Dengan siapa kamu bergaul menentukan bagaimana caramu memandang diri sendiri. Bila kamu bergaul dengan orang-orang yang positif dan suportif, kamu pun akan punya gambar diri yang positif. Begitu pula sebaliknya.
Tapi guys, hal di atas seharusnya tidak menjadi pembatas untukmu mendefinisikan diri. Bila berlebihan, kamu akan menggantungkan keberhargaan diri pada apa kata orang. Ada beberapa sebab hal itu bukan perbuatan bijak. Berikut penjelasannya.
Mudah bagi kita untuk merasa ciut, down, sedih ketika ada seseorang yang kita anggap penting dan berharga ternyata memiliki persepsi buruk tentang diri kita. Tanpa disadari, kamu pun menjadikan penilaian mereka sebagai dasar kebenaran, seolah-olah apa yang mereka katakan tentang dirimu ialah mutlak dan paling benar.
Padahal, hal ini sama sekali tidak benar. Kritik dan cemooh boleh ada, tapi itu seharusnya dijadikan bahan untuk introspeksi diri. Bukannya malah kamu jadi sepenuhnya mengubah dirimu untuk memuaskan keinginan mereka.
Karena pada dasarnya pun, setiap orang punya standar penilaian masing-masing. Tidak ada yang sepenuhnya benar atau salah, jadi jangan hanya berpatokan pada pendapat satu orang saja.
Coba tanya dirimu, masakah kamu rela mengorbankan prinsipmu demi penilaian orang? Hal ini yang sering kita lupa, bahwa setiap orang pun punya kehendak dan keinginan masing-masing.
Itulah mengapa penilaian manusia begitu subjektif. Kamu tidak perlu terlalu ambil pusing. Asal apa yang kamu lakukan tidak menyakiti orang lain dan sesuai dengan prinsipmu, untuk apa merasa takut?
Mudah bagi kita untuk fokus pada hal-hal negatif dalam hidup. Seperti penilaian buruk orang, cemoohan dan kritik tidak membangun dari orang lain tentang dirimu. Hanya saja kawan, coba pikirkan, apa hal ini berguna?
Yang ada malah menyakiti dirimu sendiri. Dibanding itu, cobalah untuk fokus pada orang-orang sekitar yang mencintaimu dengan tulus. Seperti keluarga, sahabat, atau mentor rohanimu. Percaya, deh, penilaian satu orang tidak ada apa-apanya bila dibanding dengan cinta dan dukungan yang kamu dapatkan dari orang lain.
Untuk beberapa orang, tanpa disadari kita punya kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain. Tiap ada kritik atau teguran, kita berusaha berbenah. Namun, hal itu bisa berdampak buruk ketika kita kehilangan arah tentang identitas diri sendiri.
Satu hal yang perlu kamu ingat, hidupmu tidak tergantung oleh apa kata orang. Rugi sendiri bila kamu kerap memikirkan penilaian mereka, yang bahkan tidak bertanggung jawab atas hidupmu.
Terlalu mendengarkan apa kata orang bisa membuatmu kehilangan identitas diri sendiri. Kamu ingin selalu menyenangkan setiap orang yang kamu temui, tanpa mempertimbangkan apa yang kamu sukai dan tidak.
Tidak semua ucapan orang bisa kamu telan mentah-mentah. Toh pada akhirnya, hanya kamu yang mengenal dirimu.
Tidak perlu memaksa diri sendiri untuk diterima dan disukai semua orang. Fokus saja untuk terus membenahi dirimu. Kamu akan menjadi magnet untuk menarik orang-orang dengan prinsip hidup serupa.