Sebenarnya wajar semua orangtua menaruh harapan pada anak-anak mereka. Hanya saja ketika harapan orangtua terlalu besar dan kaku, anak akan lebih merasakannya sebagai tuntutan. Sebab, terasa ada sebuah keharusan untuk memenuhinya.
Jika tidak terpenuhi, anak akan khawatir mengecewakan orangtua dan penilaiannya kepada mereka menurun. Apakah kamu termasuk yang merasa terbebani oleh harapan-harapan orangtua? Jika iya, ini yang perlu kamu lakukan!
Bisa jadi pangkal masalahnya hanyalah orangtua tidak cukup mengerti apa yang kamu mau dalam hidup dan tidak tahu kemampuanmu yang sesungguhnya. Bagaimana pun, perhatian orangtua memang terbagi untuk banyak hal. Sekalipun mencari nafkah dan mengasuh anak sudah menjadi tanggung jawab mereka, tetap tidak bisa dimungkiri dua hal itu sangat menguras energi.
Kurangnya waktu untuk bersama dan komunikasi bisa membuat orangtua keliru memahamimu. Daripada kamu berasumsi orangtua tidak pengertian, lebih baik mencoba membuat mereka memahami akan apa yang kamu inginkan.
Harapan orangtua itu satu sisi menjadi pendorong, di sisi lain seperti sebuah standar. Pendorong agar kamu bergerak maju dan menunjukkan kemampuan terbaikmu. Sekaligus untuk mengukur seberapa jauh pencapaianmu, apakah sudah memuaskan atau belum serta mana yang perlu diperbaiki, tentu itu dibutuhkan standar.
Kamu harus bisa melihat poin utama di balik harapan orangtua sebagai pendorong sekaligus standar ini. Intinya, orangtuamu tidak ingin kamu setengah-setengah dalam melakukan hal-hal yang amat penting dalam hidupmu. Mereka ingin kamu bertahan di satu jalur yang paling tepat untukmu.
Bukan berpindah-pindah ke sana kemari karena itu hanya akan membuang-buang waktu dan energimu. Mereka hanya ingin memastikan bahwa dengan begitu, kamu bisa menjadi seseorang yang mandiri dan berguna untuk orang banyak.
Jika setelah dikomunikasikan dengan orangtua tetap ada harapan yang menurutmu tidak realistis, terlalu jauh dari keinginan, dan kemampuanmu, tak perlu memaksakan diri. Kamu cukup menjadi anak yang baik, tidak melakukan kejahatan atau hal-hal lain yang mencoreng kehormatan keluarga, itu sudah amat bagus.
Ibaratnya, kamu harus tetap bisa memberikan tanda titik untuk setiap kalimatmu. Lakukanlah apa yang kamu mampu dan nikmati, di luar itu jangan. Mungkin ada segelintir orang yang mengatakan kamu tidak berbakti karena tidak bisa memenuhi seluruh harapan orangtua. Tapi jadikan itu sebagai pengingat untuk selalu introspeksi diri.
Di sisi lain, sudah saatnya semua orang tahu bahwa menunjukkan bakti kepada orangtua itu ada banyak sekali caranya. Hanya karena kamu memilih jalan yang berbeda dari yang diharapkan orangtua, bukan berarti kamu durhaka pada mereka.
Melanjutkan poin tiga. Jika kamu memiliki keinginan sendiri, kamu harus benar-benar menunjukkan keseriusanmu. Ini sangat penting untuk meyakinkan orangtuamu bahwa kamu tak sekadar menjadi pembangkang melainkan tahu betul ke mana hidup memanggilmu.
Menunjukkan keseriusan adalah bentuk tanggung jawabmu pada pilihan yang kamu ambil. Bila kamu dapat melakukan ini, besar kemungkinan orangtua akan tetap mendukungmu. Bahkan bila semula menentang, akhirnya bisa menerima dan berubah menjadi pendukungmu.
Harapan orangtua yang terlalu besar tak jarang membuatmu khawatir bagaimana jika tidak bisa memenuhinya. Atau, di jalan lain yang kamu pilih, kamu juga tidak cukup berhasil. Membayangkannya saja memang cukup mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, jangan sering-sering memikirkannya. Pusatkan perhatian pada eksplorasi diri yang maksimal. Hanya dengan begitu, kamu akan punya peluang baik yang makin besar. Apa pun yang kelak terjadi, berbanggalah pada dirimu sendiri. Jangan merasa amat gagal apalagi tak berguna.
Beberapa orangtua mungkin merasa kecewa bila anak tidak bisa memenuhi harapan-harapan mereka. Tetapi di hati mereka yang paling dalam, semua orangtua pasti akan amat terluka bila mengetahui anak-anaknya menjadi tertekan dan tidak bahagia karena harapan mereka sendiri.