7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumah

Bukan cuma jajan online yang bisa bikin boros

Beli makanan secara online kerap dituduh sebagai biang pemborosan. Gak salah juga sih, karena biaya pengirimannya lumayan tinggi. Bahkan bisa hampir sama dengan harga makanan pesananmu. Namun, segala cara jajan sebetulnya dapat membuatmu lebih boros.

Termasuk jajan di pedagang keliling yang lewat di depan rumah. Apabila kamu melakukannya secara impulsif, pengeluaranmu setiap bulan tetap membengkak. Begitu ada bunyi khas dari pedagang keliling, dirimu buru-buru keluar dan memanggilnya. Dari penjual bakso, cilok, es krim, roti, dan aneka jajanan lainnya hampir setiap hari berhenti di depan pagar rumahmu.

Dagangan mereka memang enak, menggiurkan, dan membelinya membantu perputaran roda ekonomi. Akan tetapi, jangan sampai bikin anggaranmu defisit. Kamu masih boleh jajan dari pedagang yang lewat, tapi kalau sudah berdampak tak baik bagi kesehatan dan keuangan ada baiknya lakukan tujuh tips kurangi jajan impulsif serta jadikan kebiasaan baru.

1. Rencanakan hari ini mau jajan apa

7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumahilustrasi jajan (pexels.com/Los Muertos Crew)

Rumah yang berada persis di tepi jalan raya atau jalan kampung tentu dilewati begitu banyak pedagang makanan dari pagi sampai malam. Coba deh, buat daftar penjual apa saja yang biasa lewat di depan rumahmu. Dari sekian banyak jenis jajanan, bagi untuk tujuh hari dalam seminggu. 

Kalau hasilnya masih di angka 1 atau 2, kamu bisa jajan 2 kali dalam sehari dengan jenis jajanan yang berbeda. Sehingga dalam seminggu, dirimu sebenarnya masih berkesempatan menikmati setiap jajanan yang biasa dibeli. Apabila pedagangnya banyak sekali, bagi dengan 14 hari atau lebih jika kamu ingin secara berkala mencicipi semuanya.

Atau, pilih jajanan kesukaanmu saja tapi tetap dengan aturan sehari maksimal 2 kali jajan. Bikin rencana hari ini pedagang apa yang akan dipanggil. Perencanaan bakal mengurangi kebiasaan impulsifmu dalam berbelanja.

Baca Juga: 6 Cara Atasi Rasa Iri dengan Teman yang Berangkat Umroh di Usia Muda  

2. Beraktivitas di bagian belakang rumah

7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumahilustrasi bekerja dari rumah (pexels.com/Anna Tarazevich)

Susah untukmu mengabaikan suara khas pedagang keliling kalau kamu berkegiatan di ruang tamu apalagi teras. Lebih-lebih jika pedagang memanggil-manggilmu dari depan pagar lantaran dirimu sudah menjadi pelanggannya. Kamu lapar atau tidak pasti merasa harus membelinya.

Siasati situasi ini dengan kamu beraktivitas di bagian belakang rumah. Misalnya, dirimu bekerja di meja makan yang terletak di dapur. Atau, sekalian di halaman belakang bila ada. Bisa juga di lantai 2 kalau rumahmu tingkat. Namun, jauhi posisi balkon yang langsung menghadap ke depan rumah.

Nanti kamu justru memanggil pedagang dari sana dan baru turun. Tujuan dari dirimu berkegiatan di bagian belakang rumah ialah buat meredam suara para pedagang. Kamu menjadi tidak mendengarnya atau mendengarnya sayup-sayup dan malas mengejarnya ke depan. Dirimu berteriak-teriak memanggilnya dari belakang rumah pun kecil kemungkinan pedagang bakal mendengarnya.

3. Batasi uang tunai

7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumahilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Yazid N)

Kebiasaan jajan di pedagang keliling lebih mudah direm daripada jajan online yang menawarkan begitu banyak kemudahan. Kalau dompet digitalmu menipis, masih bisa bayar tunai atau buru-buru mengisinya dengan m-banking. Bahkan kamu bisa pakai paylater. Sementara itu, pedagang keliling biasanya hanya menerima pembayaran tunai.

Maka batasi uang tunai yang kamu bawa. Gak usah ambil uang banyak-banyak di mesin ATM. Sesuaikan saja dengan kebutuhanmu dalam seminggu biar dirimu berpikir lagi jika hendak jajan. Lebih bagus lagi uang receh di rumah juga terbatas.

Apabila uang di dompetmu lembaran Rp100 ribu rupiah, tentu dirimu tak enak pada pedagang jika hanya membeli jajanan senilai Rp5 ribu sampai Rp10 ribu. Itu akan membuat penjualnya repot mencari uang kembalian. Kamu pun menjadi lebih mudah mengurungkan niat jajan.

4. Ingat masih ada hari esok buat jajan

7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumahilustrasi pedagang keliling (pexels.com/Hobi industri)

Sifat impulsifmu kala berhadapan dengan pedagang keliling perlu ditenangkan. Namun, bukan dengan membebaskan diri membeli apa saja. Kamu cukup mengingat-ingat bahwa besok juga masih ada hari. Bila sekarang dirimu gak jajan atau cuma jajan sekali, besok kamu bisa jajan lagi.

Ini adalah strategi penundaan yang membuatmu gak perlu panik. Seolah-olah kalau dirimu tak membeli semuanya hari ini, besok-besok pedagangnya tak mau lewat lagi di kompleks perumahanmu. Pemikiran seperti ini tidak logis, tetapi tanpa sadar bisa ada di benakmu. Kamu jadi sulit menahan hasrat jajan begitu mendengar suara pedagang keliling.

5. Kenyangkan perut dengan makanan utama

7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumahilustrasi makan (pexels.com/Mustafa Erdağ)

Bila kamu malah sengaja mengurangi bahkan meniadakan makanan utama sebab sudah berniat jajan, jajanan sebanyak apa pun gak akan memuaskanmu. Perut rasanya tidak kunjung kenyang walaupun dirimu telah menghentikan beberapa pedagang di waktu yang berbeda. Ini tak hanya membuatmu boros.

Dari segi kesehatan juga buruk karena kamu mudah makan berlebihan. Jajanan tidak membuatmu sama kenyangnya dengan menyantap makanan utama. Ini disebabkan kandungan nutrisinya yang gak seimbang walaupun kalorinya tinggi. Pastikan dirimu makan berat 3 kali sehari dengan gizi seimbang. Otomatis keinginan jajan bakal menurun.

6. Cek jajanan yang menumpuk di kulkas

7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumahilustrasi memeriksa kulkas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apakah semua jajanan yang kamu beli setiap hari langsung habis disantap? Kalau gak, buka kulkasmu. Boleh jadi sebagian besarnya berdesak-desakan di sana karena dirimu sudah kekenyangan dan merasa sayang untuk membuangnya.

Namun, upaya penyelamatan sisa jajanan itu sebetulnya hanya menunda pembuangan. Kecil kemungkinan dirimu mau memakan lagi aneka jajanan yang harganya tak seberapa. Pikirmu, membelinya lagi juga gak bikin kamu miskin. 

Pun pedagangnya setiap hari lewat di depan rumah. Rasanya juga pasti sudah tak enak sehingga jajanan itu akhirnya dibuang. Ketimbang sisa jajanan memenuhi kulkas dan ujung-ujungnya menjadi sampah, jauh lebih bijak kebiasaan jajanmu yang dikurangi.

7. Miliki tujuan dari menyisihkan uang jajanmu

7 Tips Kurangi Jajan Impulsif Tiap Ada Pedagang Lewat Depan Rumahilustrasi pedagang keliling (pexels.com/irwan zahuri)

Dalam hal apa saja, tujuan itu penting. Bahkan ketika anak-anak bermain, tujuan yang gak jelas bikin mereka mudah menakali teman sampai menangis. Tapi bila tujuan bermain adalah bersenang-senang bersama, mereka bakal lebih berhati-hati dan saling menjaga.

Demikian pula dalam upayamu mengurangi jajan impulsif. Tanpa adanya tujuan dari uang jajan yang berhasil disisihkan, nanti dirimu malah tergoda memakainya buat jajan. Cuma waktunya saja yang digeser. Biasanya kamu jajan sedikit-sedikit tetapi setiap hari menjadi jajan besar-besaran di akhir minggu atau bulan.

Rumuskan tujuan yang benar-benar penting buatmu. Seperti dengan menghemat uang jajan 100 ribu rupiah per minggu, dirimu bakal mengumpulkan 400 ribu rupiah dalam sebulan. Uang itu bisa buat beli buku untuk nutrisi pikiran, bersedekah, dan sebagainya.

Pada prinsipnya, kamu sangat boleh jajan dari pedagang keliling. Hal tersebut bersifat baik selama tidak berlebihan. Kalau dirimu sadar kebiasaan jajan sudah gak sehat baik terkait efeknya pada keuangan maupun kesehatan, segeralah melakukan ketujuh tips kurangi jajan impulsif. Tak apa sesekali menolak tawaran pedagang yang sudah menjadi langgananmu. Toh, di lain hari kamu bisa membelinya lagi.

Baca Juga: 7 Tips Ampuh Menghentikan Kebiasaan Belanja Impulsif

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya