Seni Menulis Nadhifa Aulia hingga Tips Bikin Artikel Langganan Tayang

Keraguannya itu diruntuhkan oleh rasa penasaran dan hasrat pembuktian. Selang beberapa waktu setelah ia menyerah, perempuan berusia 22 tahun ini lantas menyusun strategi agar karyanya diterima di IDN Times Community.

Namun, kegigihan yang ia punya tak serta merta hadir semudah ia menjetikkan jari. Seperti kebanyakan dari kita, takdir hidup lah yang mengajarinya. Tekad kuat Nadhifa makin bulat di saat bersamaan ia kehilangan tulang punggung keluarga sekaligus fakta bahwa ia berstatus fresh graduate tanpa banyak pengalaman.

"Saat itu aku masih berstatus fresh graduate dan belum punya pekerjaan, sedangkan keluarga kami mengandalkan ayah dalam hal ekonomi. Akhirnya aku memutar otak untuk bisa mendapat penghasilan walau belum punya pekerjaan tetap," beber Nadhifa dalam sebuah interviu bersama tim Redaksi IDN Times Community.

Bagi sarjana ilmu gizi Universitas Airlangga ini, menulis memang menjadi hal yang sudah ia geluti sejak remaja. Namun, Nadhifa remaja lebih banyak menulis puisi dan kisah-kisah fiksi.

Menulis artikel adalah ranah berbeda dari apa yang biasa ia kerjakan. Tak heran jika di awal kiprah Nadhifa sebagai Community Writer, banyak karya-karyanya yang mendapatkan revisi, ditolak, bahkan tidak dilirik editor sama sekali.

Titik balik itu hadir saat ia mulai menemukan garis tepi yang meleburkan antara kinerja ilmu pengetahuan dan seni. Ketika orang lain mungkin masih menganggap artikel adalah karya tulis baku, Nadhifa menajamkan sudut pandangnya dengan menganggap artikel sebagai kombinasi tak terpisahkan dari science dan art.

"Di satu sisi, artikel harus bersifat insightful dan menjawab pertanyaan atau bahkan keresahan banyak orang. Tentunya ini perlu didukung dengan data yang valid agar artikelnya kredibel dan bisa dipertanggung jawabkan.

Namun, di sisi lain, kreativitas juga diperlukan agar kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan dengan baik dan menarik," ujar Nadhifa mengelaborasikan makna di balik ungkapan there's art in (art)icle, hence, writing an article equals to creating an art yang tersemat manis di kolom biodata profil Community Writer IDN Times Community miliknya.

Dari balik meja redaksi, karya-karya artikel Nadhifa adalah pengejawantahan bagaimana progres itu bisa dan sangat mungkin terjadi. Setelah mengalami banyak revisi dan penolakan hingga bikin Nadhifa berputus asa, kini hampir seluruh karya-karyanya berhasil ditayangkan di kanal IDN Times Community.

Disinggung mengenai fakta ini, Nadhifa menanggapinya cukup simpel. Salah satu caranya adalah dengan mencermati secara komprehensif semua ketentuan yang telah tercantum di Panduan Menulis IDN Times Community. Selain itu, perempuan yang saat ini juga bekerja full-time di salah satu perusahaan produsen makanan tersebut menegaskan bahwa penulis perlu punya pola pikir lebih jelas mengenai mengapa dan apa nilai utama yang ingin disampaikan melalui karya tulisnya.

"Coba tanya ke diri kamu, kenapa kamu mau nulis dan apa yang ingin kamu bagikan melalui tulisan kamu. Kejelasan mengenai dua hal ini akan terartikulasi dengan baik dalam artikel dan artikel kamu akan jadi lebih powerful dan valuable. Tentunya, kamu juga wajib mengikuti Panduan Menulis agar artikel kamu dilirik editor, ya!" ungkap Nadhifa membeberkan resep rahasia bagaimana artikelnya langganan ditayangkan IDN Times Community.

Sosok Nadhifa Aulia Arnesya termasuk salah satu Community Writer yang konsisten menulis artikel lintas topik, mulai dari kanal Life, Health, Travel, Food, hingga Tech. Motivasinya untuk terus menebar inspirasi lewat beragam topik ini dilandasi oleh kemauannya menantang diri sendiri keluar dari zona nyaman.

Growth mindset yang ia miliki ini sekaligus membantunya mendapatkan sumber inspirasi tak terbatas. Nadhifa pun jadi punya fleksibilitas tinggi dalam mengurai berbagai keresahan yang ia rasakan hingga menjadi suatu karya tulis penuh insight dan inspiratif.

Motivasi Nadhifa meningkat setelah ia dengan sadar terus mendapatkan apresiasi dari aktivitas menulis yang ia geluti. Tak hanya bangga karena kini statusnya sudah meningkat menjadi Verified Writer, ia pun berbahagia karena karya-karya tulisnya turut mempertebal pundi-pundi finansial perempuan yang kini berdomisili di DKI Jakarta tersebut.

Nadhifa mengaku secara rutin mengonversi poin yang ia kumpulkan dari aktivitas menulis di IDN Times Community dalam bentuk rupiah. Cara ini diyakini Nadhifa membuatnya lebih konsisten dan rajin terus mengirimkan artikel.

Terlepas dari fakta finansial tersebut, kesempatan untuk mengasah kemampuan menulis serta pengetahuan seputar berbagai practical skill lainnya jadi pengalaman berharga yang tak bisa ia ukur secara nominal. Sederet proyek kolaborasi yang telah ia lakoni bersama para editor pun mampu meningkatkan kepemahamannya terkait pengetahuan kepenulisan tingkat lanjut.

Bisa dibilang, penghargaan Millenial of The Month Edisi Juli 2022 adalah puncak pencapaiannya selama bergabung bersama IDN Times sebagai Community Writer. Sebelumnya, Nadhifa Aulia Arnesya telah beberapa kali meraih award lain, mulai dari Best Article di bulan September 2021, Best Writer di bulan Desember 2021, Most Viral Article di Bulan April 2022, dan Most Active Writer di bulan Maret dan Mei 2022 dalam satu tahun perjalanan menulis di IDN Times Community.

Sederet penghargaan yang ia capai sejauh ini tentunya tak lepas dari kegigihan dan pola pikir positifnya yang menganggap aktivitas menulis adalah sebuah progres. Seorang penulis andal pun pasti memulai dari nol. Mereka pasti pernah mengalami masa-masa writer’s block, masa di mana tulisannya belum konstruktif, atau masa di mana tulisannya masih jarang dibaca orang.

Perjalanan terjal dan berliku itu pula lah yang mengantarkannya sampai di titik ini. Selamat Nadhifa Aulia Arnesya! Teruslah menaklukkan segala rintangan yang ada sambil tak kenal lelah menebar inspirasi, ya!