5 Akibat Buruk Melampiaskan Kemarahan dengan Merusak Benda

Harus belajar membicarakan emosi secara sehat

Kemarahan yang dipendam terus-menerus memang buruk untuk diri. Kamu bisa mengalami tekanan psikis yang kuat, mengalami psikosomatik, dan sewaktu-waktu dapat saja terjadi ledakan emosi yang luar biasa. Energi dari kemarahan itu perlu dikeluarkan secara bertahap, sedikit demi sedikit. 

Tapi bukan dengan merusak barang-barang, ya. Bahkan meski benda yang disasar milikmu sendiri, seperti membanting smartphone dan melempar gelas atau piring. Walau kamu merasa sangat puas setelah menghancurkan atau minimal membantingnya, cara ini tidak bijaksana dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Justru sekarang dirimu harus menjauhi berbagai benda apabila sedang emosi. Mungkin ada baiknya kamu berada di ruangan yang kosong sampai emosimu terkendali dan tak ada lagi keinginan untuk merusak apa pun. Di bawah ini lima dampak buruk dari melampiaskan kemarahan dengan merusak benda yang malah merugikanmu dari berbagai sisi.

1. Bikin boros

5 Akibat Buruk Melampiaskan Kemarahan dengan Merusak Bendailustrasi smartphone rusak (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Ketika kemarahanmu sudah sampai ubun-ubun, tak mungkin kamu sempat pergi dulu ke gudang dan mencari benda yang betul-betul tidak lagi terpakai untuk dihancurkan. Justru barang apa saja yang ada di sekitarmu otomatis menjadi sasaran. Artinya, benda itu masih digunakan setiap hari. 

Kondisinya yang menjadi rusak atau pecah menuntutmu buat mencari penggantinya. Seperti bila dirimu melemparkan smartphone kuat-kuat sampai menghantam lantai atau dinding. Kalau HP itu mati dan gak bisa dipakai lagi, kamu mesti membeli gadget baru atau komunikasimu dengan semua orang menjadi terganggu.

Bayangkan jika sedikit-sedikit ada benda di rumah yang menjadi tak dapat lagi digunakan karena seringnya kamu mengamuk. Berapa uang yang akan dikeluarkan hanya untuk membeli benda yang sama? Bahkan sekadar mereparasinya pun perlu ongkos serta setelah jadi tetap tidak berfungsi sama seperti ketika belum menjadi pelampiasan kemarahanmu. Belajarlah mengekspresikan kemarahan tanpa bikin pengeluaranmu membengkak.

Baca Juga: 7 Tips Hidup Lebih Santai dan Happy dengan Aktivitas Sehari-hari

2. Kecenderungan merusak barang yang lebih besar dan berharga

5 Akibat Buruk Melampiaskan Kemarahan dengan Merusak Bendailustrasi merusak mobil (pexels.com/cottonbro studio)

Ada hal yang mesti diwaspadai terkait kesukaanmu mengeluarkan energi kemarahan dengan cara merusak benda-benda. Yaitu, lama-kelamaan kamu tidak akan puas cuma merusak barang yang kecil. Apalagi saat penyebab emosimu juga masalah yang lebih berat.

Niscaya amukanmu bakal jauh lebih hebat. Kalau dulu dirimu sudah puas dengan membanting sebuah gelas, sekarang piring-piring di meja ikut dihancurkan. Ke depan, kamu mungkin saja merusak kaca jendela atau mobil hanya demi melegakan perasaan yang dikuasai emosi. Ini berarti, dirimu juga bakal tombok lebih banyak.

Makin besar benda yang dirusak, bahaya yang bisa timbul juga di luar dugaan. Apabila kamu menghancurkan kaca jendela misalnya, diperlukan pukulan yang amat keras. Serpihan kaca yang tajam sangat mungkin justru mengenai bola matamu. Bukan cuma uang yang melayang, duniamu pun dapat seketika gelap. 

3. Suaranya terdengar oleh tetangga

5 Akibat Buruk Melampiaskan Kemarahan dengan Merusak Bendailustrasi marah (pexels.com/Nicola Barts)

Perusakan barang-barang tentu menimbulkan suara. Makin besar benda yang dijadikan pelampiasan emosi, makin kencang juga suaranya. Walaupun semua pintu dan jendela rumahmu dalam keadaan tertutup, tetangga kanan kiri akan tetap mendengarnya.

