6 Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri, Waspadai Adanya Provokasi!

#IDNTimesLife Lebih baik segera melaporkan pelaku ke polisi

Tindakan main hakim sendiri berarti mengadili orang lain tanpa memedulikan peraturan yang berlaku. Contoh perbuatan makin hakim sendiri ialah menghajar pencuri atau pelaku kejahatan lainnya. Namun, sasaran dari tindakan main hakim sendiri terkadang juga masalah-masalah pribadi.

Seperti penagih utang yang kehabisan kesabaran pada seseorang atau justru sebaliknya, orang yang berutang tidak terima terus ditagih. Atau, rasa cemburu dengan atau tanpa adanya bukti perselingkuhan. Tindakan melampiaskan kekesalan secara membabi buta sangat tercela.

Kita mesti menjauhkan diri dari setiap situasi yang dapat memicu sikap main hakim sendiri. Waspadai pula enam penyebab yang dapat mendorong orang bersikap brutal dan mengabaikan hukum yang berlaku. Semoga kita dapat mencegah diri maupun orang lain berbuat main hakim sendiri pada siapa pun.

1. Rendahnya kepercayaan pada aparat penegak hukum

6 Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri, Waspadai Adanya Provokasi!ilustrasi polisi (pexels.com/Kindel Media)

Rendahnya rasa percaya pada aparat penegak hukum membuat kita yakin tidak akan memperoleh keadilan kalau membawa suatu masalah pada mereka. Pemikiran begini dapat disebabkan oleh pengalaman pribadi saat dahulu melaporkan suatu peristiwa yang merugikan kita, tetapi kurang mendapatkan respons dan prosesnya berjalan lambat. Bisa pula sebetulnya kita belum pernah berurusan dengan aparat penegak hukum.

Namun, tak sedikit orang di sekitar kita yang memiliki pengalaman seperti itu. Kita lebih memercayai penuturan mereka daripada janji penegak hukum. Maka ketika terjadi suatu masalah, kita dapat dengan mudahnya mengadili orang lain dengan cara sendiri.

Di satu sisi, aparat penegak hukum tentu harus terus menunjukkan kinerja yang baik pada masyarakat supaya mendapatkan kepercayaan penuh. Di lain pihak, kita pun tetap harus berpikir positif pada penegakan hukum. Adanya oknum yang kurang bertanggung jawab pada pekerjaannya jangan dijadikan pembenaran untuk melakukan tindakan main hakim sendiri.

2. Provokasi

6 Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri, Waspadai Adanya Provokasi!ilustrasi pembakaran mobil (pexels.com/enes çimen)

Tindakan main hakim sendiri makin mungkin terjadi dengan adanya provokasi. Permasalahan yang sebetulnya sederhana bisa terasa serius sekali. Sekalipun orang yang bersalah sudah mengakui perbuatannya dan meminta maaf, kita yang telah terprovokasi menjadi sulit menahan diri hingga akhirnya tetap main hakim sendiri.

Maka dari itu, kita mesti senantiasa mewaspadai usaha siapa pun yang seperti mengompori. Bahkan bila itu orang terdekat, hindari menaruh kepercayaan yang terlampau besar padanya. Setiap perkataannya yang membangkitkan kemarahan kita mesti dikritisi.

Benarkah semua ucapannya itu? Makin semangat ia dalam mendorong kita ke arah yang tidak baik, makin kita harus mengecek berbagai informasi yang diberikannya. Jangan menelannya mentah-mentah dan berujung pada perbuatan main hakim sendiri.

3. Emosi tak terkendali dan dendam

6 Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri, Waspadai Adanya Provokasi!ilustrasi main hakim sendiri (pexels.com/RDNE Stock project)

Emosi yang tak terkendali memang dapat disebabkan oleh ulah provokator. Namun, tetaplah berhati-hati pada diri sendiri. Tanpa adanya orang yang mendorong kita untuk main hakim sendiri pun, hal tersebut masih dapat terjadi. Semata-mata karena kita tengah berada di puncak emosi.

Hal ini umum terjadi ketika kita begitu dikagetkan oleh peristiwa yang tidak menyenangkan. Dengan dasar kesabaran yang tipis, kita gak berpikir panjang mengenai apa yang sesungguhnya terjadi. Emosi terlebih dahulu meledak dan diluapkan dengan aksi main hakim sendiri.

Tambah hebat kemarahan kita apabila sudah ada rasa dendam dalam diri pada seseorang akibat masalah-masalah di masa lalu. Kejadian saat ini mungkin bukan hal yang serius. Akan tetapi, dendam lama membuat kita kehilangan kendali diri.

Baca Juga: 6 Aturan Introspeksi Diri yang Wajib Dipahami, Harus Ada Tindakan!

4. Menang jumlah

6 Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri, Waspadai Adanya Provokasi!ilustrasi setelah kerusuhan (pexels.com/LT Chan)

Dalam banyak kasus, aksi main hakim sendiri dilakukan secara berkelompok. Satu orang dikeroyok oleh banyak orang bahkan dia yang bertangan kosong mesti menghadapi orang-orang yang membawa senjata. Adanya kekuatan yang tak seimbang ini bikin sekelompok orang merasa di atas angin.

Mereka yakin punya kekuatan lebih dan sasarannya gak akan bisa berkutik. Keberanian yang tidak pada tempatnya muncul akibat adanya dukungan sejumlah orang. Kita mesti mewaspadai situasi yang melibatkan massa.

Sedikit saja ada senggolan dapat berujung pada aksi main hakim sendiri. Dengan adanya orang sebanyak ini, provokator pun sulit dikenali. Entah siapa yang memulai, nanti tahu-tahu telah terjadi kerusuhan dan satu orang babak belur dihajar massa.

5. Sanksi hukum dipandang gak bikin pelaku kejahatan jera

6 Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri, Waspadai Adanya Provokasi!ilustrasi polisi dan narapidana (pexels.com/Ron Lach)

Adanya hukum saja belum tentu membuat semua orang bakal bersikap taat. Selain tergantung pada penegakannya di lapangan, juga efek yang ditimbulkan dari sanksi hukum tersebut. Kalau hukum betul-betul ditegakkan serta terbukti efektif buat bikin pelaku kejahatan kapok, tentu orang akan memercayakan segala persoalan mereka pada ketentuan hukum yang berlaku.

Sebaliknya, sanksi hukum yang terbilang ringan dan tak membuat pelaku kejahatan jera bisa membuat masyarakat mudah kehilangan kesabaran. Saat orang yang sama kembali melakukan kejahatan, orang-orang di sekitarnya bakal menghukumnya dengan cara sendiri. Apalagi bila suatu kejahatan berakibat panjang pada masa depan korbannya.

Hukuman yang dinilai tak sebanding dengan perbuatannya bikin sebagian orang geram dan ingin menambahinya. Terutama orang-orang terdekat korban yang merasa tidak terima. Bahkan kita sering mendengar perkataan nyawa dibayar nyawa yang berarti beberapa orang merasa keadilan baru terjadi kalau hukuman benar-benar sepadan dengan perbuatan yang dilakukan.

6. Kurang menyadari akibatnya buat diri sendiri

6 Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri, Waspadai Adanya Provokasi!ilustrasi ditangkap polisi (pexels.com/Kindel Media)

Kondisi diri yang terbawa emosi plus kurangnya pengetahuan tentang hukum rentan mendorong kita berbuat main hakim sendiri. Kita berpikir bahwa siapa pun akan memaklumi tindakan kita, terlebih seseorang sudah terlebih dahulu merugikan kita secara materi maupun nonmateri. Kita mengira bahwa luapan emosi gak bakal berujung masalah buat diri sendiri.

Kenyataannya, setiap perbuatan melawan hukum bakal dimintai pertanggungjawaban secara hukum pula. Jangan sampai baik kita maupun seseorang yang sudah merugikan kita akhirnya sama-sama terjerat masalah hukum. Memang beberapa pelaku main hakim sendiri bisa lolos karena identitasnya sulit dilacak.

Terutama jika perbuatan tersebut dilakukan secara berkelompok dan tidak ada rekaman CCTV. Namun, bukan berarti kita tidak bakal ketahuan. Pahami akibat panjang dari perbuatan main hakim sendiri guna menumbuhkan kontrol diri.

Selain belajar mengontrol diri supaya tak suka main hakim sendiri, kita pun perlu mencegah hal tersebut terjadi di sekitar kita. Kalau situasinya melibatkan massa dan terlalu berisiko untuk kita melerainya, segera hubungi polisi atau aparat keamanan terdekat. Jangan membiarkannya saja apalagi sekadar merekam dan menyebarkannya di media sosial. Orang yang tak bersalah pun dapat kehilangan nyawa dalam beberapa menit saja akibat perbuatan main hakim sendiri.

Baca Juga: 5 Alasan Mengutamakan Diri Sendiri Bukan Tindakan Egois

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya