[PUISI] Welcome, Ramadan!

Kenangan di sela-sela Ramadan

Welcome, Ramadan

Bulan penuh keberkahan

Senang bisa menyambutmu di kampung halaman

Walaupun tak cukup lama untuk kembali ke perantauan

Setiap serpihmu selalu meninggalkan kenangan

Tahun lalu semua keluarga terkumpulkan

Sungguh situasi yang sangat jarang

2 tahun yang lalu mendapat anugrah tak terencanakan

Sungguh jalan yang memang sudah ditentukan

2 tahun ke belakang selalu ada cerita di balik pondok ramadan

Mulai dari kantuk saat materi yang tak terelakkan

Tugas mencari tanda tangan

Hingga mencatat nama imam

Sungguh suatu yang sangat indah untuk dikenang

Menjadi bagian dari panitia kegiatan

Yang menyongsong ukhuwah Islam

Bertemakan Ramadan yang minim partisipan

Seperti halnya kebanyakan hal kebaikan

Tadarusan yang selalu diidamkan

Wadah untuk memadu kerinduan

Di tengah kesibukan yang berbeda haluan 

Ngobrol sampai larut malam

Apalagi kalau bukan soal ngomongin orang

Sembari menebas habis jajanan

Kebiasaan buruk memang

Yang tak patut menjadi tauladan

Gelas bekas air mineral bak berlian

dm-player

Yang menjadi agenda wajib untuk diledakkan di jalan

Sering diteriaki orang

Namun, semangat kita tak pernah padam

Mi setan sebagai menu kewajiban

Pergi ke kota dibela-belain buka di jalan

Demi menegakkan sebuah kebiasaan

Bedanya dulu dengan sekarang

Kita tadarus di shift pagi bukan malam

Ngaji kebut-kebutan demi mengejar panorama alam

Sambil guling-guling di jalan

Tanpa memikirkan beban di hari yang akan datang

Gila-gilaan menjadi sebuah peradaban

Diselingi gelak tawa yang tak terelakkan

Seiring tiap detik yang menghilang

Kebiasaan lama kian memudar 

Banyak personil yang menghilang

Mencari celah kesibukan untuk pertemuan

Untuk sekedar menyalurkan kegilaasaan yang terpendam

Yang mana di belahan bumi lain tak bisa tersalurkan

Harapku pada ramadan

Jangan meninggalkan hal yang memilukan

Selalu tinggalkan memori indah untuk dikenang

Walaupun momen itu tak bisa diulang

Setidaknya ada memori yang tersimpan

Yang kelak bisa aku ceritakan

Pada orang yang Engkau kirimkan

Bahwa aku punya sisi yang menyenangkan

Bukan hanya orang teraniaya yang memiliki sifat dengki dan pendendam

Merinda Aryadelina Photo Writer Merinda Aryadelina

Just a foolish that missing the justice

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya