan dulu rasa kecewa memang lebih tepat dalam kondisi tertentu. Baik kamu sedang merasa dikecewakan atau waswas telah tanpa sengaja mengecewakan seseorang, mari cari tahu tujuh sebab orang hanya diam ketika merasa kecewa.

1. Menahan amarah

7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?ilustrasi kemarahan (pexels.com/Gustavo Fring)

Perasaan kecewa sering kali tak berdiri sendiri. Bersama dengan rasa itu juga bisa ada kemarahan yang bila seseorang tidak mengendalikannya pasti akan meledak dengan hebatnya. Maka diamnya ia merupakan cara buat menahan diri dari meluapkan emosi secara tidak bijaksana.

Dia mengerti bahwa pada akhirnya ia mungkin tetap harus mengemukakan rasa kecewa itu. Namun, tunggu kemarahannya reda dulu. Dia gak mau situasi makin keruh gara-gara terburu-buru berbicara dengan nada tinggi dan setiap kata keluar tanpa dipikirkan terlebih dahulu. 

Kemarahan seperti itu berpotensi menimbulkan beragam permasalahan baru. Nanti kalau emosinya sudah berkurang dan dia yakin dapat berbicara dengan tenang, ia pasti akan melakukannya. Harapannya, orang lain tidak ikut emosi dan justru memahaminya dengan lebih baik.

2. Tak mau tergesa-gesa menyalahkan orang lain

7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?ilustrasi seorang pria (pexels.com/PNW Production)

Setiap rasa kecewa tentu ada penyebabnya dan sebagian besar bersinggungan dengan orang lain. Kita memiliki urusan dengannya kemudian orang itu tidak menepati hal-hal yang dijanjikannya. Maka dalam keadaan kita kecewa berat, biasanya kita ingin menyalahkan orang lain.

Kenyataannya, belum tentu orang lain yang bersalah. Bisa saja kita yang menciptakan kekecewaan sendiri, misalnya dengan berekspektasi kelewat tinggi. Kita juga menolak saat orang lain menjelaskan bahwa harapan tersebut tidak mungkin dipenuhi. Orang yang berdiam diri dalam kekecewaannya mungkin sedang berintrospeksi.

3. Merasa bicara apa pun akan percuma

7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?ilustrasi pasangan (pexels.com/Polina Zimmerman)

Dahulu seseorang mungkin terbuka sekali tentang kekecewaan yang dialaminya. Namun, sikap terbukanya tidak mendapatkan respons yang positif dari orang yang sama. Contohnya, kekecewaan seseorang terhadap pasangannya. Di banyak waktu dia telah mengungkapkan rasa kecewanya berikut penyebabnya.

Akan tetapi, pasangannya tak menanggapinya dengan serius bahkan sibuk menyalahkannya. Ini bikin ia enggan kembali berpanjang lebar menjelaskan perasaannya karena paling-paling reaksi pasangannya sama atau bahkan lebih buruk dari sebelum-sebelumnya. Pasangannya dinilai tidak akan pernah mampu memahami perasaannya apalagi berupaya menyembuhkan kekecewaannya.

Baca Juga: 5 Cara Gak Menyalahkan Diri ketika Mengalami Rasa Kecewa

4. Cukup menjauhi sumber kekecewaan

7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?ilustrasi kekecewaan (pexels.com/Charith Kodagoda)

Beberapa orang merasa tidak perlu meluruskan persoalan terkait rasa kecewanya. Mereka dengan cepat hanya tidak ingin berlama-lama merasa buruk apalagi dikecewakan kembali oleh orang atau hal yang sama. Tindakannya ketika merasa kecewa adalah secepatnya pergi menjauhi sumber kekecewaan.

Satu sisi, reaksinya memang tidak menimbulkan kegemparan. Berbeda dengan bila ia mengeluarkan seluruh unek-uneknya yang mungkin saja berujung pertengkaran. Namun di sisi lain, orang yang terakhir berurusan dengannya akan merasa bingung saat ia tiba-tiba menjauhinya. 

Belum tentu orang tersebut menyadari kesalahannya. Pun individu yang suka mendadak kabur dari sumber kekecewaan lama-lama bisa menjauh dari semua orang. Bukankah saling mengecewakan dalam hidup kerap tak terelakkan mengingat adanya perbedaan pandangan, harapan, dan kemampuan?

5. Khawatir bersuara malah dicela

7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?ilustrasi kekecewaan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menyuarakan kekecewaan memang tidak selalu berjalan mulus. Kita berharap orang lain bersimpati dan membantu mencari solusi, tetapi boleh jadi kita malah dicela. Misalnya, ketika kita mengungkapkan kekecewaan akan nilai ujian yang diperoleh.

Berharap hiburan, kita justru disebut kurang belajar, tidak serius dalam menempuh studi, besok mau jadi apa, dan sebagainya. Orang lain belum tentu satu pandangan dengan kita tentang peristiwa yang membuat kita kecewa. Padahal, dicela saat kecewa bikin suasana hati makin tak keruan. Orang yang tidak siap dengan kemungkinan tersebut memilih menyimpan kekecewaannya bahkan bersikap seakan-akan merasa puas.

6. Berharap kesadaran dan tindakan dari orang yang mengecewakannya

7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Seseorang dalam posisi menunggu orang lain bereaksi terlebih dahulu. Biasanya, ia hanya memberikan isyarat ingin ditanya seperti murung sepanjang waktu dan mengambek. Kalau orang yang membuatnya kecewa peka kemudian mendekatinya, dia gembira.

Apalagi bila orang itu langsung menyadari kesalahannya dan meminta maaf, rasa kecewanya dapat seketika lenyap. Hanya saja, sikap begini juga tak jarang menimbulkan kekecewaan yang lebih besar. Jika orang lain tetap bersikap masa bodoh, perasaannya bakal kian buruk.

Dia juga dapat membuat lelah seseorang yang harus selalu terlebih dahulu mendekatinya. Apalagi belum tentu semua ini salahnya. Ia yang dahulu bergegas membujuknya untuk bicara barangkali kian lama kian acuh tak acuh.

7. Caranya menghukum orang lain

7 Alasan Orang yang Kecewa Memilih Diam, Tak Bisa Memaafkan?ilustrasi pasangan (pexels.com/Keira Burton)

Didiamkan oleh seseorang yang cukup dekat dengan kita akan sangat tidak mengenakkan. Inilah yang sengaja dilakukan beberapa orang yang selalu gak mau langsung membicarakan kekecewaannya. Mereka ingin membuat orang lain bingung bahkan kehilangan konsentrasi akan hal-hal lain karena terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

Sikap diamnya memang terkesan pasif, tetapi sebetulnya lebih menyiksa mental orang-orang di sekitarnya. Tak ada pembicaraan berarti serupa dua orang yang bermusuhan dan gak ada jalan keluar. Hanya lantaran terteror secara psikis, orang lain bisa sampai kehilangan ketenangan hidup dan merasa sangat bersalah untuk sesuatu yang remeh bahkan belum jelas.

Diam ketika merasa kecewa baik apabila dimaksudkan untuk berintrospeksi dan menghindari situasi makin buruk. Di luar itu, kekecewaan perlu dikomunikasikan biar diri sendiri merasa lega dan orang yang menyebabkannya terhindar dari mengulang-ulang kesalahan. Setiap orang pasti pernah kecewa, tetapi memendam semua kekecewaan cuma bikin kita stres dan membenci teman, saudara, bahkan pasangan. 

Baca Juga: 7 Tips Efektif untuk Mengelola Kekecewaan, Hadapi dengan Bijak

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya