5 Tips agar Tak Bertengkar dengan Pasangan Soal Mudik, Saling Mengalah

Butuh duduk bersama jika orangtua kalian jauh

Meski sebenarnya hanya tradisi, mudik telah terasa seperti wajib bagi banyak orang. Selama kamu masih lajang, urusan ini bukanlah hal yang sulit. Dirimu bebas kapan saja pulang ke rumah orangtua begitu ada hari libur. Kamu tidak perlu berdiskusi dengan siapa pun karena cuma membawa diri sendiri.

Akan tetapi, setelah kamu menikah perkara mudik dapat menjadi lebih rumit. Baik dirimu maupun pasangan sama-sama punya orangtua, kampung halaman yang berbeda, dan ingin merayakan Lebaran di tanah kelahiran bersama keluarga besar. Beruntung jika kalian masih tetangga sekampung sehingga mudik cuma ke satu tujuan.

Gak ada perdebatan dan perasaan harus mengalah dari keinginan pasangan. Namun, bagaimana jika orangtua dan mertuamu berjauhan? Tiket tujuan mana yang kudu dipesan untuk perjalanan mudik? Ikuti lima tips berikut ini, agar tidak bertengkar dengan pasangan di bulan Ramadan hanya karena membahas soal mudik.

1. Orangtua dan mertua beda provinsi, mudik gantian tiap tahun

5 Tips agar Tak Bertengkar dengan Pasangan Soal Mudik, Saling Mengalahilustrasi pasangan mudik (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Dalam keadaan lalu lintas normal, perjalanan antarprovinsi yang berdekatan masih dapat ditempuh dengan cukup mudah. Tapi seperti yang kalian tahu, musim mudik membuat perjalanan lebih panjang dan melelahkan. Biayanya juga melebihi hari-hari biasa sehingga semuanya perlu diperhitungkan.

Masih mending kalau meski beda provinsi, tapi sesungguhnya daerah orangtua dan mertua dekat. Akan tetapi, jika daerah keduanya dipisahkan jarak yang begitu jauh apalagi sampai menyeberang pulau, maka kalian harus memilih. Kamu dan pasangan mungkin perlu mengganti tujuan mudik tiap tahunnya.

Bila tahun lalu kalian telah mudik ke rumah orangtuamu, berarti tahun ini wajib gantian ke rumah mertua. Jangan ada yang egois dan ingin mudik lebih sering ke orangtua kandung. Semua anak pasti juga ingin menemui orangtuanya di hari yang fitri, tetapi harus tetap melihat-lihat situasi. Tanpa adanya kesepakatan untuk mengganti tujuan mudik setiap tahun, kalian bakal bertengkar.

2. Jika mereka satu provinsi, bagi hari secara merata

5 Tips agar Tak Bertengkar dengan Pasangan Soal Mudik, Saling Mengalahilustrasi pasangan mudik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apabila orangtua serta mertuamu berada di provinsi yang sama, kamu dan pasangan masih mungkin mudik ke dua kampung halaman sekaligus. Tentu dengan mempertimbangkan waktu tempuh, kepadatan jalan, jatah waktu libur kalian, biaya, serta kondisi tubuh. Artinya, bila tidak memungkinkan juga jangan dipaksakan.

Misalnya, kalian punya waktu libur lebih dari seminggu. Tentu kalian masih butuh satu atau dua hari untuk mengobati kelelahan selepas arus balik. Maka, jika waktu libur sepuluh hari, delapan harinya dapat digunakan untuk mudik. Berarti kalian punya waktu empat hari di kampung halaman orangtua masing-masing, sudah termasuk perjalanannya.

Hindari untuk meminta lebih banyak hari di rumah orangtuamu biar pasangan gak sebal. Adil menjadi kunci dari hubungan yang baik dengannya, termasuk dalam urusan mudik. Kalian juga mesti menjelaskannya pada orangtua masing-masing agar mereka mengerti bahwa jatah liburmu dan pasangan mesti dibagi-bagi.

Baca Juga: 8 Suka Duka Rayakan Lebaran di Rantau, Mudik Habis Arus Balik

3. Menyiapkan keperluan orangtua yang serumah dengan kalian

5 Tips agar Tak Bertengkar dengan Pasangan Soal Mudik, Saling Mengalahilustrasi keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Nah, jika orangtua atau mertuamu tinggal bersama kalian, tipsnya beda lagi. Bila orangtua atau mertua yang serumah denganmu masih lengkap serta cukup sehat, tentu mereka dapat saling menjaga dan memenuhi kebutuhan sehari-hari sendiri. Kamu dan pasangan cuma mesti memastikan sembako aman dan meninggalkan sejumlah uang.

Namun, jika tinggal ayah atau ibu dan kondisinya telah sakit-sakitan berarti harus ada yang menjaganya selama kalian mudik. Tidak mungkin juga kalian membawa ayah atau ibu ikut mudik ke tempat besannya. Selain perjalanannya melelahkan, ia biasanya juga tidak ingin mengganggu acara di rumah besan.

Kalau kalian terbiasa memakai ART dan dia bersedia menjaga ayah atau ibu selama kalian mudik, ini amat baik. Lebih baik memberinya ekstra gaji daripada mencari orang lain yang belum mengenal dan dikenal oleh ayah atau ibu.

Jika ART menolak karena ingin mudik juga, coba cari tetangga di sekitar yang bersedia menemani orangtua di rumah. Jangan lupa untuk menyiapkan seluruh kebutuhan orangtua dari bahan makanan, katering, stok obat, popok dewasa, air galon, dan sebagainya.

4. Pecah tim

5 Tips agar Tak Bertengkar dengan Pasangan Soal Mudik, Saling Mengalahilustrasi persiapan mudik (pexels.com/Kampus Production)

Cara ini juga dapat dipakai utamanya setelah kalian mempunyai 2 anak atau lebih. Anak yang paling kecil mesti ikut ibu karena kelekatannya biasanya masih sangat tinggi. Anak yang lebih besar dapat ikut ayah mudik. Pecah tim begini barangkali memang terlihat tidak ideal untuk ukuran keluarga.

Kalian jadi gak bisa merayakan Idulfitri bersama sebagai sebuah keluarga kecil. Sisi positifnya, orangtua masing-masing cukup senang karena anak dan cucu datang mendekati hari raya. Tapi hati-hati, kalian juga dapat disangka sedang tidak akur sehingga mudik sendiri-sendiri.

Selain menjelaskan pada orangtua masing-masing, tunjukkan pula keharmonisan kalian sebagai pasangan. Setibanya di kampung halaman masing-masing, segeralah melakukan video call. Pasangan jadi bisa berbicara dengan orangtuamu.

Begitu pula dirimu mengobrol dengan mertua. Orangtua kalian pun dapat saling menyapa. Mudik tahun depan, pecah tim dapat kembali dilakukan tetapi gantian kamu ke rumah mertua dan pasangan ke rumah orangtuamu supaya hubungan mertua dan menantu terjaga.

5. Tak harus setiap tahun mudik

5 Tips agar Tak Bertengkar dengan Pasangan Soal Mudik, Saling Mengalahilustrasi pemudik motor (pexels.com/Jacob Riesel)

Setelah empat tips di atas, penting untuk digarisbawahi bahwa kalian tidak wajib mudik apabila keadaannya tak memungkinkan. Misalnya, kalian masih harus bekerja di hari raya. Bisa juga yang tetap bekerja cuma pasanganmu, tetapi dia ingin kamu menemaninya agar hari-hari terakhir puasa sampai Lebaran tidak terasa sepi.

Jangan memandang keinginan pasangan ini sebagai kekanak-kanakan seolah-olah ia gak berani sendirian di rumah. Kalau dirimu memprovokasinya dengan sebutan begitu, dia pun bakal menyebutmu sama saja. Alasannya, kamu masih mewajibkan diri berlari pulang ke rumah orangtua padahal sudah sebesar ini.

Jika begini kalian pasti ribut besar. Bagaimanapun juga, kalian berpasangan dan telah membentuk keluarga sendiri. Kalian juga sudah menjadi warga setempat sehingga gak harus mudik ke mana pun. Bahkan orang yang masih lajang pun boleh tak mudik sebab ini hanya tradisi.

Pembahasan tentang rencana mudik jangan sampai berjalan alot dan bikin bad mood. Nanti kalian malah tidak bisa menikmati ibadah puasa serta suasana kekeluargaan di rumah terganggu. Mudik atau tidak, kalian sebagai suami istri sekaligus orangtua dari anak-anak mesti tetap rukun. 

Baca Juga: 4 Tips Berburu Tiket Pesawat Murah untuk Mudik Hemat

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya