7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisah

Pelan-pelan, rasa tak nyaman berkurang sendiri

Gak keliru jika akhir-akhir ini kamu selalu diliputi kegalauan. Di usia seperempat abad, banyak sekali hal yang dipikirkan dan bikin dirimu serba gak nyaman. Ini sebenarnya tanda bahwa kamu sedang dalam proses perkembangan diri.

Meski rasanya hidupmu seperti terhenti, setiap keputusan yang diambil bakal berpengaruh besar dalam hidupmu. Jangan takut, kegalauan ini tidak selamanya, kok. Di usia 28 tahun ke atas nanti kamu sudah lebih tenang dan terbebas dari sumber kegalauan berikut ini.

1. Dilepas penuh oleh orang tua

7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisahilustrasi pria muda (pexels.com/Youssef Samuil)

Umumnya, orang menyelesaikan studi S1 di usia 22 atau 23 tahun. Orang tua yang cukup mampu biasanya tak langsung melepas anak secara penuh. Masih ada sokongan biaya hidup untuk 2 sampai 3 tahun selagi kamu mencari pekerjaan.

Namun, tentu saja orang tua gak bisa selamanya membantumu secara keuangan. Dirimu mesti diarahkan untuk makin mandiri yang salah satu ukurannya adalah mampu membiayai hidupmu sendiri. Jadilah ketika usiamu 25 tahun, mereka mulai melepasmu secara penuh.

Wajar jika ini terasa berat untukmu, apalagi kalau kamu indekos. Ada biaya kos yang mesti dibayar setiap bulannya dan berbagai kebutuhan pokok lainnya. Kalaupun kamu sudah bekerja, penghasilan mungkin masih kecil sehingga kehidupanmu sangat pas-pasan dibandingkan saat masih diberi uang saku oleh orang tua.

2. Masih beradaptasi di dunia kerja

7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisahilustrasi perempuan muda (pexels.com/Thirdman)

Walaupun kamu telah bekerja, adaptasi di dunia kerja juga perlu waktu yang tak sebentar. Kenyamanan bahkan sering baru dirasakan setelah 5 tahun kamu bekerja di tempat yang sama. Saat usiamu 25 tahun, kamu mungkin baru bekerja paling lama 2 tahun atau malah beberapa bulan.

Sekalipun itu awalnya pekerjaan impian, belum tentu dirimu langsung merasa cocok. Hubungan dengan teman-teman baru terasa kaku, terlebih dengan kawan yang lebih senior. Padahal sebelumnya kamu sudah akrab sekali dengan kawan-kawan di kampus.

Dari segi tugas juga banyak yang belum dimengerti. Arahan dari atasan barangkali minim. Tugas yang kamu kerjakan setiap hari pun berbeda jauh dari apa yang dipelajari ketika berkuliah.

3. Mulai cemas tentang jodoh dan pernikahan

7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisahilustrasi perempuan muda (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terutama buat kamu yang perempuan, tekanan lingkungan untuk segera menikah biasanya sangat kuat. Hampir di semua interaksimu dengan orang lain selalu diwarnai pertanyaan, "Kapan nikah?" Sesuatu yang awalnya tak terasa mengganggu kini menjadi sumber stresmu.

Perasaanmu bercampur aduk antara jengkel orang lain mencampuri privasimu, belum ingin menikah atau menginginkannya tetapi belum bertemu jodoh, serta cemas gak bisa memenuhi tuntutan tersebut. Makin menyesakkan bila banyak temanmu telah berumah tangga. Kamu seperti berbeda sendiri dari mereka.

Muncul perasaan kamu tertinggal satu langkah dari mereka. Ketika mereka punya satu anak, dirimu seperti ketinggalan dua langkah dan seterusnya. Kamu pun merasa antara muak dengan pernikahan, tetapi jauh di dalam hati juga ada keinginan buat hidup bersama seseorang.

Baca Juga: 7 Kegalauan yang Pasti Dialami di Usia 25, Fase Krusial!

4. Lagi sering-seringnya membandingkan diri dengan teman

7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisahilustrasi pria muda (pexels.com/professional pictures)
dm-player

Ini adalah titik kritismu dalam membandingkan diri dengan orang lain. Sebelumnya kamu bahkan gak memikirkan apa pun tentang mereka. Namun, sekarang kamu selalu membandingkan semua hal dalam hidupmu dengan orang lain.

Misalnya, apakah gaji mereka lebih tinggi atau lebih rendah daripada dirimu? Apakah mereka sudah mulai mencicil rumah? Setiap perbandingan ini akhirnya melukaimu karena kecenderungan kamu membandingkan diri dengan orang yang lebih unggul daripada kamu dalam hal-hal tertentu.

Tanpa sadar dirimu menciptakan perasaan insecure. Kamu lupa bahwa nasib orang memang berbeda-beda dan diperjuangan seperti apa pun hasilnya tak akan persis sama. Dalam benak, dirimu masih berpikir bahwa nasib kalian seharusnya sama atau malah kamu mengunggulinya dalam segala hal.

5. Bingung lanjut studi atau tidak

7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisahilustrasi perempuan muda (pexels.com/Balazs Simon)

Kegalauan berikutnya adalah tentang kamu hendak kuliah lagi atau fokus bekerja saja. Dari sekian banyak teman seangkatanmu ketika berkuliah, beberapa orang langsung melanjutkan S2. Semangat mereka buat meneruskan studi dapat membuatmu terombang-ambing dalam kehidupan sendiri.

Walaupun teman yang melanjutkan S2 lebih sedikit dibandingkan kawan yang memilih bekerja, untuk beberapa saat kamu merasa tertinggal. Seolah-olah kuliah lagi merupakan kewajiban, padahal bukan. Kamu mesti mengenali kebutuhan serta tujuan dalam hidupmu sehingga dapat memutuskan dengan tepat.

Jika saat ini dirimu harus secepatnya hidup mandiri, bekerja dulu lebih baik. Apabila orangtua siap membantumu secara finansial selama menempuh S2, berarti kamu dapat meneruskan studi dengan tenang. Jangan berpikir kamu mesti S2 cepat-cepat karena sesungguhnya ini dapat ditempuh tanpa batasan usia.

6. Bimbang mengikuti passion atau kerja seadanya

7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisahilustrasi pria muda (pexels.com/Đặng Thanh Tú)

Mengenali passion sejak dini sebenarnya bagus karena kamu bisa leluasa melatihnya. Akan tetapi, passion juga dapat membuatmu galau ketika berhadapan dengan dunia kerja. Haruskah kamu berjuang hidup dari passion yang tak mudah?

Ataukah sebaiknya dirimu bekerja apa saja terpenting gajinya langsung cukup buat pemenuhan kebutuhan hidup? Beruntung sekali apabila kamu menemukan pekerjaan yang cocok dengan passion serta pendapatannya mencukupi buat hidup.

Namun, kebanyakan orang yang bekerja sesuai passion gak semulus ini dalam prosesnya. Pertentangan antara hasrat yang kuat di suatu bidang dengan realitas tentang kebutuhan hidup yang tak sedikit dan mendesak membuatmu bimbang. Kecuali, sejak kuliah dan masih dibiayai penuh oleh orangtua, kamu telah mampu menghasilkan uang dari passion sehingga kini tinggal meneruskan serta mengembangkannya.

7. Ambisi kesuksesan yang gak masuk akal

7 Sumber Kegalauan di Usia 25 Tahun, Banyak Pikiran Bikin Gelisahilustrasi perempuan muda (pexels.com/Ron Lach)

Kamu bisa memperoleh ambisi ini dari luar. Contoh ambisi yang gak masuk akal adalah harus memiliki 100 juta atau 1 miliar pertama di usia sekian. Biasanya target usianya terbilang muda seperti 25 atau 30 tahun.

Jangan termakan ambisi seperti ini sampai bikin stres diri sendiri. Terlepas dari segala tips yang diberikan untuk mencapainya, pikirkan dengan kritis. Apabila tips-tips itu ampuh seharusnya sekarang banyak sekali orang berusia 25 atau 30 tahun yang kaya raya.

Faktanya tidak seperti itu. Suatu saat kamu mungkin juga memiliki uang 100 juta atau 1 miliar. Namun, gak perlu menekan diri terlalu keras dengan harus memperolehnya di usia tertentu ketika realitas pendapatan saja masih jauh dari itu.

Semua sumber kegalauan di atas memang menyiksa. Jangan terlampau khawatir sebab banyak teman sebayamu juga merasakannya. Sering sharing dengan mereka plus orang yang lebih berpengalaman dalam hidup serta bijaksana akan membuatmu lebih tenang.

Baca Juga: 5 Hal yang Sebaiknya Gak Dilakukan Saat Temanmu Curhat Kegalauan

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya