5 Penyebab Kesukaan Menyalahkan Diri, Cara Introspeksi yang Keliru

Bukan lega dan jadi lebih baik, malah tertekan

Menyalahkan diri tidak lebih baik daripada menyalahkan orang lain. Ini hal mendasar untuk mencegahmu suka melakukannya, ketika menghadapi situasi-situasi yang tak sesuai dengan harapan. Makin sering kamu menyalahkan diri, makin kamu merasa rendah diri.

Bahkan, pada titik ekstrem kamu bisa membenci diri sendiri. Apakah masalahmu selesai dengan terus menyalahkan diri? Tentu tidak dan justru rasa gak nyamanmu meningkat.

Tak menyalahkan diri juga bukan berarti kamu selalu merasa paling benar. Sebab, senantiasa merasa benar sendiri tidak tepat dan memuakkan bagi orang lain. Namun, mengakui diri bersalah lain dengan memojokkan diri sampai tak berdaya.

Dari mana kebiasaan tersebut muncul? Berikut ulasannya, supaya kamu lebih termotivasi buat berhenti melakukannya.

1. Tidak berani meminta pertanggung jawaban orang lain

5 Penyebab Kesukaan Menyalahkan Diri, Cara Introspeksi yang Keliruilustrasi seorang perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Kesukaanmu menyalahkan diri dapat menjadi tanda dari kurangnya keberanianmu dalam menagih pertanggung jawaban orang lain. Dalam suatu kondisi, dia yang jelas-jelas bersalah dan mestinya menanggung konsekuensi atas kesalahan tersebut. Namun, orang itu tidak berlapang dada mengakui kesalahannya, apalagi berniat baik dengan bertanggung jawab.

Sementara itu, kamu yang seharusnya mengingatkan bahkan menagih pertanggung jawabannya, justru memakai energimu untuk menyerang diri. Kamu memindahkan tanggung jawab serta rasa bersalah atas sesuatu dari pundak seseorang ke pundak sendiri. Dengan gigih, kamu mencari-cari kesalahan diri hingga membesar-besarkannya.

Cara sepertt itu membuat interaksimu dengan siapa saja hanya berpotensi memperbesar rasa tertekanmu. Dalam setiap urusan bersama, kamu merasa terlalu bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang terjadi. Dirimu seperti pahlawan yang berusaha menyelamatkan semua orang dengan mengorbankan diri sendiri.

2. Biasa disalahkan oleh orang lain

5 Penyebab Kesukaan Menyalahkan Diri, Cara Introspeksi yang Keliruilustrasi seorang pria (pexels.com/Alireza Kaviani)

Jika kamu biasa disalahkan terutama sejak kecil dan oleh orang-orang terdekat, akibatnya dapat memengaruhi sifatmu saat ini. Semua anak panah yang selalu tertuju padamu apa pun peristiwanya membuatmu otomatis menyalahkan diri hingga dewasa. Kamu bahkan mudah overthinking, sehingga tanpa masalah nyata pun, dirimu merasa bersalah.

Kalau sekarang kamu sadar mengenai hal tersebut, mulailah membangun pertahanan diri dari tuduhan orang lain yang tanpa alasan kuat. Kamu harus bisa membela diri sendiri secara pantas bila memang gak bersalah. Jangan mau selalu disalahkan oleh orang lain.

Kamu juga mesti berhenti menyudutkan diri. Ingatkan diri mengenai porsimu dalam setiap kejadian. Hindari menghubungkan seluruh peristiwa yang tak mengenakkan dengan dirimu sebagai penyebabnya. Kamu bukan sumber dari segala masalah.

Baca Juga: 5 Alasan Berhenti Menyalahkan Diri saat Keadaan Gak Sesuai Keinginan

3. Berpikir menyalahkan diri memotivasi kamu jadi lebih baik

5 Penyebab Kesukaan Menyalahkan Diri, Cara Introspeksi yang Keliruilustrasi seorang perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik, tanpa hobi menyalahkan diri hingga merasa sengsara. Justru kesukaan menyalahkan diri dapat membuatmu kehilangan semangat buat memperbaiki diri. Rasanya, kesalahanmu terlalu banyak dan besar sehingga usaha apa pun bakal sia-sia.

Kamu merasa sebagai manusia yang tidak berguna bahkan cuma menimbulkan berbagai persoalan yang merugikan orang lain. Saat kesukaaanmu menyalahkan diri bertambah hebat, ini bisa mendorongmu melakukan tindakan bunuh diri. Pikiran gelapmu mengatakan, bahwa tiadanya kamu bakal bikin semua orang merasa lebih senang.

Jika kamu ingin menjadi pribadi yang lebih baik, awali dengan sikap yang penuh belas kasih pada diri. Sulit untuk meraih kebaikan bila dimulai dengan persepsi yang amat negatif terhadap diri. Termotivasi untuk menjadi lebih baik cuma memerlukan kesadaran bahwa hari ini kamu masih kurang dalam sejumlah hal, bukan hingga menyudutkan diri tanpa ampun.

4. Kurang menyadari adanya takdir sekeras apa pun usahamu

5 Penyebab Kesukaan Menyalahkan Diri, Cara Introspeksi yang Keliruilustrasi petugas medis (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ketika kamu menyalahkan diri, kamu seakan-akan lupa bahwa dalam hidup ini selalu ada takdir yang berlaku. Sama seperti manusia lain, kamu cuma bisa merencanakan serta mengusahakan sesuatu. Akan tetapi, takdir tetap dapat berbeda dari harapanmu.

Kamu harus siap dengan kemungkinan tersebut biar tidak sibuk menyalahkan diri. Seolah-olah usahamu selalu kurang padahal kamu juga telah melakukannya dengan cara-cara terbaik. Tanpa sadar, dirimu berpikir bahwa setiap usaha keras dapat menjungkirbalikkan takdir.

Berusahalah semaksimal mungkin sebelum sebuah ketetapan terjadi. Kalau takdir sudah bicara, terima dan tetaplah mengapresiasi diri atas kerja kerasmu sejauh ini. Jika kamu menyalahkan diri, takdir juga tak berubah.

Hal yang bisa kamu lakukan ialah kembali berusaha untuk memengaruhi takdirmu selanjutnya. Usaha-usahamu kali ini terpatahkan oleh takdir yang belum sesuai dengan harapan, tidak berarti gak ada lagi kesempatan buat hasil yang lebih baik di waktu mendatang. Usahakan takdirmu, tetapi terimalah jika sesuatu sudah terjadi.

5. Menyamakannya dengan berintrospeksi

5 Penyebab Kesukaan Menyalahkan Diri, Cara Introspeksi yang Keliruilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Berintrospeksi memang penting, tetapi jangan keliru dengan menyalahkan diri. Introspeksi berarti melihat ke dalam diri untuk menemukan kesalahanmu. Namun, cukup sampai di situ dan segera lakukan perbaikan diri termasuk meminta maaf pada orang lain yang dirugikan. Gak usah sibuk menyalahkan diri yang hanya memperlambat kamu dalam melakukan perbaikan.

Salah cara introspeksi malah tak efektif untuk memperbaiki keadaan. Dirimu cuma merasakan berbagai penyesalan dalam intensitas yang kuat. Tekanan pada diri bertambah dan persoalanmu tidak mendapatkan penanganan yang tepat. 

Dengan berintrospeksi secara benar, kamu akan menjadi pribadi yang kuat dan konsisten menunjukkan perbaikan diri. Namun, hobi menyalahkan diri membuatmu rentan. Kamu terjebak dalam rasa bersalah dan hanya sibuk berandai-andai dirimu mengambil tindakan yang berbeda di waktu lampau. Fokusmu bukan pada masa depan, melainkan masa lalu.

Kesukaan menyalahkan diri sebenarnya sama buruknya dengan asal menuduh orang lain. Keduanya sama-sama menghambat pertumbuhan diri. Apabila kamu gak bersalah, jangan menyalahkan diri demi menyelamatkan orang lain. Kalaupun kamu bersalah bukan berarti mesti memojokkan diri hingga merasa buruk sekali.

Baca Juga: 5 Cara Berdamai dengan Luka Batin, Berhenti Menyalahkan Diri

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya