5 Tanda Pengeluaran untuk Senang-Senang Berlebihan, Sengsara Kemudian

Rasa senangnya cuma bertahan sebentar

Tidak semua kesenangan diperoleh dengan uang. Bahkan rasa syukur dan perasaan cukup atas rezeki yang didapatkan pun seharusnya sudah membuatmu senang. Akan tetapi, kalaupun kamu hendak menebus sejumlah kesenangan dengan uang, pastikan biayanya gak terlalu besar.

Dirimu harus sadar batas kemampuan diri sehingga tidak diperbudak oleh kesenangan yang semu. Sebelum caramu bersenang-senang melampaui kemampuan finansialmu, segaralah mengeremnya. Sekali dirimu melampauinya, biasanya ini akan terus terulang.

Berapa pun uang yang dimiliki menjadi terasa kurang dan tidak sebanding dengan kesenangan yang diharapkan. Masih belum tahu apakah pengeluaran untuk mengejar senang-senang sudah berlebihan atau terbilang wajar? Segera ambil tindakan buat mengerem kesenangan kalau tanda-tanda berikut mulai terasa.

1. Habis senang-senang malah sedih

5 Tanda Pengeluaran untuk Senang-Senang Berlebihan, Sengsara Kemudianilustrasi pria murung (pexels.com/Mike Greer)

Hatimu gak pernah berbohong. Rasa sedih yang segera menggantikan rasa senang menunjukkan ada yang keliru dari caramu mencari kebahagiaan. Salah satunya, mungkin terkait besarnya uang yang telah dikeluarkan. 

Meski seusai bersenang-senang, dirimu masih punya uang. Kamu sadar bahwa mengeluarkan dana sebesar itu tidaklah bijak. Setiap lembar uangmu diperoleh dengan kerja keras. Mestinya kamu mampu mengendapkan sebagiannya.

Akan tetapi, dorongan untuk mencari kesenangan bikin pengeluaranmu tidak terkendali. Sekarang kamu diliputi rasa sesal. Dirimu berandai-andai mampu menarik kembali semua uang yang sudah dikeluarkan.

2. Bisa senang-senang, tapi kebutuhan yang lebih utama terbengkalai

5 Tanda Pengeluaran untuk Senang-Senang Berlebihan, Sengsara Kemudianilustrasi banyak pikiran (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau untuk urusan berpesta, belanja, berlibur, dan kesenangan-kesenangan lainnya dirimu nomor satu. Orang yang tidak tahu kehidupanmu yang asli barangkali sampai mengira dirimu kaya sekali. Padahal, sesungguhnya ada kekacauan bahkan penderitaan di balik semua kesenangan itu.

Kamu bisa membayar berbagai biaya liburan, tetapi biaya sewa atau indekosmu saja sudah menunggak beberapa bulan. Setiap hari kamu bahkan mengonsumsi makanan yang kurang bergizi agar uangnya bisa dipakai bersenang-senang. Pertanyaannya, kesenangan seperti apa sih, yang paling hakiki dalam hidupmu?

Kebutuhan-kebutuhan yang terbengkalai itu akan menjadi sumber penderitaan. Seharusnya kebutuhan dasar dipenuhi dengan baik dulu, baru kamu mengalokasikan dana untuk sedikit bersenang-senang. Bila dibalik atau kesenangan dinomorsatukan, pasti hidupmu aslinya tidak bahagia sebesar apa pun uang yang telah dibelanjakan.

Baca Juga: Alih-alih Self Reward, 7 Kebiasaan ini Ternyata Malah Bikin Boros Loh!

3. Penghasilan besar, tetapi gak pernah bisa menabung

5 Tanda Pengeluaran untuk Senang-Senang Berlebihan, Sengsara Kemudianilustrasi banyak uang (pexels.com/WoodysMedia)
dm-player

Pendapatanmu per bulannya sudah di atas rata-rata. Namun, dalam urusan menabung dirimu malah payah. Berarti ada ketidaksesuaian di sini karena dengan penghasilan sebesar itu, seharusnya menabung menjadi makin mudah.

