#GreenBeauty Menelusuri Sumbangan Jejak Karbon dari Produksi Plastik

Kita mungkin telah sadar akan dampak penggunaan plastik yang tak terkendali dan telah menjadi masalah global saat ini. Mulai dari masalah kesehatan, pencemaran laut, hingga rusaknya ekosistem daratan. Masalah ini terlihat secara nyata dan menjadi penanganan bersama. Berbagai upaya pun telah digalakkan untuk mengatasi polusi plastik ini.
Tapi, pernahkah kamu menyadari bahwa plastik juga memiliki masalah lain yang tak terlihat? Dalam proses produksinya, plastik ternyata menyumbang permasalahan lain yang dikenal sebagai jejak karbon. Jejak karbon ini bisa dikatakan sebagai sampah plastik yang tak terlihat dan berpotensi besar dalam krisis lingkungan.
Lalu, apa itu jejak karbon? Bagaimana plastik bisa menyumbang jejak karbon? Apa kaitannya dengan krisis lingkungan? Berikut adalah ulasannya untukmu.
1. Apa itu jejak karbon (carbon footprint)?
Pernahkah kamu mendengar istilah jejak karbon (carbon footprint)? Jejak karbon adalah total konsentrasi emisi gas karbon di udara yang dikeluarkan oleh aktivitas manusia baik individu maupun kelompok.
Gas karbon ini dikenal dengan istilah gas rumah kaca. Konvensi tahunan PBB tentang iklim, United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) melalui Protokol Kyoto telah menetapkan 6 jenis gas rumah kaca yang menjadi isu pemanasan global yaitu Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitro Oksida (N2O), Hydrofluorocarbons (HFCs), Perfluorocarbons (PFCs) dan Sulfur hexafluoride (SF6).
Sektor industri menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar emisi karbon, termasuk industri pengolahan plastik. Normalnya, gas-gas karbon ini diperlukan untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat. Karena sifat gas rumah kaca mengikat panas matahari, akumulasi gas karbon di atmosfer yang terlalu tinggi akan meningkatkan suhu permukaan bumi hingga berujung pada pemanasan global.