5 Tips Cegah Insecure saat Artikel Penulis Lain Lebih Sering Terbit

Gak usah dijadikan perlombaan, biarkan mengalir saja

Sebagai penulis, ada tiga perasaan yang bisa timbul saat kamu melihat artikel teman terus terbit seakan-akan tanpa jeda. Dirimu dapat merasa biasa-biasa cenderung tidak peduli, kagum, dan menjadi lebih semangat dalam menulis, atau justru mendadak insecure. Dari ketiga perasaan di atas, kemungkinan terakhir mesti diwaspadai.

Menjadi penulis harus percaya diri. Apalagi kamu cukup sering menulis tentang topik tersebut. Masa diri sendiri justru rapuh, hanya karena melihat karya teman membanjiri laman? Teman-temanmu sesama penulis artikel jelas tidak bisa disalahkan.

Bagi mereka, banyaknya artikel yang terbit adalah prestasi sekaligus rezeki. Tinggal kamu menangani rasa minder dalam diri. Cegah kamu kehilangan kebijaksanaan, energi positif, serta semangat berkarya dengan lima cara di bawah ini. Jangan semua hal dijadikan perlombaan, ya.

1. Tak perlu sampai menghitung dan membandingkannya denganmu

5 Tips Cegah Insecure saat Artikel Penulis Lain Lebih Sering Terbitilustrasi penulis (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu bisa tahu banyaknya artikel penulis lain yang dimuat mungkin dari notifikasi jika dirimu mengikuti akunnya. Bisa juga kamu bukan pengikutnya, tapi hampir setiap artikel yang dibaca ternyata tulisannya. Kemudian untuk memastikan, dirimu membuka profilnya buat melihat ada berapa artikelnya yang terbit hari ini.

Aksi mengintip dan menandai penulis yang produktif begini bisa berakibat buruk atau justru baik tergantung persepsimu. Namun, bila melakukannya sekali saja malah menimbulkan perasaan tidak nyaman dalam diri dan bukan termotivasi, gak usah diulangi lagi. Meski kebetulan kamu membaca tulisannya, tak perlu sampai menghitung jumlah artikelnya yang terbit setiap hari.

Ketika dirimu tahu artikelnya yang terbit hari ini lebih dari lima buah, misalnya, sedangkan artikelmu cuma terbit satu atau malah gak ada sama sekali, pasti menjadi siksaan batin. Kamu bisa mengambil kesimpulan yang keliru. Seperti dia pasti menulis setidaknya lima artikel per hari.

Padahal, artikelnya yang banyak terbit akhir-akhir ini merupakan tumpukan artikel pending. Dirimu tidak perlu memforsir diri berdasarkan kesimpulan yang keliru dengan lembur setiap malam demi menghasilkan artikel lebih dari lima buah. Bukannya bisa menyaingi produktivitasnya, kamu malah jatuh sakit atau mengalami kejenuhan yang luar biasa.

2. Artikelmu mungkin sedikit, tetapi pembacanya banyak

5 Tips Cegah Insecure saat Artikel Penulis Lain Lebih Sering Terbitilustrasi penulis (pexels.com/Aathif Aarifeen)

Nasib setiap karya berbeda-beda. Banyaknya artikel yang terbit kadang gak berbanding lurus dengan jumlah pembaca. Seperti artikel temanmu terbit terus, tapi boleh jadi jumlah pembaca setiap artikelnya hanya mencapai 100 atau 200. Cuma ada beberapa artikel yang pembacanya mencapai ribuan.

Sementara itu, artikelmu yang terbit lebih sedikit. Akan tetapi, pembacanya berlipat-lipat bahkan sampai masuk kategori artikel yang viral. Dalam sehari sejak terbit saja, pembaca artikelmu bisa puluhan bahkan ratusan ribu.

Baik kamu maupun teman yang artikelnya terbit terus sama-sama memperoleh uang sebagai pendapatan. Soal jumlah pembaca ini hanya diketahui oleh penulis dan media yang menerbitkannya. Dirimu sebaiknya gak sibuk menduga-duga artikelnya banyak terbit sama seperti jumlah pembacanya. Nanti kamu tambah minder.

Baca Juga: 7 Langkah Realistis agar Artikel Langganan Terbit di Platform Online!

3. Jadikan penyemangat dalam belajar dan berkarya

5 Tips Cegah Insecure saat Artikel Penulis Lain Lebih Sering Terbitilustrasi penulis (pexels.com/Ludovic Delot)

Penulis harus banyak belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain plus karya sesama penulis. Maka dengan banyaknya artikel temanmu yang terbit, ini artinya kesempatanmu buat belajar terbuka lebar. Kamu bisa mencermati caranya membuat judul dan subjudul, pembuka serta penutup artikel, serta memilih tema yang gak membosankan.

Jangan melihat daftar panjang artikel teman yang dimuat sebagai pukulan telak untukmu. Berpikir dan merasalah secara positif. Dorong dirimu supaya mengikuti konsistensinya dalam menulis. Jika kemarin-kemarin kamu masih memilih menunggu mood yang tepat untuk menulis, sekarang jangan lagi.

Menulislah di segala suasana hati, termasuk ketika emosimu negatif. Ketika dirimu cemas, tulis tentang kecemasan seperti apa penyebabnya dan cara simpel untuk menguranginya. Begitu pula saat kamu merasa marah, dirimu dapat menulis tentang risiko kesehatan bila seseorang marah-marah terus.

4. Setelah usaha maksimal, percaya Tuhan yang menakar rezeki

5 Tips Cegah Insecure saat Artikel Penulis Lain Lebih Sering Terbitilustrasi penulis (pexels.com/Ron Lach)

Tugasmu hanya berusaha dengan sebaik mungkin apa pun pekerjaanmu. Tujuanmu memang mencari nafkah, tetapi memastikan besaran uang yang bakal diperoleh bukan dalam kuasamu. Apalagi kamu sebagai penulis lepas yang tidak mengenal gaji bulanan. 

Kepercayaanmu pada perhitungan Tuhan akan rezeki setiap hamba-Nya mesti diperkuat. Bila dirimu merasa telah menulis artikel sebaik dan sebanyak mungkin tetapi hanya sedikit yang terbit, jangan buru-buru sedih. Selama artikelmu belum ditolak, kemungkinan terbitnya masih amat besar.

Bahkan artikel yang ditolak masih bisa diolah kembali dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya, masih sama-sama mengangkat tema putus cinta. Kalau sebelumnya pembahasanmu  cenderung basi karena telah sering ada artikel serupa, cari sudut pandang yang lain agar lebih fresh. 

5. Kalau lagi down banget, gak usah baca artikel teman-teman

5 Tips Cegah Insecure saat Artikel Penulis Lain Lebih Sering Terbitilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Antoni Shkraba)

Walaupun sebagai penulis kamu dituntut untuk membaca, pahami keadaanmu saat ini. Penulis artikel tidak harus membaca semua artikel yang dimuat di suatu media, kok. Toh, secara garis besar kamu sudah memahami model tulisan yang disukai editor.

Pun terlalu banyak membaca artikel teman malah dapat membuatmu kurang kreatif karena sekadar meniru. Dirimu masih bisa membaca buku baik nonfiksi maupun fiksi, menonton berita, serta mengobrol dengan orang lain untuk menemukan ide. Memang nantinya kamu tetap harus kembali memantau artikel yang terbit seperti apa.

Paling gak buat mencegahmu menulis artikel yang amat mirip. Namun, lakukan lagi nanti saja setelah semangat serta kepercayaan dirimu cukup pulih. Bila kamu memaksakan diri untuk membaca artikel teman yang terbit terus sampai merasa muak, semangat menulismu bakal drop. Seolah-olah sudah tidak ada tempat untuk artikelmu.

Sebagai penulis, kamu perlu menjaga perasaan serta pikiranmu supaya lebih sering positif. Kalau rasa rendah diri menguasai, sulit sekali untukmu kembali berkarya. Beberapa penulis bahkan dapat memutuskan berhenti menulis untuk selamanya. Kamu jangan sampai begitu, ya. Nikmati perjalanan menulismu.

Baca Juga: 3 Cara Daur Ulang Artikel Tidak Terbit, Ubah Angle-nya Jadi Menarik!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya