5 Pengingat saat Terlibat Perebutan, Tak Semuanya Boleh Dilakukan

Hargai keputusan seseorang, dia bukan benda

Apa pun bisa menjadi rebutan antara kamu dengan orang lain. Misalnya, terkait kedudukan, harta, bahkan hati seseorang. Namun, tepatkah menjadikan segala sesuatu sebagai bahan perebutan?

Ternyata gak semua hal pas buat diperebutkan. Kalaupun kamu dan orang lain boleh memperebutkan sesuatu, mungkin ada cara lain yang lebih bijaksana guna mendapatkannya. Tujuannya untuk menghindari seringnya terjadi perselisihan antara dirimu dengan orang lain.

Berhati-hatilah ketika kamu terlibat perebutan dengan siapa pun dan tentang apa pun. Jangan terlalu mengedepankan egomu dan ada kalanya kamu perlu mengalah. Pikirkan lima hal ini sebelum perebutan sesuatu bertambah panas. 

1. Kenapa harus berebut jika kamu bisa mencarinya sendiri?

5 Pengingat saat Terlibat Perebutan, Tak Semuanya Boleh Dilakukanilustrasi dua pria (pexels.com/August de Richelieu)

Contohnya, tentang perebutan harta warisan dengan saudara. Tentu kamu boleh memperjuangkan hakmu. Akan tetapi bila sampai titik tertentu dirimu kelelahan, stres, dan perebutan ini begitu menyita waktumu; coba pikirkan kembali hal-hal berikut.

Apakah nilai harta yang diperebutkan sebanding dengan seluruh tenaga serta waktumu yang terkuras? Tidak bisakah kamu mencari harta sebesar itu melalui kerja kerasmu sendiri? Kalau nilainya tak seberapa, mending kamu berhenti meributkannya.

Meski terkesan kalah, sesungguhnya dirimu meraih banyak keuntungan dengan mundur dari perebutan itu. Kamu dapat lebih fokus bekerja dan menjalani hidupmu dengan hati bahagia. Tak perlu waktu yang terlalu lama, dirimu sudah mengumpulkan uang senilai dengan harta yang selama ini dijadikan bahan rebutan.

2. Hanya ada satu orang yang mendapatkan atau tidak semuanya

5 Pengingat saat Terlibat Perebutan, Tak Semuanya Boleh Dilakukanilustrasi dua pria (pexels.com/August de Richelieu)

Sesuatu yang diperebutkan jelas hanya satu, sedangkan orang yang menginginkannya minimal dua. Artinya, gak bisa semua orang mendapatkannya. Maka perebutan menjadi begitu sengit, terutama kalau peminatnya banyak.

Kamu harus siap dengan kemungkinan kalah dari lawanmu. Atau justru semua ini hanya berakhir dengan sama-sama tidak beruntung. Sebab ada kemungkinan tak seorang pun yang memperebutkannya akhirnya mampu memilikinya.

Mengingat potensi gak dapatnya lebih besar, sesungguhnya menghindari perebutan sesuatu yang kurang penting adalah sikap yang tepat. Kecuali, bila keberhasilan meraihnya berarti prestasi untukmu. Prestasi yang diakui oleh semua orang, bukan sekadar rasa bangga yang kekanak-kanakan karena kamu sukses mengalahkan seseorang.

Baca Juga: 5 Cara Mengetahui Teman Merebut Pasanganmu atau Tidak

3. Jangan berusaha merebut milik orang lain

dm-player
5 Pengingat saat Terlibat Perebutan, Tak Semuanya Boleh Dilakukanilustrasi dua pria (pexels.com/Kindel Media)

Ada aturan tidak tertulis yang harus tetap diperhatikan saat kamu hendak berebut sesuatu dengan orang lain. Pastikan dulu apakah sesuatu itu sudah menjadi miliknya atau belum. Perebutan harus tetap menghargai kepemilikan orang lain.

Secara etika, kamu cuma boleh memperebutkan sesuatu yang statusnya tidak jelas antara milikmu atau milik orang lain. Sementara itu, apa pun yang telah menjadi kepunyaan seseorang gak boleh diusik. Jangan sampai kamu menjadi pribadi yang rakus dengan berusaha menguasai setiap hal milik orang lain.

Upayamu mengambil milik mereka bakal berbuah perlawanan yang keras. Tidak ada orang yang rela melepaskan sesuatu yang dimilikinya pada orang yang berusaha merebutnya. Hubungan baikmu dengan semua orang akan hancur jika kamu gak mampu menghargai kepemilikan mereka.

4. Orang tidak untuk diperebutkan

5 Pengingat saat Terlibat Perebutan, Tak Semuanya Boleh Dilakukanilustrasi tiga orang (pexels.com/Ivan Samkov)

Benda dan gelar juara dapat diperebutkan. Akan tetapi, sesama manusia tidak boleh diperlakukan seperti barang yang bisa dimiliki siapa saja. Semua orang mempunyai kebebasan sekaligus kehendak dalam dirinya sama seperti dirimu.

Apa pun yang menjadi keputusannya nanti, kamu harus menghargainya dengan bersikap patuh. Sebagai contoh, ketika kamu mencintai seseorang yang juga dicintai oleh orang lain. Hindari berpikir dangkal dengan menganggap dia bakal menjadi milik salah satu dari kalian.

Ia berkuasa penuh atas dirinya. Kamu boleh berusaha mendekatinya dan memengaruhi perasaannya padamu. Namun, jangan memperlakukannya bak benda yang dapat sewaktu-waktu diambil dan disimpan untukmu seorang.

5. Berebut dengan cara yang sportif

5 Pengingat saat Terlibat Perebutan, Tak Semuanya Boleh Dilakukanilustrasi balap sepeda (pexels.com/RUN 4 FFWPU)

Apa pun yang tengah diperebutkan, jangan curang. Kecurangan hanya menunjukkan sikap memandang rendah pada diri sendiri. Seakan-akan bila tidak melakukannya, kamu tak akan berhasil mendapatkan sesuatu.

Padahal, kamu telah berbuat licik pun belum tentu dapat mengalahkan orang lain. Nanti kamu sudah gak dapat apa-apa, masih pula malu kalau kecuranganmu terkuak. Daripada bersikap curang, lebih baik meningkatkan kemampuan diri agar siap bersaing secara sehat.

Kalau kamu tidak berhati-hati ketika terlibat perebutan dengan orang lain, sifatmu yang semula baik bisa menjadi buruk. Persaingan membutakan mata hatimu. Nanti dalam berbagai situasi, kamu terbiasa melakukan kecurangan demi tercapainya keinginan.

Sama seperti perdebatan, perebutan pun sebaiknya dihindari. Kecuali, bila kamu mengikuti kompetisi yang memperebutkan gelar juara atau suatu pemilihan untuk memperebutkan suara pemilih. Jangan semua hal dijadikan bahan rebutan karena akan merusak hubungan dan mengganggu ketenteramanmu sendiri sehingga gak sebanding dengan nilainya.

Baca Juga: 5 Tips Merebut Hati Atasan Tanpa Jadi Penjilat, Bisa Dongkrak Kariermu

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya