5 Fakta Pygmalion Effect, Pengaruh Ekspektasi terhadap Realitas

Pygmalion effect adalah solusi untuk meningkatkan prestasi

Pernahkah kamu mendengar tentang Pygmalion Effect? Sederhananya, ini adalah fenomena di mana ekspektasi kita terhadap orang lain bisa memengaruhi perilakunya. Gampangnya, kalau kamu punya ekspektasi positif, orang tersebut akan terdorong untuk berusaha lebih baik. Sebaliknya, ekspektasi negatif bisa menghambat perkembangannya.

Bayangkan kamu punya adik yang baru belajar naik sepeda. Kalau kamu yakin dia bisa, kamu akan terus menyemangatinya. Tapi kalau kamu ragu, kamu mungkin malah membuatnya ragu dan takut. Nah, Pygmalion Effect seperti itu. Berikut lima fakta seru tentang Pygmalion Effect.

1. Pygmalion Effect berasal dari mitos Yunani

5 Fakta Pygmalion  Effect, Pengaruh Ekspektasi terhadap Realitasilustrasi anak menggambar (pexels.com/Yan Krukau)

Nama Pygmalion Effect berasal dari mitos Yunani tentang Pygmalion, seorang pematung yang jatuh cinta pada patung wanita yang dia ciptakan. Pygmalion begitu terobsesi dengan patungnya sehingga dia memohon kepada dewi Aphrodite untuk menghidupkannya. Dewi Aphrodite mengabulkan permintaannya dan patung tersebut menjadi wanita yang cantik bernama Galatea.

Mitos ini menunjukkan bagaimana ekspektasi Pygmalion terhadap patungnya memiliki kekuatan untuk mengubahnya menjadi kenyataan. Dalam kehidupan nyata, ekspektasi kita terhadap orang lain juga dapat memiliki kekuatan yang sama untuk memengaruhi perilaku dan kinerja mereka.

2. Pygmalion Effect telah dipelajari sejak awal abad ke-20

5 Fakta Pygmalion  Effect, Pengaruh Ekspektasi terhadap Realitasilustrasi guru (pexels.com/Max Fischer)

Pygmalion Effect pertama kali dipelajari secara ilmiah oleh Robert Rosenthal dan Lenore Jacobson pada tahun 1968. Dalam penelitian mereka, Rosenthal dan Jacobson memberi tahu guru-guru bahwa beberapa siswa di kelas mereka memiliki potensi yang luar biasa (meskipun sebenarnya tidak). Pada akhir tahun ajaran, siswa-siswa yang diberi label "berpotensi tinggi" menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam prestasi belajar mereka dibandingkan dengan siswa lain.

Penelitian ini menunjukkan bagaimana ekspektasi guru terhadap muridnya dapat memengaruhi prestasi belajar mereka. Guru yang memiliki ekspektasi tinggi cenderung memberikan lebih banyak perhatian dan dukungan kepada muridnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan kinerja belajar murid.

Baca Juga: Mengenal Pygmalion Effect dan Manfaatnya dalam Ruang Kerja

3. Pygmalion Effect berlaku untuk berbagai situasi

5 Fakta Pygmalion  Effect, Pengaruh Ekspektasi terhadap Realitasilustrasi menggambar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pygmalion Effect telah terbukti berlaku dalam berbagai situasi, termasuk di sekolah, tempat kerja, dan bahkan dalam hubungan pribadi. Contohnya, penelitian menunjukkan bahwa:

  • Guru yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap muridnya cenderung mendapatkan hasil yang lebih baik daripada guru yang memiliki ekspektasi rendah.
  • Karyawan yang merasa dihargai dan dipercayai oleh atasannya cenderung lebih produktif dan inovatif.
    Orang yang memiliki ekspektasi positif terhadap
  • pasangannya cenderung memiliki hubungan yang lebih bahagia dan langgeng.

Pygmalion Effect menunjukkan bagaimana ekspektasi kita terhadap orang lain dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk prestasi belajar, kinerja kerja, dan kualitas hubungan.

4. Pygmalion Effect bisa menjadi self-fulfilling prophecy

5 Fakta Pygmalion  Effect, Pengaruh Ekspektasi terhadap Realitasilustrasi anak menggambar (pexels.com/RDNE Stock project)

Pygmalion Effect bisa menjadi self-fulfilling prophecy, situasi di mana prediksi atau ekspektasi seseorang menjadi kenyataan. Ketika kamu memiliki ekspektasi positif terhadap seseorang, kamu akan berperilaku dengan cara yang mendukung orang tersebut untuk mencapai potensi terbaiknya. Hal ini pada gilirannya, akan meningkatkan kemungkinan orang tersebut untuk mencapai kesuksesan.

Contohnya, jika kamu memiliki ekspektasi tinggi terhadap anakmu, kamu akan cenderung memberikan lebih banyak dukungan dan dorongan kepada mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan berusaha keras, yang pada akhirnya dapat membantu mereka mencapai kesuksesan.

5. Pygmalion Effect bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja

5 Fakta Pygmalion  Effect, Pengaruh Ekspektasi terhadap Realitasilustrasi guru (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pygmalion Effect dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam berbagai situasi. Contohnya, guru dapat menggunakan Pygmalion Effect untuk meningkatkan prestasi belajar muridnya dengan:

  • Memberikan ekspektasi tinggi kepada semua murid.
  • Memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung.

Pygmalion Effect adalah alat yang powerful yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dan potensi diri. Dengan memahami dan menerapkan Pygmalion Effect, kamu dapat membantu orang lain mencapai potensi terbaiknya.

Pygmalion Effect menunjukkan bahwa ekspektasi kita punya pengaruh besar. Dengan bersikap positif dan percaya pada orang lain, kita bisa membantu mereka mencapai potensi terbaiknya. Ingat, selalu bersikap positif dan percaya pada orang lain. Dengan begitu, kamu dapat membantu mereka mencapai potensi terbaiknya.

 

Baca Juga: 7 Tips Menerima dan Menormalisasi Keadaan yang Gak Sesuai Ekspektasi

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya