6 Sebab Libur Panjang Terasa Menyiksa, Mau Cepat Berakhir Saja

Banyak yang suka, tapi ada pula yang malah menderita

Libur panjang biasanya dinantikan oleh banyak orang. Sebagian besar karyawan bisa menggunakan tambahan waktu libur untuk pulang ke kampung halaman atau berwisata. Sementara itu, tak sedikit pengusaha yang mendulang keuntungan lebih besar di momen libur panjang.

Namun, ternyata ada pula orang yang justru merasa tersiksa gara-gara libur berturut-turut. Mereka merindukan kembali ke kegiatan seperti hari-hari biasa. Bahkan libur panjang sampai terasa sebagai momok. 

Bagaimana bisa libur panjang yang umumnya dianggap asyik malah jadi terasa menyebalkan? Mungkin ada hal-hal tak terduga yang terjadi atau memang seseorang lebih sering bertemu pengalaman negatif selama libur panjang. Lebih jelasnya, berikut enam hal yang dapat membuat orang gak antusias dengan beberapa hari libur sekaligus.

1. Tidak punya kegiatan yang menarik selama libur

6 Sebab Libur Panjang Terasa Menyiksa, Mau Cepat Berakhir Sajailustrasi di rumah saja (pexels.com/Aleks Michajlowicz)

Tanpa adanya kegiatan yang disukai dan memantik rasa semangat, satu hari libur saja dapat terasa membosankan. Apalagi libur beberapa hari berturut-turut. Seseorang yang hanya berada di rumah saja dan tidak menikmatinya tentu merasa waktu berjalan begitu lambat.

Barangkali dia gak punya teman untuk melakukan sesuatu bersama-sama. Ia menjadi kesepian dan makin tersiksa ketika menyaksikan orang-orang asyik menghabiskan libur panjang mereka bersama keluarga dan sahabat. Ide hiburannya terbatas serta seluruhnya bergantung pada keberadaan orang lain.

Jika kamu mengalaminya, lebih kreatiflah dalam menciptakan berbagai aktivitas selama libur panjang. Jangan cuma menunggu diajak, tetapi cobalah untuk terlebih dahulu mengajak orang lain. Dirimu pun dapat belajar menikmati kesendirian biar gak mudah merasa bosan ketika tak ada teman.

2. Jalanan macet oleh wisatawan

6 Sebab Libur Panjang Terasa Menyiksa, Mau Cepat Berakhir Sajailustrasi pengendara minum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kamu di posisi wisatawan, antusiasmemu buat berlibur barangkali membuatmu asyik-asyik saja dengan kondisi jalanan yang macet total. Pikirmu simpel, cepat atau lambat kemacetan bakal terurai juga. Bahkan berdesak-desakan di jalan raya dengan tujuan yang sama yaitu menikmati libur panjang bisa bikin kamu merasa kangen.

Akan tetapi untuk warga asli yang gak punya niat berlibur, kemacetan di mana-mana setiap libur panjang biasanya bikin kesal. Ia hendak pergi ke tempat-tempat yang dekat pun menjadi kesulitan. Tak jarang dia sampai harus menunda berbagai aktivitas untuk menghindari terjebak macet.

Repot sekali bila mau tak mau ada kegiatan penting yang harus dilaksanakan saat itu juga. Jalan yang menghubungkan titik-titik wisata bahkan dapat sampai gak bisa dilalui saking parahnya kemacetan yang terjadi. Belum apa-apa, orang telah terlebih dahulu capek oleh panjangnya antrean kendaraan.

Baca Juga: 6 Tips Semangat Bekerja setelah Libur Panjang, Yuk Produktif Lagi! 

3. Mengeluarkan banyak uang

6 Sebab Libur Panjang Terasa Menyiksa, Mau Cepat Berakhir Sajailustrasi banyak uang (pexels.com/WoodysMedia)

Libur panjang yang diisi dengan berbagai agenda termasuk piknik juga dapat berarti pengeluaran yang berlipat-lipat dari hari-hari biasa. Saking banyaknya pengeluaran di beberapa hari libur panjang, tabungan selama setahun akan terkuras. Sedang seseorang dapat merasa gak enak dengan saudara-saudaranya bila ia tidak merogoh kocek lebih dalam untuk menyenangkan mereka.

Beban libur panjang terasa lebih berat bagi pencari nafkah utama dan orang yang dinilai paling sukses dalam keluarga. Biasanya mereka menanggung semua ongkos selama berlibur. Padahal, biaya yang dikeluarkan tak semuanya terencana.

dm-player

Pasti ada berbagai biaya tak terduga yang totalnya gak sedikit. Setelah libur panjang berakhir, ia merasa sedih melihat sisa tabungannya. Pengeluaran sebesar itu dalam waktu yang relatif singkat terasa seperti menyia-nyiakan hasil jerih payahnya selama ini.

4. Kelelahan bertemu banyak orang, mengurus berbagai hal, dan bepergian

6 Sebab Libur Panjang Terasa Menyiksa, Mau Cepat Berakhir Sajailustrasi kelelahan (pexels.com/Pixabay)

Setiap waktu libur seharusnya gak cuma dihabiskan buat mencari kesenangan. Kamu mesti tetap mengukur energi yang dimiliki. Bahkan sebaiknya libur lebih dari sehari diutamakan untuk mengisi ulang energimu hingga maksimal.

Sayangnya, yang terjadi kerap tidak begitu. Energimu malah seperti dikuras sampai habis dalam acara liburan. Jika pun dirimu sebenarnya lebih suka di rumah saja, orang-orang terdekatmu barangkali ingin kamu mengajak mereka bepergian ke berbagai tempat.

Dalam 2 atau 3 hari libur, kamu telah berkunjung ke lebih banyak tempat dibandingkan 4 sampai 5 hari kerja. Orang-orang yang ditemui banyak sekali, baik kamu sungguh-sungguh mengenalnya maupun tidak. Belum lagi bila kamu selalu menjadi seksi repot dalam seluruh kegiatan itu, rasa lelahnya tentu berlipat-lipat.

5. Penghasilan ikut libur

6 Sebab Libur Panjang Terasa Menyiksa, Mau Cepat Berakhir Sajailustrasi krisis keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ada banyak orang yang diuntungkan dari segi materi selama libur panjang. Misalnya, pengusaha transportasi, penginapan, dan pengelola tempat wisata. Namun, tentu tidak semuanya kebanjiran rezeki.

Di daerah-daerah yang ditinggalkan mayoritas warganya buat berlibur, ekonomi akan melambat. Ini memengaruhi pendapatan banyak orang. Bahkan pekerja lepas pun dapat mengalami krisis keuangan karena pembayaran atas hasil kerja mereka harus menunggu hari kerja.

Maka dari itu, tak semua orang akan berlibur ke berbagai tempat di momen libur panjang. Ada yang malah kudu lebih berhemat sampai hari-hari dan pendapatan mereka normal kembali. Kamu gak boleh mengejek orang yang gak pergi ke mana-mana setiap libur panjang sebab boleh jadi ini adalah masa pacekliknya.

6. Lelah mengurus anak

6 Sebab Libur Panjang Terasa Menyiksa, Mau Cepat Berakhir Sajailustrasi libur sekolah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Libur paling panjang yang selalu terjadi 2 kali dalam setahun ialah libur sekolah. Satu sisi, anak senang dan orangtua pun dapat berhemat karena tak perlu memberikan uang saku. Kerepotan mengantar jemput anak dan menyiapkan bekal sejenak menghilang.

Akan tetapi, jangan kira tugas orangtua secara keseluruhan menjadi lebih ringan. Orangtua juga dapat lebih lelah apabila anak-anak sukar diatur selama di rumah. Bahkan mereka hampir selalu terlibat pertengkaran.

Anak yang bosan selama libur panjang juga akan merengek macam-macam. Seperti minta terus ditemani bermain, dibuatkan makanan ini itu, dan sebagainya. Belum lagi kecenderungan anak memberantakkan apa pun lalu orangtua mesti turun tangan buat merapikannya.

Menyenangkan atau tidaknya libur panjang dipengaruhi oleh banyak hal. Di antaranya adalah pengenalan akan kebutuhanmu sendiri, perencanaan kegiatan yang baik, pengaturan keuangan, serta kerja sama dan sikap saling pengertian dengan orang lain terutama keluarga. Satu hal yang pasti, libur panjang tidak harus dihabiskan dengan bepergian jauh. 

Baca Juga: 5 Tips Melawan Malas Kerja Setelah Libur Panjang Berakhir!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya