4 Cara Mendisiplinkan Diri dengan Teori Pengendalian Sosial

Yuk, terapkan dalam kehidupan sehari-hari

Menurut seorang sosiolog yang bernama Peter L. Berger, pengendalian sosial merupakan berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan anggota-anggotanya yang membangkang. Secara lebih kompleks, penertiban ini erat kaitannya dengan pendisiplinan diri.

Sedangkan dalam teori  pengendalian sosial terdapat empat unsur. Nah, dari keempat konsep tersebut, bisa kita gunakan untuk mendisiplinkan diri sendiri, lho. Lebih tepatnya, kita akan belajar bagaimana cara mendisiplinkan diri dengan teori pengendalian sosial mulai dengan pencegahan, ajakan, hukuman, hingga ancaman. Penasaran bagaimana proses penerapannya? Langsung simak ulasan berikut ini.

1. Preventif

4 Cara Mendisiplinkan Diri dengan Teori Pengendalian Sosialilustrasi orang bekerja (pixabay.com/kaboompics)

Dalam upaya pengendalian sosial, preventif ini bersifat pencegahan. Segala upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran atau tindakan menyimpang. Artinya, pada fase preventif ini belum terjadi sebuah perilaku yang negatif, ya.

Nah, upaya preventif ini bisa ditempuh melalui banyak cara. Mulai dari memberikan nasihat hingga menunjukkan risiko atau kerugian saat melakukan perbuatan yang tidak baik. Dalam kaitannya dengan upayamu mendisiplinkan diri, cara preventif ini bisa kamu terapkan dengan penanaman prinsip, nih. Bagaimana caranya? Ya, kamu perlu punya prinsip hidup disiplin yang harus kamu doktrin ke dirimu sendiri.

Dengan membiasakan diri menerapkan prinsip hidup disiplin, maka kamu bisa mencegah diri untuk berkenalan apalagi melakukan hal-hal yang tidak disiplin. Saat sekali saja kamu kecolongan tak hidup disiplin, maka rasanya akan susah untuk kembali memulai disiplin lagi, lho.

Baca Juga: 8 Alasan Orang Suka Menampilkan Citra Kaya, Cari Pengakuan?

2. Persuasif

4 Cara Mendisiplinkan Diri dengan Teori Pengendalian Sosialilustrasi orang shopping (pixabay.com/46173)

Dalam teori pengendalian sosial, persuasif ini berupa usaha untuk mengajak, membimbing anggota masyarakat agar bersikap dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku. Berbeda dengan ancaman, ajakan ini sifatnya menghimbau secara halus dan menarik, ya.

Nah, dalam proses pendisiplinan diri, kamu bisa menerapkan persuasif untuk membuatmu enjoy punya dan menjalani prinsip hidup disiplin. Bagaimana caranya? Misalnya saja kamu bisa memberikan reward ketika berhasil disiplin dalam jangka waktu tertentu, nih.

Reward tersebut sebagai wujud terima kasih dan apresiasi atas kerja keras dirimu sendiri. Terlebih lagi, dengan memberikan reward, kamu bisa lebih semangat untuk terus disiplin dalam menjalani hidup. Jadi, reward apa yang kamu suka, butuhkan, dan inginkan? Coba ajak diskusi dirimu sendiri, ya.

3. Represif

4 Cara Mendisiplinkan Diri dengan Teori Pengendalian Sosialilustrasi kesedihan (pixabay.com/RyanMcGuire)

Ketika cara represif diterapkan, maka artinya dalam pengendalian sosial sudah terjadi tindakan menyimpang atau pelanggaran, nih. Tujuan dari represif ialah untuk mengembalikan keadaan seperti sebelumnya terjadinya tindakan yang buruk tersebut. Apa saja yang dilakukan dalam upaya pengendalian sosial represif? Jawabannya yakni dengan memberikan hukuman. Mengapa begitu? Jelas supaya memberikan efek jera agar tidak mengulangi hal serupa maupun pelanggaran lainnya di masa depan.

Begitu pula dalam upaya kamu mendisiplinkan diri, nih. Saat kamu berhak mendapatkan reward ketika berhasil disiplin. Maka, kamu juga wajib mendapatkan hukuman ketika kamu melanggar prinsip disiplin hidup. Bukan bermaksud kejam terhadap diri sendiri, melainkan lebih kepada penyadaran diri. Ingat, membiarkan diri terjebak dalam kesalahan itu efeknya jauh lebih besar lagi, lho. Jadi, hukuman itu ya pada dasarnya dari kamu dan untuk kebaikan kamu juga.

4. Koersif

4 Cara Mendisiplinkan Diri dengan Teori Pengendalian Sosialilustrasi kesedihan (pixabay.com/3938030)

Koersif ini menjadi cara yang mempertegas represif, nih. Hal tersebut dikarenakan koersif merupakan upaya dalam pengendalian sosial berupa ancaman keras setelah terjadinya pelanggaran atau tindakan menyimpang.

Dalam proses pendisiplinan dirimu, ketika hukuman saja dirasa kurang cukup mengubahmu, maka kamu bisa menambahkan ancaman. Ya, ancaman akan hukuman yang lebih buruk lagi ketika kamu melakukan ketidakdisiplinan lagi.

Pada akhirnya, semua cara mendisiplinkan diri dengan teori pengendalian sosial di atas terasa begitu menyiksa untuk diterapkan, ya. Namun, bukankah untuk mencapai tujuan besar itu memang dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan besar pula? Coba pikirkan. Jadi, yuk, buat perubahan diri menjadi lebih baik lagi dengan belajar punya hidup yang disiplin.

Baca Juga: 5 Tips Upskilling untuk Meningkatkan Karier di 2024, Sudah Tahu?

Melinda Fujiana Photo Verified Writer Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya