7 Tips Mengurangi Kecemasan di Masa Pandemik, Jaga Psikismu!
Ilustrasi kecemasan (unsplash.com/mittaluday)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terus melonjaknya kasus baru pasien COVID-19 tentu membuat siapa pun merasa khawatir. Apalagi saat kabar duka datang silih berganti. Kita menjadi sangat tertekan, cemas. Tentu saja ini gak baik untuk diri kita.
Selain kita menjadi tidak fokus pada pekerjaan dan kegiatan harian, daya tahan tubuh juga bisa anjlok. Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan, coba terapkan tujuh tips berikut ini.
1. Kurangi kontak dengan sumber kecemasan
Ilustrasi menenangkan diri (unsplash.com/goodspleen)Kita memang gak boleh bersikap gak mau tahu terkait perkembangan pandemik COVID-19 di tanah air. Bagaimanapun, pengetahuan akan membuat kita lebih waspada dan bisa bersikap lebih tepat.
Hanya saja, membanjiri diri dengan segala informasi tentang pandemik bahkan sampai berkali-kali membaca atau menonton berita yang sama bukanlah cara yang bijak. Ancaman bahaya menjadi terasa berlipat-lipat dan sangat dekat.
Jika kita sudah gak nyaman mendengar suara sirine ambulans, mencari hunian sementara yang agak jauh dari jalan raya mungkin bisa dicoba. Demi menjaga 'kewarasan' di tengah kondisi dunia yang lagi gak baik-baik saja, kan?
2. Konsumsi makanan dan minuman yang bisa membuat kita merasa lebih baik
Ilustrasi menuang teh (unsplash.com/chris_jolly)Semua orang pasti punya makanan dan minuman favorit. Bila kita mengonsumsinya, kita merasa lebih baik. Tentu jangan yang buruk untuk kesehatan, ya!
Di masa pandemik begini, menjaga kesehatan menjadi sangat utama. Maka jangan pula berlebihan karena semua yang berlebihan pasti gak baik. Sudah ngeteh atau ngopi hari ini?
3. Cari udara segar
Ilustrasi mencari udara segar (unsplash.com/chris_jolly)Sekalipun berbagai kebijakan untuk menekan angka penularan virus COVID-19 membuat kita tak leluasa bepergian, sepenuhnya mengurung diri di dalam ruangan bukanlah ide bagus. Kita butuh udara segar.
Jadi, mengapa tidak membuka jendela rumah atau kamarmu lebar-lebar biar udara segar dan cahaya matahari bisa masuk? Jangan terlalu bergantung pada pendingin ruangan, ya!
Di pagi hari dan suasana masih cukup sepi, sekadar berjalan-jalan di sekitar rumah atau kos-kosan juga ide bagus. Sekalian belanja atau beli sarapan, kan? Jangan lupa makanannya dibungkus saja, ya!
4. Aktivitas fisik harus tetap dijaga
Editor’s picks
Ilustrasi berolahraga (unsplash.com/gabinvallet)Mentang-mentang mobilitas lagi dibatasi, jangan dijadikan pembenaran buat mager, ya! Pandemik ini gak sebentar dan entah kapan akan berakhir. Betapa buruknya jika kita lantas kurang beraktivitas fisik.
Bukankah olahraga gak harus dengan pergi ke tempat-tempat tertentu? Yoga di balkon kamar juga bisa. Beres-beres tempat tinggal juga harus rutin dan menjadi bagian dari menjaga aktivitas fisik.
Baca Juga: 5 Fakta Expressive Writing sebagai Terapi untuk Kesehatan Mental
5. Hibur diri dengan hal-hal positif
Ilustrasi membaca buku (unsplash.com/filipthedesigner)Suka baca komik? Yuk, amankan stok komikmu. Jangan sampai kehabisan! Punya suara bagus? Waktunya berkaraoke bersama keluarga di rumah atau duet virtual bareng teman.
Pokoknya, lakukan apa pun yang bisa membuat perhatian kita teralihkan dari sumber kecemasan dan muncul rasa senang. Ingat prinsipnya, yang penting bukan sesuatu yang negatif dan tetap taat prokes!
6. Jangan lupa beribadah dan membaca kitab suci
Ilustrasi membaca kitab suci (unsplash.com/chris_jolly)Tuhan sebaik-baik penolong dan pelindung. Sepakat, ya? Maka sebaiknya ibadah setiap hari gak ditinggalkan. Juga membaca kitab suci agar hati kita lebih tenteram.
Dengan begitu, selain kecemasan menurun, kita juga akan tetap bisa menjaga optimisme. Tidur kita akan lebih nyenyak dan keesokannya tetap bersemangat dalam beraktivitas.
7. Saling dukung dengan orang terdekat
Ilustrasi pasangan (unsplash.com/chris_jolly)Menghadapi pandemik yang panjang seperti ini memang gak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Bukan cuma untuk kesehatan fisik melainkan juga psikis.
Kita sama-sama mendisiplinkan diri dalam menjaga protokol kesehatan. Kita juga harus saling menguatkan untuk menjaga kesehatan psikis. Apalagi dengan orang-orang terdekat, jangan sampai komunikasi terputus!
Pandemik COVID-19 memang pada akhirnya tidak hanya menyerang kesehatan fisik melainkan juga mental dan seluruh aspek dalam kehidupan kita. Terapkan ketujuh tips di atas dan jangan lupa membagikannya agar lebih banyak orang bisa mengurangi kecemasannya.
Baca Juga: 5 Dampak Positif Menonton Drama Korea pada Kesehatan Fisik dan Mental
Marliana Kuswanti
Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