Logikanya, simpananmu lebih besar daripada orang-orang yang penghasilannya di bawahmu. Terlebih kalau kamu masih single, pemasukan itu gak perlu dibagi-bagi untuk memenuhi kebutuhan seluruh orang yang menjadi tanggunganmu. Jadi, ke mana perginya uangmu?

Paling mungkin anggaran playing-mu telah tak terkendali. Baik penghasilan sedikit maupun banyak menjadi tidak ada bedanya karena tabunganmu tetap saja tipis dan bikin miris. Kamu sampai gak punya dana darurat dan bingung setiap ditanya soal rencana di masa depan yang memerlukan biaya tinggi, seperti membeli rumah.

4. Rela berutang demi bersenang-senang

5 Tanda Pengeluaran untuk Senang-Senang Berlebihan, Sengsara Kemudianilustrasi berbelanja (pexels.com/Tessy Agbonome)

Semua orang perlu bersenang-senang untuk menghilangkan kepenatan dan mengisi ulang energi. Namun, pastikan uang yang dibelanjakan buat mencari kesenangan tidak bersumber dari pinjaman. Alasannya, kehidupan yang bahagia sesungguhnya ialah kehidupan yang bebas utang.

Bila dirimu mengejar kesenangan berbekal utang, wajar rasa senang yang diperoleh tak bertahan lama. Setelah bersenang-senang, kamu dikejar-kejar keharusan untuk mengembalikan pinjaman. Nanti dirimu stres, merasa perlu bersenang-senang lagi, serta kembali mencari pinjaman uang.

Kalau bisa, bersenang-senanglah tanpa mengeluarkan uang. Andai pun membutuhkan dana, jangan melebihi kemampuanmu sehingga kamu tidak perlu meminjam dari siapa pun. Jangan sampai kesenangannya telah berlalu, jejak utangmu masih panjang dan menunggu dibereskan.

5. Tidak ada kawan yang tulus padamu

5 Tanda Pengeluaran untuk Senang-Senang Berlebihan, Sengsara Kemudianilustrasi empat pria (pexels.com/addy bronzzz)

Apa hubungan antara mengeluarkan terlalu banyak uang demi kesenangan dengan teman-teman yang palsu atau fake friends? Ini sangat berkaitan karena sesungguhnya mereka mau berteman denganmu cuma karena kekayaan serta sikap royalmu.

Kian banyak uang yang dirimu keluarkan buat menebus kesenangan, kian sulit kamu menemukan kawan sejati. Orang yang tak peduli pada uangmu tidak akan menceburkan diri pada kesenangan serupa. Mereka berdiri di tepi, sedangkan kamu terjebak di tengah kawan-kawan yang palsu.

Selama kamu masih dapat mengeluarkan uang lebih banyak lagi, tentu dirimu tak merasakan hal ini sebagai masalah. Nanti begitu kocekmu mulai tipis dan satu per satu kawan menjauh, barulah kamu merasa dikhianati dan ditinggalkan. Seleksi atas pertemananmu dapat dimulai dari mengontrol uang yang dipakai buat mencari hiburan.

Ujaran bahwa uang selalu bisa dicari kadang berakibat kamu makin tidak bijaksana dalam menggunakannya. Padahal bila uang telanjur ludes, mengumpulkannya lagi juga bukan perkara mudah. Apalagi dengan sifatmu yang pemboros begitu dihadapkan pada berbagai godaan kesenangan.

Lebih berhati-hatilah dalam membelanjakan uangmu. Jangan biarkan kesenangan sesaat berubah menjadi penderitaan abadi karena kamu bangkrut. Pengeluaran untuk senang-senang berlebihan bukan jaminan dirimu akan lebih bahagia.

Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Malas Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran 

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya