5 Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri Berdasarkan Riset

Terlihat serupa, tapi tak sama!

Kepribadian narsistik dan rasa percaya diri sama-sama memandang diri mereka secara positif. Banyak orang mengira orang dengan rasa percaya diri yang tinggi dan orang dengan kepribadian narsistik adalah sama. Padahal tidak benar ya, guys!

Meskipun sekilas terlihat sama, narsistik dan percaya diri berbeda. Jika penderita kepribadian narsistik menganggap mereka yang terbaik dan lebih superior daripada orang lain. Sedangkan, orang dengan rasa percaya diri yang tinggi mengetahui value diri mereka tanpa merasa lebih superior. But, apa aja bedanya? Beberapa riset menjelaskan perbedaan kepribadian narsistik dengan percaya diri. Jika kamu penasaran, simak terus, ya!

1. Kebutuhan validasi

5 Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri Berdasarkan Risetilustrasi percaya diri (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika orang dengan kepribadian narsistik butuh validasi orang lain, orang dengan rasa percaya diri tidak butuh validasi orang lain (Current Directions in Psychological Science, 2016). Saat orang dengan kepribadian narsistik berhasil melakukan suatu hal, mereka akan memberi tahu orang lain dengan harapan akan mendapat pujian. Saat mereka tidak mendapatkan pujian, mereka merasa bahwa keberhasilannya tidak berarti. Fenomena tersebut terjadi karena mereka merasa akan berhasil dan puas jika mendapat pengakuan dan pujian dari orang lain.

Sedangkan, orang dengan rasa percaya diri tinggi tidak mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Ini terjadi karena mereka tahu value diri mereka dan puas dengan apa yang telah mereka capai. Sehingga, orang dengan high self-esteem tidak membutuhkan pengakuan dan pujian dari orang lain.

2. Cara merespon kekurangan atau kesalahan yang mereka lakukan

5 Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri Berdasarkan Risetilustrasi respon kesalahan (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat kamu ingin tahu seseorang memiliki percaya diri yang tinggi ataukah kepribadian narsistik, kamu bisa menganalisanya melalui bagaimana cara mereka merespon kekurangan yang mereka miliki. Bagaimana caranya?

Riset oleh jurnal Frontiers in Psychology menjelaskan jika terdapat perbedaan bagaimana respon seseorang dengan kepribadian narsistik dan high self-esteem dengan kekurangan ataupun kesalahan yang mereka miliki. Penderita kepribadian narsistik akan cenderung mengabaikan dan denial dengan kekurangan ataupun kesalahan yang mereka lakukan. Sedangkan, orang dengan percaya diri cenderung menerima dan terbuka dengan kekurangan ataupun kesalahan mereka. Bahkan, tidak jarang mereka mengubahnya menjadi peluang dan kekuatan.

Baca Juga: 3 Cara Sederhana Meningkatkan Percaya Diri, Pahami Nilai Dirimu!

3. Sikap di lingkungan sosial

5 Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri Berdasarkan Risetilustrasi empati (pexels.com/Markus Winkler)

Cara lain untuk membedakan antara kepribadian narsistik dengan percaya diri adalah dengan melihat sikap seseorang di lingkungan sosial (Personality and Social Psychology Bulletin, 2002). Orang dengan high self-esteem cenderung lebih suka untuk menampilkan sikap yang positif dan konstruktif. Seperti keberanian, menghargai orang lain, empati, hingga kemampuan untuk mengungkapkan pendapat tanpa tujuan untuk terlihat lebih unggul ataupun merendahkan orang lain. Mereka melihat hubungan sosial dengan orang lain sebagai hal yang bersifat pribadi dan hal yang positif.

Hal tersebut berbeda dengan orang berkepribadian narsistik. Mereka menjalin hubungan sosial dengan tujuan melakukan dominasi dan validasi orang lain. Mereka tidak ragu untuk menggunakan cara tertentu untuk membuat diri mereka terlihat unggul dalam lingkaran sosial secara berlebihan. Bahkan jika itu berarti menyombongkan diri mereka, melakukan manipulasi, merendahkan, atau mengkritik orang lain.

4. Sikap dalam menanggapi kritik

5 Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri Berdasarkan Risetilustrasi percaya diri (pexels.com/Gustavo Fring)

Dalam menyikapi kritikan, pribadi narsistik dan percaya diri memiliki perbedaan dalam menanggapinya (Frontiers in Psychology, 2016). Orang yang memiliki kepribadian narsistik seringkali sulit menerima kritik dan seringkali merasa terluka atau marah ketika diberikan kritik oleh orang lain. Mereka cenderung melihat kritik sebagai ancaman terhadap gambaran diri mereka yang sempurna.

Sebaliknya, individu dengan self-esteem yang sehat memiliki kemampuan untuk menerima kritik secara konstruktif. Mereka mungkin melihat kritik sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai serangan terhadap identitas atau nilai mereka sebagai individu. Ini membantu mereka tumbuh dan meningkatkan diri mereka sendiri secara positif melalui pengalaman kritik yang konstruktif.

5. Cara berinteraksi dengan pasangan

5 Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri Berdasarkan Risetilustrasi pasangan (pexels.com/juan mendez)

Riset oleh jurnal Personality and Social Psychology Bulletin membeberkan perbedaan bagaimana cara individu dengan rasa percaya diri dan narsistik dalam berinteraksi bersama pasangan mereka. Orang dengan kepribadian narsistik cenderung melihat pasangan mereka dari sisi negatif. Mereka menganggap bahwa hanya diri mereka yang benar dan sempurna, sedangkan pasangan mereka tidak. Mereka mungkin tidak ragu untuk merendahkan atau mengkritik pasangan mereka. Contohnya, seorang yang memiliki sifat narsistik mungkin sering menyalahkan pasangan atas kegagalan atau kesalahan yang terjadi. Bahkan tanpa alasan yang jelas, ataupun mempertimbangan peran mereka yang ikut andil.

Di sisi lain, individu dengan self-esteem yang tinggi cenderung memiliki pandangan positif tentang pasangan mereka. Mereka biasanya melihat pasangan mereka dengan penuh apresiasi dan kasih sayang. Mereka berusaha untuk saling mendukung dan memperkuat hubungan tersebut. Sebagai contoh, seseorang dengan percaya diri yang tinggi mungkin akan menyampaikan pujian, bahkan hanya dengan gestur simple yang diberikan pasangan.

Walaupun terlihat sama, jika ditelisik lebih lanjut orang dengan percaya diri dan narsistik memiliki perbedaan aspek satu sama lain. So, jika kamu menemui seseorang dengan kepercayaan diri yang tinggi, analisa lebih dalam lagi sikap mereka. Jangan asal judge, cause they’re different!

Baca Juga: 4 Tanda Seseorang Mengalami Gangguan Kepribadian Narsistik, Ambisius?

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

A girl with ADHD and still learn to manage it!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya