6 Sisi Negatif Terlalu Fokus ke Masa Depan, Merasa Bisa Atur Segalanya

Perlu seimbang nikmati setiap masa dalam hidup

Fokus ke masa depan memang lebih baik daripada fokus pada masa lalu yang tidak bisa diubah lagi. Namun, konsentrasi pada masa depan juga harus dibatasi supaya tidak berlebihan dan seakan-akan meniadakan masa lalu serta masa kini.

Mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyongsong masa depan yang cemerlang tetap perlu dilakukan. Namun, sembari mengupayakannya, hiduplah sepenuhnya di masa kini. Jangan pula menganggap masa lalu sama sekali tak penting untuk dibicarakan lagi.

Terlampau mengagungkan masa depan malah dapat menjerumuskanmu dalam angan-angan kosong. Alasannya, apa pun yang ada dalam benakmu seputar masa depan tidak dapat dipastikan bakal benar-benar terjadi.

Kamu perlu tetap menyadari ketidakpastian yang begitu besar terkait tahun-tahun mendatang, supaya bisa lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Mengendurkan sedikit fokusmu pada masa depan yang sudah berlebihan baik, guna menghindari enam akibat buruk berikut.

1. Gak bisa menikmati hari ini

6 Sisi Negatif Terlalu Fokus ke Masa Depan, Merasa Bisa Atur Segalanyailustrasi berpikir keras (pexels.com/Gustavo Fring)

Sebaik apa pun masa depan yang direncanakan dan diupayakan, jangan lupa bahwa kamu hidup di masa kini. Tepatnya hari dan detik ini sehingga mestinya benar-benar dinikmati. Toh, menikmati masa kini tidak bermakna dirimu hanya berleha-leha sepanjang waktu.

Namun, jaga kesadaranmu tentang ruang dan waktu tempatmu berada sekarang. Sadari pula setiap orang yang berinteraksi denganmu. Jangan biarkan seluruh usaha untuk membuat masa depanmu cerah justru bikin masa kinimu terasa kelam. 

Nikmati hari ini karena tidak ada yang dapat memastikan esok masih menjadi milikmu. Untuk mampu memperjuangkan masa depan, kamu memang harus berpikir seakan-akan bakal hidup buat selamanya. Namun, agar masa kini tak berlalu begitu saja, nikmati seolah-olah hari ini adalah hari terakhirmu menghirup udara.

2. Tak pernah membicarakan masa lalu yang masih mengganjal

6 Sisi Negatif Terlalu Fokus ke Masa Depan, Merasa Bisa Atur Segalanyailustrasi bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Meninggalkan masa lalu demi dapat fokus sepenuhnya ke masa depan juga bukan sikap yang tepat. Kalau masa lalu memberimu banyak kebahagiaan, selalu mengenangnya dapat menjaga rasa syukur serta optimismemu dalam hidup. Bila pun ada banyak kepahitan di masa lalumu, bukan berarti dirimu dapat menganggapnya seakan-akan gak pernah terjadi.

Hal-hal yang tidak menyenangkan di masa lalu bisa menjadi ganjalan di hatimu sampai waktu yang lama. Bahkan, rasa tak nyamannya dapat membesar seiring waktu. Alih-alih berupaya sekuat tenaga mengalihkan perhatian hanya pada masa depan, kamu butuh membicarakan masa lalu tersebut.

Kamu gak bisa melangkah jauh apabila hati dan pikiran masih terbebani sesuatu dari masa lalu. Membicarakannya kembali dengan orang-orang yang tepat menjadi cara buat melepaskan diri perlahan-lahan dari jerat masa lalu. Tidak perlu merasa takut untuk mengangkat topik itu lagi, jika memang diperlukan.

Baca Juga: 5 Langkah Mengelola Kecemasan akan Masa Depan dengan Bijak 

3. Bersikap seakan-akan bisa memastikan masa depan

6 Sisi Negatif Terlalu Fokus ke Masa Depan, Merasa Bisa Atur Segalanyailustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Saking fokusnya pada masa depan, kamu membuat segala macam rencana aksi dan memetakan hasil yang akan diperoleh. Hidup tidak pernah pasti, tapi dirimu seakan-akan sudah memastikan jalanmu menuju masa depan yang diimpikan. Akibatnya, kamu akan sangat tak siap ketika harus menghadapi berbagai realitas yang berbeda dari rencana.

Dirimu marah pada keadaan, mudah merasa frustrasi, dan tidak habis pikir mengapa rencana serta usahamu tak berjalan dengan baik. Kamu merasa dipermainkan oleh hidup. Padahal, kekecewaan yang begitu besar disebabkan pemusatan perhatian secara berlebihan pada masa depan.

Kamu hendaknya tidak sampai berusaha mengatur masa depan yang penuh misteri. Dirimu bisa membuat garis lurus di selembar kertas atau menggambar beberapa tikungan. Namun, dalam hidup, seluruh rancanganmu dapat tak berarti apa-apa, karena Tuhan yang menentukan segalanya. Bila dirimu gak terlalu yakin tentang masa depan, kamu membuka diri terhadap segala kemungkinan. Secara mental, dirimu lebih siap dengan apa pun yang akan terjadi.

4. Ucapan terdengar muluk bagi orang lain

6 Sisi Negatif Terlalu Fokus ke Masa Depan, Merasa Bisa Atur Segalanyailustrasi dua orang (pexels.com/Matheus Bertelli)

Sebesar apa pun mimpi-mimpimu di masa depan, membicarakannya dengan orang lain bisa bikin mereka merasa bosan mendengarkan. Makin jauh masa depan yang dibayangkan, makin muluk perkataanmu karena dalam rentang waktu tersebut kamu yakin dapat mewujudkan banyak hal.

Orang lain bisa merasa gak nyaman mendengarkannya. Kamu seperti tengah bermimpi di siang bolong. Dari perkataanmu, kakimu seakan-akan tidak lagi menapak di tanah. Mereka kesulitan mengikuti cara berpikirmu tentang masa depan. Meski semua itu terasa begitu masuk akal untukmu, bagi mereka seperti tak lebih dari bualan.

Jika kamu mengharapkan dukungan dari mereka, mungkin dirimu hanya akan kecewa. Sedikit menurunkan fokusmu pada masa depan akan membuatmu menjadi teman bicara yang lebih menyenangkan buat semua orang. Omonganmu gak ketinggian dan orang lain menerimanya sebagai sikap yang realistis sekaligus tanda rendah hati.

5. Kesulitan menetapkan tujuan jangka pendek dan langkah-langkah

6 Sisi Negatif Terlalu Fokus ke Masa Depan, Merasa Bisa Atur Segalanyailustrasi bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Berapa jauh masa depan yang selalu kamu pikirkan? Kian jauh masa depan yang dibayangkan siang dan malam, waspadai dirimu kian sulit menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek. Kamu hanya fokus ke tujuan terbesar dan paling jauh.

Padahal, tujuan besar itu perlu dipecah menjadi tujuan-tujuan kecil yang dapat diraih dalam waktu lebih singkat. Itu memudahkanmu terus berjalan di rel yang tepat. Bila tujuanmu cuma satu, amat besar, dan berada begitu jauh di masa depan, dirimu malah bisa kehilangan arah di tengah jalan.

Kamu bingung harus melakukan apa dulu. Sebagus apa pun tujuan besar yang ditetapkan boleh jadi dirimu membuang banyak waktu, karena tidak kunjung melakukan aksi. Bisa juga kamu melakukan berbagai usaha, tapi sasarannya gak jelas, sehingga peluang gagalnya lebih besar.

6. Meremehkan teman yang belum fokus ke masa depan

6 Sisi Negatif Terlalu Fokus ke Masa Depan, Merasa Bisa Atur Segalanyailustrasi pria di depan laptop (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Hanya karena sekarang kamu telah amat fokus pada masa depan, tidak berarti orang lain yang lebih santai bakal gagal. Tak ada rumus pasti dalam hidup sehingga dirimu mestinya gak meremehkan siapa pun. Pelari yang awalnya tampak tertinggal saja dapat memenangkan perlombaan.

Kamu akan sangat malu bila sekarang terlihat fokus sekali pada masa depan, tapi kelak malah kalah oleh teman yang dulu diremehkan. Mereka seperti bisa lebih sukses daripada dirimu dengan usaha yang lebih kecil serta sikap yang lebih santai. Padahal, usahanya sebenarnya sama besar.

Caranya saja yang berbeda. Ketika kamu sangat fokus ke masa depan yang masih amat jauh, orang lain mengupayakan masa depan yang lebih dekat. Tingkat stresnya menjadi lebih rendah. Kalian sama-sama menaiki tangga. Bedanya, dirimu terus menatap puncak tangga sedangkan ia paling jauh melihat ke tiga anak tangga di depannya.

Memusatkan perhatian pada masa depan memang diperlukan. Bagaimanapun juga, mewujudkan masa depan yang diinginkan butuh perencanaan dan kerja keras. Namun, fokus berlebihan pada masa depan juga tak menjamin usahamu bakal lancar, serta berhasil. Kamu boleh memberi porsi yang lebih besar untuk memikirkan masa depan. Namun, jangan abaikan masa kini bahkan masa lalumu agar hidup lebih seimbang.

Baca Juga: 5 Tips Mendewasakan Pola Pikir untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya