Merasa Sedih Saat Musim Hujan? Kenali Seasonal Affective Depression

Apakah kamu merasa lebih mudah sedih, lesu, atau bahkan stres saat musim hujan tiba? Perubahan suasana hati seperti ini sebenarnya cukup umum dan dialami oleh banyak orang. Cuaca yang lebih gelap, hujan yang berkepanjangan, dan kurangnya sinar matahari dapat memengaruhi mood seseorang.
Meskipun penurunan suasana hati pada hari-hari mendung atau hujan bisa dianggap normal, jika perasaan tersebut berlangsung lama dan mulai mengarah pada gejala depresi, hal ini perlu diwaspadai. Bisa jadi itu adalah gejala dari Seasonal Affective Disorder (SAD).
1. Apa itu Seasonal Affective Disorder (SAD)?

Seasonal Affective Depression (SAD) adalah gangguan suasana hati yang terkait dengan perubahan musim. Ada dua jenis SAD, yaitu SAD pada musim dingin dan musim panas. SAD musim dingin lebih umum terjadi di negara dengan empat musim, terutama pada awal musim gugur hingga musim dingin. Namun, meskipun Indonesia memiliki dua musim, gangguan ini tetap bisa dialami oleh beberapa orang.
Penyebab pasti dari SAD belum diketahui, tetapi ada dugaan bahwa SAD musim dingin terjadi karena kurangnya paparan sinar matahari. Sementara itu, penyebab SAD musim panas belum banyak diteliti, sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
2. Apa saja pengaruh kurangnya sinar matahari terhadap tubuh?

Paparan sinar matahari memiliki peran penting dalam tubuh kita, khususnya dalam memengaruhi mood. Ketika musim hujan tiba dan sinar matahari menjadi terbatas, beberapa perubahan dalam tubuh bisa terjadi, antara lain:
- Penurunan kadar serotonin
Serotonin adalah neurotransmitter yang berfungsi mengatur suasana hati. Sinar matahari berperan dalam menjaga kadar serotonin agar tetap normal. Kurangnya sinar matahari pada musim hujan dapat menyebabkan penurunan produksi serotonin, yang berpotensi menyebabkan perasaan cemas atau depresi. - Kekurangan vitamin D
Vitamin D membantu dalam proses produksi serotonin. Karena sinar matahari berperan penting dalam pembentukan vitamin D, kurangnya paparan sinar matahari dapat menyebabkan seseorang kekurangan vitamin D, yang selanjutnya dapat memengaruhi suasana hati. - Peningkatan kadar melatonin
Melatonin adalah hormon yang mengatur pola tidur dan suasana hati. Kurangnya sinar matahari dapat merangsang tubuh untuk memproduksi melatonin secara berlebihan. Ini dapat menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan, tidur lebih lama, dan suasana hati yang memburuk.
Selain perubahan fisik, pikiran dan perasaan negatif tentang musim tertentu juga bisa memperburuk kondisi seseorang, baik yang mengidap SAD maupun tidak.
3. Bagaimana gejala Seasonal Affective Disorder (SAD)?

Gejala SAD pada musim dingin dan musim panas berbeda, meskipun keduanya berhubungan dengan gejala depresi umum.
Gejala depresi umum:
- Merasa sedih dan cemas berlebihan selama lebih dari dua minggu.
- Suasana hati yang buruk dan terus-menerus.
- Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak.
- Mudah merasa lelah.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.
- Penurunan nafsu makan atau berat badan yang signifikan.
- Pikiran atau percakapan mengenai bunuh diri.
Gejala SAD musim dingin:
- Tidur berlebihan (hipersomnia).
- Makan berlebihan, terutama karbohidrat, yang menyebabkan kenaikan berat badan.
- Penarikan diri dari pergaulan sosial, seperti ingin "berhibernasi".
Gejala SAD musim panas:
- Kesulitan tidur (insomnia).
- Penurunan nafsu makan yang menyebabkan penurunan berat badan.
- Kegelisahan atau agitasi.
- Kecemasan.
- Perilaku agresif atau kekerasan.
Perlu diingat, SAD musim dingin berbeda dengan "kesedihan liburan", yang biasanya disebabkan oleh stres akibat kegiatan atau tekanan liburan tertentu. SAD berhubungan dengan perubahan panjang hari dan bukan dengan tanggal tertentu dalam kalender.
SAD adalah gangguan mood yang perlu didiagnosis oleh profesional medis, seperti dokter atau psikolog. Oleh karena itu, jika kamu merasa mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, sangat penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
4. Tips untuk mencegah atau mengurangi dampak SAD di musim hujan

Meskipun tidak ada cara untuk sepenuhnya menghindari SAD, ada langkah yang dapat membantu mengurangi dampak buruknya terhadap suasana hati:
- Olahraga secara rutin
Aktivitas fisik dapat membantu tubuh melepaskan hormon endorfin yang berfungsi memperbaiki suasana hati. Cobalah olahraga ringan seperti lari, bersepeda, atau melakukan zumba di rumah untuk tetap aktif dan merasa lebih baik. - Dapatkan paparan sinar matahari
Meski terbatas, pastikan kamu tetap mendapat sinar matahari, misalnya dengan berjemur beberapa menit di pagi hari. Paparan sinar matahari dapat membantu meningkatkan kadar serotonin dan vitamin D dalam tubuh, yang berpengaruh positif pada mood. - Tidur yang cukup
Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran. Pastikan durasi tidurmu cukup, tidak terlalu sedikit dan juga tidak berlebihan, agar tubuh tetap segar dan siap menjalani hari. - Jaga pola makan yang sehat
Usahakan untuk mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung vitamin D, seperti ikan berlemak, telur, dan produk susu untuk memenuhi kebutuhan vitamin D yang tidak bisa maksimal karena kurangnya paparan sinar matahari. Nutrisi ini mendukung kesehatan tubuh sekaligus membantu menjaga suasana hati tetap stabil. - Lakukan kegiatan yang menyenangkan
Hindari terlarut dalam pikiran negatif. Cobalah melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti menonton film komedi, bermain game, atau mengejar hobi yang kamu sukai untuk meningkatkan mood. - Luangkan waktu bersama keluarga atau teman
Menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat bisa membantu mengurangi rasa kesepian dan membuat suasana hati lebih positif. Cobalah untuk berkumpul atau sekadar ngobrol santai dengan keluarga atau teman-teman yang kamu sayangi.
Perubahan cuaca selama musim hujan memang dapat memengaruhi suasana hati banyak orang. Namun, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita bisa mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perubahan musim. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional jika merasa gejala yang dialami mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.