Hidup adalah serangkaian proses dan pembelajaran. Setiap pengalaman menjadi bahan bagi kita untuk berubah menjadi lebih baik. Namun perlu diingat, motivasi memegang peran penting dalam aktivitas yang kita lakukan.
Motivasi yang salah bisa mengantarkan kita pada kekacauan. Bisa-bisa, keinginanmu yang benar dan perubahan positif yang kamu inginkan tidak terwujud karena cara pandangmu yang keliru di awal. Apa saja, sih, contoh motivasi yang salah? Berikut kita bedah contohnya.
Perubahan diri kita yang positif pasti akan menyenangkan hati orang. Misal, bila dulunya kamu orang yang tidak disiplin belajar untuk mengatur waktu dan prioritas, nantinya pasti ini akan membuat atasan atau gurumu bangga. Namun yang keliru ialah, bila kamu menjadikan pujian orang sebagai standar.
Kamu tidak berubah karena benar-benar menginginkannya, melainkan demi orang lain. Bila orang tersebut tidak lagi memerhatikanmu, kamu lekas kecewa.
Sadar atau tidak, kita pasti akan berusaha menjadi lebih baik demi orang yang kita kasihi. Masalahnya adalah, ketika kita terobsesi untuk menjadi orang lain demi memenangkan hati crush.
Ini bisa menjadi bumerang tersendiri ketika apa yang terjadi tidak sesuai ekspetasi. Kamu sudah mengusahakan ini dan itu, tapi kalau memang dia bukan untukmu, maka hubungan kalian tidak akan bisa bekerja.
Penerimaan orang tidak seharusnya menjadi kunci bagi kita untuk melakukan sesuatu. Percaya, deh, kalau itu tidak berasal dari diri kita, pasti motivasi tersebut akan cepat menguap.
Bila kita menjadikan penerimaan dan pujian orang sebagai standar, lambat laun kita akan cepat bosan dan memilih untuk berhenti. Belum lagi kalau kita berada dalam circle pertemanan yang salah, bukannya semakin baik, sikap kita juga tertular jadi buruk. Ini disebabkan karena belum adanya prinsip yang teguh dalam dirimu.
Beberapa orang yang haus perhatian memilih untuk berubah karena ingin dipandang berbeda oleh orang-orang di sekitar. Alhasil, perubahan yang mereka ciptakan pun terkadang hanya perubahan yang sifatnya mengundang sensasi tanpa benar-benar bermanfaat.
Sama saja kamu haus akan pengakuan manusia. Motivasi inilah yang menghambat langkahmu, walau apa yang kamu lakukan adalah benar.
Terakhir, kamu berubah karena disuruh. Memang awalnya strategi ini bisa bekerja, tapi bila terus-menerus tetap tidak ada perubahan hati, maka sekeras apa pun kamu berusaha, kamu tidak akan pernah sampai ke tujuan.
Ini karena, kamu hanya terpaksa melakukannya bagai rutinitas. Jauh di dalam hati, kamu tidak benar-benar ingin melakukan itu.
Jangan sampai lima motivasi di atas mendasari kita melakukan sesuatu. Milikilah motivasi yang benar, agar apa yang kamu lakukan pun membuahkan hasil yang baik pula.