Kenapa Banyak Orang Merasa Hampa di Akhir Tahun?

- Kebiasaan membandingkan diri dengan orang yang tidak kita kenal
- Kecewa karena rencana sepanjang tahun tidak berjalan sesuai keinginan
- Kecapekan menjaga image padahal sudah tidak nyaman dari lama
Akhir tahun sering disambut dengan meriah, tetapi tidak semua orang merasakannya dengan cara yang sama karena momen ini membuat banyak orang berhenti sejenak lalu menengok kembali perjalanan mereka sendiri. Entah tentang hal yang berhasil dicapai, hal yang terlewat begitu saja, atau hal yang masih mereka pendam.
Rasa hampa yang muncul sering kali bukan karena seseorang tidak berkembang, tetapi karena beban yang menumpuk diam-diam sepanjang tahun dan baru terasa menjelang penutup bulan. Lima poin berikut bisa membantu kamu memahami kenapa banyak orang merasa hampa di akhir tahun. Simak sampai habis mana tahu kamu juga merasakan hal ini.
1. Kebiasaan membandingkan diri dengan orang yang tidak kita kenal

Menjelang akhir tahun, linimasa biasanya dipenuhi foto liburan, rangkuman pencapaian, hingga cerita keberhasilan orang lain, sehingga membuatmu merasa berada jauh di belakang. Perasaan semacam ini memang wajar meski kamu sebenarnya tidak tahu konteks hidup orang-orang yang kamu lihat itu. Sebab kamu hanya melihat apa yang mereka tunjukkan tanpa mengetahui apa yang mereka perjuangkan sepanjang tahun. Kondisi seperti ini menciptakan ilusi bahwa semua orang bergerak lebih cepat darimu, sementara kamu merasa masih di situ-situ saja.
Perasaan aneh itu muncul ketika pencapaian pribadi terlihat tak berarti karena konten pencapaian orang lain yang kamu konsumsi setiap hari. Lama-kelamaan, kamu mulai mempertanyakan arah hidup hanya karena dorongan dari sekelumit potongan hidup orang lain yang tidak benar-benar selaras dengan kamu. Ketika fokusmu bergeser dari proses yang sedang kamu bangun menuju standar yang tidak kamu pilih sendiri, rasa hampa mulai berkembang tanpa kamu sadari.
2. Kecewa karena rencana sepanjang tahun tidak berjalan sesuai keinginan

Banyak orang membuat target di awal tahun dengan optimisme tinggi, tetapi perjalanan hidup sering menarik fokus ke arah lain hingga rencana awal berubah bentuk atau bahkan terlupakan begitu saja. Situasi ini memunculkan rasa kecewa karena kamu merasa sudah melangkah jauh tetapi tidak menuju hal yang kamu inginkan. Pertanyaan tentang apakah rencanamu sudah sesuai kebutuhan pun muncul berkali-kali, terutama ketika kamu merasa berada pada track yang tidak sepenuhnya kamu pilih.
Kekecewaan itu semakin terasa ketika kamu sadar bahwa sebagian keputusan lahir dari dorongan sekitar, entah ekspektasi keluarga, pekerjaan, atau tekanan sosial. Ketika hasilnya tidak sejalan dengan keinginanmu sendiri, ruang hampa dalam dirimu jadi terasa makin jelas. Momen akhir tahun akhirnya membuatmu terjebak diantara situasi antara hidup yang kamu jalani dan hidup yang kamu inginkan.
3. Kecapekan menjaga image padahal sudah tidak nyaman dari lama

Tidak sedikit orang yang membangun image tertentu demi terlihat kuat atau keren di mata orang lain, padahal kenyataannya mereka menyimpan banyak hal yang tidak terselesaikan. Ketika akhir tahun tiba dan hidup mulai melambat, kamu mulai menyadari betapa melelahkannya mempertahankan peran yang tidak lagi kamu nikmati. Kamu mungkin masih tampil seperti biasa atau terlihat baik-baik saja, tetapi bagian dalam dirimu menanggung beban yang tidak terlihat.
Kelelahan seperti ini membuat seseorang merasa menjauh dari dirinya sendiri karena identitas yang ditampilkan ke dunia tidak lagi selaras dengan kenyataan. Pada akhirnya kamu merasa terjebak dalam peran yang terus kamu ulang karena tidak punya ruang aman untuk melepaskannya. Ketidaksesuaian antara image dan kenyataan inilah yang sering memicu rasa hampa menjelang akhir tahun.
4. Sulit menikmati hari libur karena banyak hal tertunda sepanjang tahun

Waktu libur seharusnya memberi kesempatan untuk bersantai sejenak, tetapi rasa hampa justru muncul ketika pikiranmu penuh oleh daftar urusan yang tidak selesai. Banyak orang menunda hal kecil maupun besar sepanjang tahun, mulai dari masalah administratif, keputusan penting, sampai percakapan yang seharusnya dilakukan. Ketika akhir tahun tiba, semua hal itu datang bersamaan dan menghalangi proses istirahat.
Kamu mungkin sedang duduk di tempat yang nyaman, tetapi pikiranmu mengembara ke hal-hal belum rampung sehingga momen liburan terasa hambar. Ketidakmampuan untuk benar-benar hadir di waktu istirahat membuat suasana yang seharusnya menyenangkan justru terasa flat. Inilah alasan kenapa libur akhir tahun tidak selalu membawa efek healing yang diharapkan.
5. Perasaan ganjil saat dunia seolah bergerak cepat tapi hidupmu stagnan

Akhir tahun sering membawa perubahan cepat di sekitar kita, ada yang pindah kerja, memulai usaha baru, atau mengambil langkah besar lainnya. Kamu menyaksikan semua itu dan mulai merasa bahwa hidupmu berjalan lebih lambat dibanding orang lain, meski sebenarnya kamu sedang bertumbuh dengan ritme yang berbeda. Ketika perubahan orang lain terlihat besar, perjalananmu terasa kecil, padahal kamu hanya tidak berada pada fase yang sama.
Kamu menilai hidupmu berdasarkan pencapaian orang lain, bukan apa yang kamu butuhkan. Hal inilah yang membuat akhir tahun terasa kosong bagi sebagian orang. Akhir tahun membuat segala hal seolah tidak ada yang bergerak, padahal kamu juga sedang berproses.
Merasa hampa di akhir tahun bukan tanda bahwa kamu gagal atau tidak berkembang. Perasaan itu sering muncul sebagai respons dari banyak hal yang menumpuk selama setahun dan baru terasa di penghujung tahun. Semoga perasaan hampa seperti ini tidak menghampiri kamu di akhir tahun, ya!



