Kamu yang emosional gak bisa selalu beralasan tidak sengaja menjatuhkan piring atau gelas. Terlebih sebelum mulai merusak benda, dirimu sudah marah-marah atau terlibat cekcok. Memangnya kamu gak malu dicap sebagai orang dewasa yang tidak mampu mengendalikan diri?

Dinding-dinding rumahmu memang diam, tetapi segala suara yang sampai ke telinga tetangga pada akhirnya juga bakal menyebar ke lebih banyak orang. Kamu akan menjadi bahan pergunjingan. Lagi pula, keributan yang kerap timbul dari rumahmu telah mengejutkan serta mengganggu mereka. Belajarlah menjadi warga yang baik dengan tak membuat kegaduhan meski di dalam rumah sendiri.

4. Tak jarang barang orang lain pun menjadi sasaran

5 Akibat Buruk Melampiaskan Kemarahan dengan Merusak Bendailustrasi komputer rusak (pexels.com/Marcelo Chagas)

Marah sampai merusak barang menunjukkan bahwa kamu telah gelap mata. Dirimu sudah tidak bisa berpikir jernih dan membedakan antara siapa atau apa yang perlu dimarahi. Merusak benda-benda telah menjadi refleksmu. Maka kamu juga gak akan sempat memikirkan barang milik siapa yang dipegang atau dihancurkan.

Bila kebetulan benda yang terdekat denganmu milik teman atau saudara, kamu pun tanpa ragu membanting atau menghantamnya dengan benda keras sampai rusak parah. Nanti akal sehatmu baru perlahan-lahan kembali setelah dirimu merasa capek dan kemarahan mulai menurun. Kamu sadar bahwa benda itu punya orang. 

Seandainya pun dirimu mampu menggantinya, tindakanmu yang di luar kendali begini pasti membuat pemilik barang emosi. Bahkan bila kamu menggantinya dengan benda serupa yang lebih mahal, bukan berarti ia akan senang. Dirimu telanjur mempertontonkan sikap yang sama sekali tak menghargai kepemilikan barang. Bukan cuma benda itu yang rusak, melainkan juga hubungan kalian. Kamu pun dijauhi oleh banyak orang yang ngeri kapan-kapan gantian barang mereka yang menjadi target.

5. Tidak menyelesaikan masalah

5 Akibat Buruk Melampiaskan Kemarahan dengan Merusak Bendailustrasi memukul bata (pexels.com/Alexa Popovich)

Mengekspresikan kemarahan secara tidak tepat menjauhkanmu dari solusi yang seharusnya diambil. Kamu cuma membuang-buang waktu, tenaga, serta uang buat merusak benda-benda lalu memperbaiki atau membeli gantinya. Akan tetapi, masalah yang membuatmu kesal sama sekali belum ada pemecahannya.

Padahal jika suatu persoalan tidak segera diatasi, dirimu cuma bakal marah lagi. Bahkan mungkin kemarahanmu lebih hebat dari sebelumnya karena meningkatnya rasa frustrasi. Masa kamu akan kembali mengamuk dengan merusak benda-benda di sekitarmu? 

Jika itu yang dilakukan, sampai habis seluruh perabot di rumah pun perkaranya tetap tidak hilang. Dirimu perlu belajar mengatasi sumber masalahnya, bukan cuma sibuk menyalurkan kemarahan secara membabi buta. Tenangkan dirimu biar bisa berpikir dengan jernih dan gak cuma memperturutkan emosi.

Marah yang sehat mestinya tidak mengorbankan apa pun baik benda-benda maupun hubungan dengan orang lain. Rasa jengkel dapat dikeluarkan dengan mengakui perasaanmu. Cukup katakan bahwa kamu merasa marah karena sesuatu.

Tidak perlu fisikmu bereaksi secara berlebihan hingga melampiaskan kemarahan dengan merusak benda. Kamu dapat duduk dan mengepalkan telapak tangan untuk menahan kemarahan serta keinginan merusak berbagai barang. Jika bisa berbaring akan lebih baik karena dirimu menjadi makin kesulitan untuk melakukan perusakan dengan posisi ini. 

Baca Juga: 5 Alasan Menahan Amarah dalam Waktu Lama Tidak Baik bagi Kesehatanmu

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya