5 Sebab Kamu Sering Menyalahkan yang Benar dan Membenarkan Salah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak sedikit orang yang menilai kamu kurang bisa bersikap objektif dalam memandang segala hal. Kamu kerap menyalahkan seseorang atau sesuatu yang benar dan malah membenarkan perilaku atau sesuatu yang tidak semestinya.
Bagus kalau kamu merasa terganggu dengan penilaian tersebut. Kamu sedang dalam proses menuju introspeksi yang penting untuk perbaikan diri. Waktunya melihat ke dalam diri dan akui saja apabila kamu sering melakukannya karena lima sebab berikut ini.
1. Tidak tahu duduk masalahnya
Ketika kamu tidak tahu tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi, sikap yang paling tepat ialah mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dari sumber-sumber tepercaya. Namun, kamu melewati tahapan ini dan langsung memvonis benar atau salah.
Hanya keberuntungan yang bisa membuat vonismu tepat. Kemungkinan terbesarnya kamu keliru menilai dan itu dapat merugikan orang lain atau membawamu ke kesalahan berikutnya dalam pembuatan keputusan. Berhati-hatilah.
2. Tak punya prinsip yang kuat
Kuat dalam memegang prinsip memang tidak boleh sampai membuatmu melihat dunia sebagai sesuatu yang hitam atau putih. Kamu tetap harus melihat konteks serta situasi ketika perbuatan atau peristiwa terjadi. Ini melahirkan sikap bijaksana.
Namun, kalau kamu bahkan tidak yakin soal prinsip apa yang seharusnya kamu pegang, repot jadinya. Kamu pasti mudah sekali dipengaruhi oleh orang lain. Apa-apa yang menurutnya benar atau salah, akhirnya juga kamu setujui.
Baca Juga: 5 Tanda Tersembunyi Bahwa Kamu adalah Orang yang Gampang Dipengaruhi
3. Cari aman dengan mengikuti pendapat mayoritas saja
Editor’s picks
Tak seperti poin sebelumnya di mana kamu telah terpengaruh oleh pendapat orang lain, kali ini kamu sebetulnya tidak sependapat dengan mereka. Masalahnya, kamu sadar sudah kalah jumlah sehingga berenang melawan arus barangkali cuma membahayakan diri.
Saat kamu tak cukup berani menghadapi konsekuensi dari menyatakan pendapatmu yang asli, kamu akan pilih mengekor saja. Dalam hati, kamu mengagumi segelintir orang yang berani menyatakan kebenaran dan berharap suatu ketika bisa menjadi bagian dari mereka.
4. Kamu atau orang terdekatmu ada di pihak yang salah
Kamu terjebak dalam konflik kepentingan. Sebab kamu yang melakukan kesalahan maka kamu berusaha untuk melindungi diri. Begitu pula seandainya orang terdekatmu yang melakukannya.
Rasa tidak tega dapat mendorongmu membenarkan perilakunya yang keliru. Sesuatu yang tak akan kamu lakukan bila pelakunya orang lain yang tidak dikenal. Sikap seperti ini hanya memperjelas subjektivitasmu, kan?
5. Mendapati sesuatu yang salah telanjur membudaya
Kamu menyerah dan pasrah dengan apa yang terjadi di sekitarmu. Pendapatmu perihal sesuatu tidak berubah, tetapi kamu tidak mampu melakukan apa pun untuk memperbaiki kekeliruan yang telanjur mengakar.
Persis seperti tanaman. Selama ukurannya masih kecil, mudah saja buat kamu mencabutnya dan menggantinya dengan bibit tanaman lain. Namun, jika sudah menjelma pohon besar, menggoyangkan batangnya saja kamu tak mampu apalagi mencabutnya.
Biasa menyalahkan yang benar serta membenarkan yang salah tentu sikap yang buruk. Kamu perlu meningkatkan nyali dan pengetahuan akan duduk perkara sesuatu supaya lebih tepat dalam bersikap.
Baca Juga: 5 Bukti Kamu Tipe Cari Aman dalam Hubungan, Malah Jadi Bahaya, lho
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.