6 Batasan Menganggap Hidup Sebagai Kompetisi, Jangan Kebablasan!

Ingat, kamu tetap bagian dari lingkungan sosial

Menganggap hidup sebagai kompetisi memiliki sisi positif tersendiri. Kamu jadi terpacu menunjukkan kinerja terbaik. Satu pencapaian tidak membuat berpuas diri. Tapi jangan sampai kebablasan menganggap hidup sebagai kompetisi.

Bukannya memperoleh pencapaian terbaik, kamu jutsru salah memaknai perjalanan hidup. Karena yang tertanam di mindset hanya sekadar kalah dan menang. Tidak ada pelajaran berarti yang bisa dipetik. Supaya kamu tidak mengalami hidup seperti ini, perhatikan batasan menganggap hidup sebagai kompetisi. Jangan sampai kebablasan, ya.

1. Ingat jika kompetisi bukan tujuan akhir

6 Batasan Menganggap Hidup Sebagai Kompetisi, Jangan Kebablasan!ilustrasi berkompetisi (pexels.com/RUN 4 FFWPU)

Tidak ada yang salah saat kamu memiliki jiwa kompetitif. Dalam hidup selalu ingin meraih pencapaian terbaik. Tapi tidak selamanya kamu bisa menganggap hidup sebagai kompetisi. Karena ada beberapa batasan penting yang perlu diperhatikan supaya hidup makin tertata.

Sudah selayaknya mengingat jika kompetisi bukan tujuan akhir. Karena perasaan bangga dari memenangkan persaingan hanya bertahan sesaat. Seiring berjalannya waktu memudar berganti dengan yang lain. Fokus kehidupan bukan memenangkan pertandingan, tapi bisa memaknainya secara bijak.

2. Berkompetisi bukan berarti menjatuhkan orang-orang sekitar

6 Batasan Menganggap Hidup Sebagai Kompetisi, Jangan Kebablasan!ilustrasi berkompetisi (pexels.com/Allan Mas)

Tidak seharusnya kita menjatuhkan orang-orang sekitar demi persaingan. Apalagi melawan prinsip dan nilai kebenaran. Perilaku seperti ini membuat kehidupan tidak lagi bermakna. Kamu boleh saja menganggap hidup sebagai kompetisi, asal tidak melupakan batasan di dalamnya.

Pahami jika berkompetisi bukan berarti menjatuhkan orang-orang sekitar. Namun, memberdayakan diri agar tumbuh menjadi manusia lebih berkualitas. Sedangkan menjatuhkan orang sekitar hanya membuat kualitasmu menurun. Sangat disayangkan jika jiwa berkompetisi berubah membawa pengaruh buruk.

3. Berkompetisi sah-sah saja, asal bersaing secara sehat

6 Batasan Menganggap Hidup Sebagai Kompetisi, Jangan Kebablasan!ilustrasi berkompetisi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sebuah kompetisi pasti identik dengan persaingan. Orang-orang di dalamnya saling berebut meraih posisi terbaik. Entah meraih jabatan tertentu, atau meraih urutan posisi paling depan. Tidak ada yang salah dengan kompetisi asal kamu masih memahami batasan.

Di antaranya mengedepankan bersaing secara sehat. Hindari perbuatan curang yang bisa menurunkan moral. Karena hidup bukan soal memenangkan persaingan. Kamu harus  membentuk diri menjadi sosok manusia berintegritas tinggi dan berakhlak mulia.

dm-player

Baca Juga: 6 Batasan dalam Berempati yang Harus Kamu Ketahui, Evaluasi!

4. Bagian terpenting dari berusaha adalah proses yang dijalani

6 Batasan Menganggap Hidup Sebagai Kompetisi, Jangan Kebablasan!ilustrasi perempuan karier (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Kompetisi membuat seseorang termotivasi menunjukkan kinerja terbaik. Satu pencapaian tidak membuatnya puas. Selalu timbul keinginan agar bisa meraih pencapaian yang lebih baik dari hari kemarin. Juga tidak kalah dengan pencapaian orang-orang sekitar.

Tapi dalam berkompetisi wajib ingat beberapa batasan. Salah satunya terkait proses yang dijalani. Karena bagian terpenting dari berusaha bukan hasil akhir. Tapi kamu belajar secara bertahap untuk memperbaiki diri dari waktu ke waktu.

5. Inti dari berkompetisi saling menghargai satu sama lain

6 Batasan Menganggap Hidup Sebagai Kompetisi, Jangan Kebablasan!ilustrasi saling menghargai (pexels.com/Yan Krukau)

Suatu kompetisi pasti ada tujuan mengalahkan lawan. Pilihannya hanya ada dua, keluar sebagai orang yang kalah, atau keluar dengan bangga sebagai pemenang. Tapi jika kita mau memaknai lebih jauh, kompetisi juga memiliki beberapa batasan. Sudah keharusan bagi kita memahami batasan yang ada.

Kamu harus ingat jika inti dari berkompetisi saling menghargai satu sama lain. Seandainya menelan kekalahan, harus berlapang hati menghargai mereka yang menang. Sebaliknya, keluar sebagai pemenang juga tidak boleh sombong. Harus memiliki kerendahan hati memahami perasaan mereka yang belum berhasil.

6. Jangan sampai semangat berkompetisi memupus empati

6 Batasan Menganggap Hidup Sebagai Kompetisi, Jangan Kebablasan!ilustrasi saling berkompetisi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dalam sebuah kompetisi pasti ada persaingan. Orang-orang berebut menjadi yang terbaik. Boleh saja kamu memandang kehidupan sebagai kompetisi. Asal tetap diimbangi dengan beberapa batasan agar tidak kebablasan.

Jangan sampai semangat berkompetisi memupus empati. Karena kita bagian dari lingkungan sosial yang harus memiliki kepedulian. Euforia dari persaingan hanya berlangsung sesaat. Ketika kompetisi usai, kamu kembali menjadi bagian dari masyarakat.

Boleh saja kamu menganggap hidup sebagai kompetisi. Setidaknya bisa memacu kinerja terbaik. Tapi dalam berkompetisi juga ada beberapa batasan. Termasuk memaknai arti perjuangan itu sendiri. Enam batasan di atas menjadi pengingat agar kamu tidak kebablasan dalam berkompetisi.

Baca Juga: 5 Gaya Hidup Simpel Tapi Kurang Baik, Mari Berbenah!

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya