Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Situasi yang Menyulitkanmu Menolak Permintaan

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Fal ButoxKing)
Intinya sih...
  • Utang budi harus dibayar, membuatmu merasa terikat selamanya
  • Kalah kekuasaan di lingkungan kerja membuat sulit menolak perintah atasan
  • Takut dianggap kurang berkompeten dan berdedikasi di tempat kerja

Kamu selalu menjadi yes man. Artinya, apa pun permintaan orang dipenuhi olehmu. Baik permintaan terkait materi maupun hal-hal lainnya. Itu mungkin membuatmu terlihat sebagai orang baik. Akan tetapi, apakah dampaknya baik pula untukmu? Tanpa kamu pernah berani menolak permintaan, itu justru bakal menyiksamu. Kemampuanmu ada batasnya.

Bahkan dalam hal-hal yang dirimu bisa pun sebetulnya gak harus selalu dipenuhi. Namun, situasi seperti di bawah ini kerap membuatmu sulit menggeleng serta berkata tidak. Jika suatu permintaan memberatkanmu, cobalah lebih jujur.

1. Utang budi

ilustrasi percakapan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sama seperti jenis utang yang lain, perasaan kamu pernah berutang budi pada orang lain juga harus dibayar. Malah bentuk pembayarannya bisa tidak terbatas. Lain dengan pinjaman uang 100 ribu rupiah dikembalikan dengan besaran yang sama.

Utang budimu mungkin sebenarnya gak seberapa. Namun, kamu seperti tersandera selamanya. Dirimu gak pernah berani menolak permintaan orang yang pernah menolongmu.

2. Kalah kekuasaan

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Ini sering terjadi di lingkungan kerja. Bila bos sudah memerintah, anak buah tidak berani menolak. Mungkin cuma ada 1 atau 2 orang yang membangkang. Selebihnya mencari aman dengan bersikap patuh. Tak terkecuali kamu. Dirimu sadar risiko terburuk jika membuat atasan kesal.

3. Takut dianggap kurang berkompeten dan berdedikasi

ilustrasi mendelegasikan tugas (pexels.com/Sora Shimazaki)

Lagi-lagi ini berkaitan dengan dunia kerja. Kamu diberi tugas yang sebetulnya lebih cocok buat seniormu pun akhirnya gak bisa menolak. Takutnya kompetensimu dipandang rendah lalu kamu tak pernah diberi kesempatan naik posisi. Dirimu juga merasa harus menunjukkan dedikasi terbaik sekalipun itu artinya jadwal lemburmu menjadi lebih banyak.

4. Tak punya alasan kuat untuk menolak

ilustrasi percakapan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Misalnya, seseorang memintamu menemaninya pergi di hari Minggu. Seandainya dirimu kebetulan ada acara, mudah untukmu mengatakan tak bisa, namun, kalau sebenarnya kamu luang jadi sulit untuk menolak. Terlebih dia mengetahui dirimu tidak ada acara apa-apa. Sebenarnya kamu tak harus pandai mengarang alasan untuk menolak permintaan orang lain. Sekadar rasa malas atau bahkan tanpa alasan sama sekali juga tidak masalah. Dirimu berhak memutuskan menerima atau menolak apa pun.

5. Kedekatan hubungan

ilustrasi ayah dan putranya (pexels.com/@jeffgendy)

Makin dekat hubunganmu dengan seseorang, makin sungkan juga buatmu menolak permintaan atau perintahnya. Misal, orangtua bilang perlu uang. Padahal, bulan kemarin dirimu juga sudah memberi mereka uang.

Seandainya saudara jauh yang memintanya, pasti kamu bisa menolak. Akan tetapi, lantaran mereka orangtuamu, dirimu gak mau mendebat. Pun tambah dekat hubungan, tambah seseorang tahu kemampuanmu dalam memenuhi permintaannya.

6. Cemas dikira kurang sayang

ilustrasi pasangan (pexels.com/Helena Lopes)

Ini bisa terkait hubungan persaudaraan, anak dengan orangtua, atau pasangan. Tuduhan kurang sayang hanya karena dirimu menolak permintaan seseorang memang menyakitkan. Kamu berusaha menghindarinya demi kenyamanan diri sendiri maupun dia.

Dirimu memilih mengabulkan keinginannya. Padahal, kalau dipikir-pikir, kasih sayang seharusnya datang dari kedua belah pihak. Artinya, permintaannya ke kamu semestinya juga tidak memberatkan. Pun jika dirimu menolak, dia kudu bisa memahami.

7. Kondisi peminta yang mengibakan

ilustrasi dua pria (pexels.com/cottonbro studio)

Orang yang datang padamu dengan kondisi buruk tentu membangkitkan perasaan kasihan. Meski tentu saja, penampilannya bisa menipu. Beberapa orang bahkan sengaja melakukannya karena tahu bakal lebih menggerakkan hatimu.

Dirimu sebaiknya tidak langsung memberikan apa yang dimintanya. Mintalah waktu buat kamu mempertimbangkannya. Lalu gunakan waktu tersebut untuk menyelidiki kondisinya yang asli.

8. Gengsi disangka gak mampu secara finansial

ilustrasi percakapan (pexels.com/Ivan Samkov)

Jelas rasa gengsi ini terpancing oleh permintaan yang bersifat materi. Seperti kamu diminta gantian menyelenggarakan pesta tahun baru di rumahmu. Kata orang-orang, jangan sampai dirimu kalah dari si A dan si B yang tahun kemarin membuat pesta meriah. Perkataan mereka mendorongmu buat membuktikan bahwa kemampuan finansialmu gak kalah dari kedua orang itu.

9. Sudah dipuji setinggi langit

ilustrasi teman-teman (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Orang yang memuji kadang ada maunya. Yaitu, buat mempersulit kamu menolak keinginan mereka. Pujian dijadikan senjata di awal percakapan. Contohnya, mereka memujimu berulang-ulang tentang berbagai kebaikanmu.

Dirimu sampai diberi predikat mulia. Setelah pujian sehebat ini, niscaya berat buatmu menolak permintaan mereka. Takutnya, predikat baik serta mulia otomatis terlepas darimu dan kamu dijuluki raja tega.

10. Tekanan orang banyak

ilustrasi teman-teman (pexels.com/RDNE Stock project)

Menghadapi satu orang yang meminta sesuatu padamu dengan paksaan saja tak gampang. Apalagi kalau kamu dikelilingi banyak orang. Mereka bahu-membahu untuk meruntuhkan pertahananmu.

Mereka menjadi lebih bersemangat karena punya banyak teman. Buatmu yang kurang tangguh menghadapi tekanan kelompok, waspada bila merasa mulai dikepung. Segera bebaskan dirimu sebelum mereka mengemukakan keinginannya.

11. Janji yang terdengar meyakinkan

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Newman Photographs)

Misalnya, permintaan pinjam uang. Kalau peminjam hanya berjanji akan segera mengembalikannya, dirimu barangkali belum percaya. Namun, apabila dia menambahinya dengan keterangan gajiannya tinggal seminggu lagi, dirimu menjadi lebih yakin.

Pikirmu, seminggu dari sekarang bukan waktu yang lama. Tidak mungkin dia melupakan janjinya. Bahkan pinjaman uang darimu barangkali belum habis. Dia bakal lebih mudah mengembalikannya. Kenyataannya nanti belum tentu begitu.

Tidak semua permintaan perlu ditolak mentah-mentah. Kamu gak boleh bersikap terlalu kejam pada orang lain. Akan tetapi, tak mampu menolak permintaan sama sekali juga menyusahkanmu. Belajarlah untuk bersikap tegas pada saat yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us