4 Cara Sosiologi untuk Ikhlas Memaafkan Kesalahan Orang Tersayang

Selagi kesalahannya tidak di luar batas, ya

Intinya Sih...

  • Belajar ikhlas memaafkan kesalahan orang tersayang dengan konsep simpati dalam ilmu sosiologi
  • Tindakan afektif: pertimbangkan rasa kesal dan kasih sayang, serta apakah kesalahan itu disengaja atau tak disengaja
  • Disfungsionalitas kehidupan akibat terus terlarut dalam luka, tindakan berorientasi nilai sebagai pedoman memberikan maaf

Siapa sih yang tidak sakit hati saat orang yang disayang berbuat kesalahan? Terlebih memberikan kerugian secara langsung untuk dirimu, ya. Jika kesalahan tersebut dilakukan oleh orang asing, atau tak seberapa dekat, mungkin lukanya tak akan sedalam itu, nih.

Dengan begitu, tentu proses untuk bisa berlapang dada memberikan maaf itu tak mudah. Wajar apabila kamu merasa sulit untuk ikhlas melepas maaf, meski untuk orang tersayangmu sendiri.

Namun, selagi kesalahannya tidak di luar batas toleransimu, maka perlahan tapi pasti, belajarlah untuk ikhlas memberikannya maaf, ya. Nah, untuk membantu kamu belajar ikhlas memaafkan kesalahan orang tersayang, ada cara versi ilmu sosiologi, nih.

Ilmu sosiologi yang mempelajari kehidupan manusia dalam kehidupan masyarakat ini memiliki beberapa konsep yang bisa menjadi cara untuk ikhlas memaafkan sebuah kesalahan. Mulai dari konsep simpati, tindakan afektif, disfungsional, hingga tindakan berorientasi nilai bisa menjadi jawabannya, nih. Penasaran bagaimana penjabaran konsep tersebut? Langsung simak ulasan di bawah ini, ya.

1. Bersimpati dengan memahami faktor penyebab kesalahan

4 Cara Sosiologi untuk Ikhlas Memaafkan Kesalahan Orang Tersayangilustrasi kesedihan (pixabay.com/Pexels)

Dalam ilmu sosiologi, simpati artinya perhatikan dengan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Yang mana dalam kasus memberikan maaf ke orang tersayang, coba pahami apa yang menjadi faktor penyebabnya.

Ibaratnya, tidak akan ada asap jika tidak ada api, maka kesalahan yang dilakukan orang orang tersayangmu itu ialah hubungan sebab-akibat, ya. Coba kamu posisikan diri sebagai dia, siapa tahu kamu jadi memahami mengapa dia bisa bersikap maupun bertindak yang berujung kesalahan padamu itu.

Terlebih lagi, mungkin dengan kamu memposisikan diri sebagai dia, kamu jadi belajar introspeksi diri juga. Siapa tahu, mungkin kamu juga ada kesalahan di dalamnya. Secara lebih lanjut, semua kepahaman dan kesadaranmu itu bisa mempermudah dirimu untuk bisa memberikan maaf secara tulus kepada orang tersayangmu, ya.

2. Mengingat tindakan afektif yang pernah dilakukan orang tersayang

4 Cara Sosiologi untuk Ikhlas Memaafkan Kesalahan Orang Tersayangilustrasi berbahagia (pixabay.com/pexels)

Tindakan afektif secara sosiologis bermakna tindakan yang berlandaskan atas dasar emosional. Dengan begitu, dalam hubungan yang penuh kasih sayang, tentu dalam sikap dan tindakan setiap harinya penuh dengan emosi cinta, ya.

Lantas, apakah dengan satu kesalahannya bisa membuatmu melupakan sejuta cinta dan kasih yang pernah diberikan dengan tulus olehnya? Coba pikirkan baik-baik. Bukankah sejujurnya kamu juga rindu untuk memiliki hubungan baik dan mesra kembali dengan orang tersebut? Pada akhirnya, pikirkan apakah rasa kesalmu atas kesalahannya itu jauh lebih besar daripada rasa kasih sayangmu kepadanya. 

Dengan mengetahui betapa dia sangat menyayangimu, pun kamu begitu menyayanginya. Terlebih, jika kesalahan yang dilakukan itu tak disengaja, diluar kendali, hingga sudah meminta maaf dengan begitu tulus. Seharusnya, semua itu bisa lebih mudah membuat kamu berlapang dada memaafkannya, ya.

Baca Juga: 3 Fakta Orangtua dengan Luka Inner Child, Berdampak pada Pengasuhan

3. Menyimpan luka hanya akan membuat kehidupan berjalan disfungsional

4 Cara Sosiologi untuk Ikhlas Memaafkan Kesalahan Orang TersayangIlustrasi kehidupan sosial (pixabay.com/geralt)

Tentunya, kamu sadar bahwa luka yang ada di hatimu saat ini disebabkan oleh orang kesayanganmu. Yang mana orang tersebut besar pengaruhnya dalam kehidupanmu. Jadi, jangan heran apabila permasalahan kesalahannya ini bisa mengganggu aktivitas keseharianmu lainnya.

Sederhananya, ketika kamu larut dalam luka karena kesalahannya, kamu jadi tak fokus bekerja. Pada akhirnya, semua pekerjaanmu jadi terbengkalai. Nah, beban kerja yang tak terselesaikan ini menjadi indikator bahwa hidupmu telah berjalan disfungsional.

Yang mana disfungsional sendiri secara sosiologis bermakna kehidupan sosial yang tidak berjalan sesuai fungsinya. Begitu pula dengan kehidupan pribadimu, tak bisa berjalan fungsional karena terus memikirkan luka yang diberikan oleh orang tersayangmu.

Jadi, daripada terus terlarut di dalamnya, bukanlah lebih baik dilepaskan saja beban tersebut supaya hati bisa lega? Coba pikirkan. Lantas, bagaimana caranya melepaskan? Yakni, dengan memaafkan semuanya dan memulai lembaran kehidupan yang baru.

4. Memaafkan berlandaskan tindakan berorientasi nilai

4 Cara Sosiologi untuk Ikhlas Memaafkan Kesalahan Orang Tersayangilustrasi orang berpikir (pexels.com/Polina Sirotina)

Secara sosiologis, tindakan berorientasi nilai ini bermakna kehidupan sosial yang pelaku di dalamnya selalu bertindak berdasarkan nilai sosial yang ada. Yang mana nilai ini sebagai pedoman dan arah hidup, juga menjadi batasan baik dan buruk, serta batasan benar dan salah.

Nah, dalam kehidupan pribadimu tentu kamu juga memiliki nilai yang menjadi pedoman serta batasanmu, ya. Jadi, cara paling logis untuk memberikan maaf kepada seseorang, yakni dengan melihat seberapa besar kesalahannya.

Jika kesalahan yang ada itu tidak di luar batasan nilai yang kamu anut, terlebih dia orang yang begitu kamu sayangi. Lantas, mengapa kamu tak bisa memaafkannya? Bukankah semua orang, termasuk kamu pernah berbuat kesalahan juga? Rasanya, setiap orang artinya boleh berbuat kesalahan, dalam takaran yang wajar.

Pada akhirnya, jika kamu masih belum bisa memberikan maaf, maka tak apa. Tidak ada yang salah dengan sulitnya kamu ikhlas memberikan maaf. Hal tersebut mengingat kamu adalah korbannya, terlebih tersangkanya ialah orang tersayangmu sendiri.

Hanya saja, cobalah perlahan tapi pasti, belajar melepaskan dengan berlapang dada memaafkannya. Semua itu juga demi kebaikan dirimu sendiri agar tak terus larut di dalamnya dan bisa membuka lembaran baru. Setelah memberikan maaf, kamu juga bebas dan berhak untuk tetap berhubungan baik dengan orang yang bersangkutan atau memilih untuk pergi, ya.

Baca Juga: 9 Cara Menyembuhkan Luka Batin atau Luka Pengasuhan, Terapkan!

Melinda Fujiana Photo Verified Writer Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya