6 Alasan Kenapa Memikirkan Kematian Adalah Life-Changing

- Kesehatan adalah investasi terbaik untuk diri sendiri, karena kesehatan memengaruhi kualitas hidup sehari-hari dan harapan hidup.
- Kematian akan memisahkan dua dunia selamanya, sehingga penting untuk mengambil risiko sekarang dan tidak menunda-nunda.
- Mengingat kematian bisa membuat kita lebih fokus menjalani hidup sekarang, menjadi lebih berhati-hati dalam tindakan, dan sadar akan konsekuensi karma.
Topik kematian terdengar mengerikan untuk dibicarakan. Pembahasan yang jarang muncul dalam obrolan sehari-hari. Seolah membicarakannya akan mempercepat kedatangannya. Ada berbagai alasan kenapa orang menghindarinya. Bisa karena malas memikirkan hal-hal yang belum terjadi, takut karena gak tau seperti apa rasanya dan bagaimana prosesnya, atau sekedar menolak mengingat bahwa hidup ini hanya sementara.
Steve Jobs, pendiri Apple, pernah membahas tentang kematian dalam pidatonya. Ia mengatakan, "Tidak ada yang ingin meninggal. Bahkan orang yang ingin pergi ke surga pun tidak ingin meninggal untuk sampai ke sana. Meskipun begitu, kematian adalah tujuan yang kita semua akan alami".
Membicarakan kematian rasanya gak perlu dilakukan sekarang. Apalagi di usia muda, ketika hidup terasa masih panjang dan penuh peluang. Padahal, memikirkan kematian bisa mendorong kita jadi lebih jujur pada diri sendiri. Memperjelas apa yang benar-benar penting, siapa yang kita cintai, dan bagaimana kita ingin diingat. Berikut enam alasan kenapa merenungkan kematian bisa jadi pengalaman yang mengubah hidupmu.
1. Meningkatkan kesadaran akan kesehatan

Investasi terbaik yang bisa dilakukan untuk diri sendiri adalah menjaga kesehatan. Gak ada hal yang bisa dinikmati dengan kondisi tubuh atau pikiran yang tidak prima. Tiket liburan bisa dibeli uang, tapi siapa yang bisa naik pesawat dengan selang pengobatan harus tertempel di badan. Kesehatan dibentuk dari rutinitas sehari-hari. Setiap orang memang punya situasi dan kondisi tubuh yang berbeda. Tetapi, faktor-faktor penyebab penyakit banyak yang kurang lebih sama.
Gak ada yang mau menjadi sakit. Terbatas melakukan hal-hal yang diinginkan. Membayar untuk perawatan yang gak disukai. Sakit yang parah seperti, secara tidak langsung, mendekatkan seseorang dengan kematian. Karenanya, menjaga kesehatan seperti usaha menjauhkan diri dari kematian. Berusaha menjaga kesehatan mungkin tidak bisa memperpanjang umur, karena gak ada yang tau pasti cara meninggal seseorang. Paling tidak, menjadi sehat bisa menambah harapan hidup dengan nyaman.
2. Membuat berani minta maaf

Gak ada cukup waktu di dunia ini. Gak ada yang tau siapa yang akan pergi esok hari. Gak semua momen bisa diulang dua kali. Seseorang gak akan ada di sekitar kita selamanya. Pas kita siap minta maaf, sudah tidak ada kesempatannya. Manusia punya kecenderungan untuk bisa melakukan apa pun saat ada di posisi kepepet. Yang sering dilupakan adalah bahwa kita selalu kepepet waktu.
Kematian akan memisahkan dua dunia untuk selamanya. Amarah sementara rasanya gak worth it untuk jatah waktu yang sebentar itu. Karena penyesalan selalu datang terlambat. Susah mencari obat untuk penyesalan yang berkaitan dengan kehilangan seseorang. Karena gak ada hal apa pun yang bisa kita lakukan untuk bawa mereka kembali.
3. Menghentikan prokastinasi

Ambil risikonya sekarang atau gak pernah mencoba sama sekali. Isitilah "nanti" hanyalah ilusi. Kalau kita gak melakukannya sekarang, apa yang bikin kita yakin kita akan melakukannya nanti? Atau apakah kita akan bisa melakukannya nanti? Gak ada yang tau apa yang akan terjadi "nanti". Lakukan sekarang karena kesempatan gak selalu datang dua kali.
Meskipun terdengar menyeramkan, tapi hal yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Kita gak tau apakah kita bisa menyempurnakan pekerjaan kita untuk dikumpulkan di lain waktu. Kita cuma tau bahwa kita bisa tiba-tiba pergi dari dunia ini kapan saja. Dan gak jadi bisa mengumpulkan pekerjaan itu sama sekali.
4. Menjadi fokus pada masa kini

Apa yang terjadi di masa lalu sudah selesai dan semestinya begitu. Apa yang terjadi di masa depan hanyalah angan-angan yang belum tentu kejadian. Mengingat kematian itu sebenarnya bukan soal jadi murung, takut, atau berhenti mengejar kehidupan terbaik. Justru, bisa bikin kita lebih fokus menjalani hidup sekarang. Jadilebih berhati-hati dan bijak dalam memilih apa yang mau kita lakukan setiap harinya.
Kalau kita cuma punya waktu satu hari lagi di dunia ini, apa yang mau kita lakukan? Kalau hari ini adalah hari terakhir kita, hal apa yang selama ini terlalu takut untuk kita lakukan? Ibaratnya, nothing to lose. Memikirkan kematian bikin kita lebih "hadir" di setiap detik kehidupan.
5. Menjadi hati-hati dalam setiap perbuatan dan perkataan

Apa yang kita tanam, itu lah yang kita tuai. Karma bisa bekerja lebih nyata dibanding yang kita kira. Balasan atas perbuatan kita bisa datang dari siapa saja, kapan saja. Kematian pun gak membuat karma itu berakhir. Apa yang gak sempat terbalaskan ketika masih hidup tetap akan dibayarkan setelah meninggal nanti. Mau itu ucapan kecil yang nyelekit atau tindakan yang kita anggap sepele, semuanya dicatat.
Mengingat karma dan kematian jadi sumber ketakutan sekaligus penenangnya. Takut akan presepsi orang lain dan bagaimana kita dikenang setelah tiada nanti. Tetapi juga tenang karena selalu ingat untuk berbuat dan berkata yang baik. Sadar kalau hidup ini cuma sementara bikin kita pengen ninggalin jejak yang baik. Kita nggak mau pergi dalam keadaan ninggalin masalah, musuh, apalagi dosa jariyah.
6. Menikmati "ketidaknyamanan"

Pada akhirnya semua semua yang hidup akan mengalami kematian. Sesuatu yang berjalan pasti akan berhenti. Gak ada momen yang bertahan selamanya. Ketidaknyamanan yang kita jumpai dalam hidup juga pasti hanya sementara. Hidup ada untuk dijalani, dengan semua kendala di dalamnya. Sampai ada pepatah yang menyindir, "hidup segan, mati pun tak mau".
Dalam konteks spiritual, ketidaknyamanan adalah bagian dari usaha taat pada Tuhan. Menjauhi apa yang tidak diperbolehkan padahal kita sukai. Memaksa diri melakukan ibadah padahal berat dan malas. Semua demi mendapatkan balasan setimpal nantinya.
Tak jarang kita merasa hidup seperti gak ada habisnya. Satu masalah selesai, datang lagi masalah lainnya. Jadi lupa bahwa kehidupan yang sangat kita usahakan ini cuma sementara. Mengingat bahwa setiap manusia akan meninggal adalah cara terbaik untuk menghilangkan rasa kepemilikan atas segala sesuatu di dunia ini. Bersyukur kita punya kesempatan merasakan semua barang titipan itu. Jadi, never take anything for granted, ya.