5 Strategi Membangun Kebiasaan Self-Criticism yang Sehat, Apa Saja?

Ubah kritikan negatif menjadi motivasi positif

Pernahkah kamu merasa kecewa dengan diri sendiri? Merasa seperti selalu gagal dan tidak pernah cukup? Nah, kamu mungkin sedang terjebak dalam kebiasaan self-criticism atau kritik diri yang tidak sehat.

Self-criticism memang bisa membantu kamu untuk berkembang dan belajar dari kesalahan. Tapi, kalau dilakukan berlebihan, bisa bikin kamu stres, depresi, dan nggak percaya diri.

Nah, daripada terjebak dalam siklus negatif ini, mendingan kamu belajar cara membangun kebiasaan self-criticism yang sehat. Berikut adalah lima strategi yang bisa kamu coba. Yuk simak!

1. Praktikkan self-compassion

5 Strategi Membangun Kebiasaan Self-Criticism yang Sehat, Apa Saja?ilustrasi bercermin (unsplash.com/Laura Chouette)

Self-compassion adalah kunci untuk mengubah kritik diri menjadi alat pembelajaran yang berharga. Ketika kamu membuat kesalahan, alih-alih langsung menyalahkan diri sendiri, cobalah untuk memahami situasi tersebut dan memberikan dukungan kepada diri sendiri. Ini seperti memberikan pelukan hangat kepada diri sendiri, mengakui bahwa setiap orang memiliki batas dan kesalahan adalah bagian dari proses pertumbuhan.

Mengadopsi sikap self-compassion memungkinkan kamu untuk melihat kegagalan sebagai peluang, bukan sebagai akhir dari dunia. Dengan cara ini, kamu dapat menjaga motivasi dan fokus pada solusi daripada terjebak dalam siklus penyesalan.

Ingatlah bahwa berbicara kepada diri sendiri dengan kasih sayang akan meningkatkan kesejahteraan emosional dan mentalmu.

2. Tantang pikiran negatif

5 Strategi Membangun Kebiasaan Self-Criticism yang Sehat, Apa Saja?ilustrasi bercermin (unsplash.com/Ivan Lapyrin)

Pikiran negatif sering kali tidak berdasar dan bisa menjadi penghalang dalam mencapai potensi penuhmu. Saat kamu menyadari adanya pikiran negatif, ambil langkah mundur dan tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini benar?” atau “Apakah ada cara lain untuk melihat situasi ini?” Ini membantu untuk menempatkan pikiran tersebut dalam perspektif yang lebih realistis.

Ketika kamu berhasil mengidentifikasi pikiran negatif sebagai apa adanya, hanya pikiran kamulah yang dapat menggantinya dengan pandangan yang lebih positif dan konstruktif.

Alih-alih mengkritik, tanyakan pada diri sendiri apa yang bisa dipelajari dari situasi tersebut. Ini akan membantu mengubah kritik menjadi umpan balik yang membantu kamu tumbuh.

Baca Juga: 5 Cara Tetap Pegang Kendali Atas Self-Criticism dalam Tekanan

3. Tetapkan ekspektasi yang realistis

5 Strategi Membangun Kebiasaan Self-Criticism yang Sehat, Apa Saja?ilustrasi bercermin (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Menetapkan ekspektasi yang realistis adalah tentang mengetahui batasanmu dan bekerja dalam kerangka tersebut. Jika kamu selalu mengejar kesempurnaan, kamu akan terus-menerus merasa kecewa. Sebaliknya, dengan menetapkan tujuan yang dapat dicapai, kamu akan merasa lebih puas dan kurang tertekan.

Menerima bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar membantu kamu untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Setiap langkah, baik maju maupun mundur adalah bagian dari perjalananmu. Dengan memahami ini, kamu dapat menjaga keseimbangan antara mengejar tujuan dan menjaga kesehatan mentalmu.

4. Jadilah teman terbaik untuk diri sendiri

5 Strategi Membangun Kebiasaan Self-Criticism yang Sehat, Apa Saja?ilustrasi bercermin (pexels.com/ilustrasi bercermin)

Menjadi teman terbaik untuk diri sendiri berarti memberikan dukungan yang sama yang kamu berikan kepada temanmu. Ketika kamu mencapai sesuatu, rayakan itu, tidak peduli seberapa kecil. Ini akan membantu membangun rasa percaya diri dan mengurangi kebutuhan akan pengakuan dari orang lain.

Perlakukan diri sendiri dengan kebaikan dan pengertian. Ketika kamu menghadapi tantangan, berikan diri sendiri kata-kata penyemangat dan ingatlah bahwa setiap usaha adalah langkah menuju kesuksesan.

Dengan menjadi pendukung terbesarmu, kamu akan menemukan kekuatan untuk mengatasi rintangan dengan lebih mudah.

5. Latihan mindfulness

5 Strategi Membangun Kebiasaan Self-Criticism yang Sehat, Apa Saja?ilustrasi bercermin (unsplash.com/DANNY G)

Mindfulness adalah praktik yang membantu kamu menjadi lebih sadar akan momen saat ini tanpa penilaian. Ini memungkinkan kamu untuk mengamati pikiran dan perasaanmu dari jarak yang aman, memberikan ruang untuk memilih bagaimana kamu ingin menanggapi mereka.

Dengan berlatih mindfulness, kamu dapat mengurangi reaksi otomatis terhadap pikiran negatif dan emosi yang muncul dari self-criticism. Ini membantu kamu untuk tetap tenang dan terpusat, bahkan ketika dihadapkan dengan komentar internal yang keras. Dengan demikian, kamu dapat menjaga fokus pada apa yang benar-benar penting dan membuat keputusan yang lebih bijaksana.

Ingatlah, membangun kebiasaan self-criticism yang sehat membutuhkan waktu dan usaha. Jangan berkecil hati jika kamu masih sering melakukan self-criticism negatif. Teruslah berlatih dan kamu akan melihat perubahan positif dalam hidup kamu. Ingatlah bahwa kamu berharga dan kamu pantas untuk bahagia.

 

Baca Juga: Perbedaan Self Love dan Selfish, Jangan Sampai Keliru!

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya