5 Sebab Seseorang Gak Kunjung Berdamai dengan Kekurangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak seorangpun yang luput dari kekurangan. Seseorang mungkin tidak kekurangan dari segi harta dan kekayaan, namun belum tentu dikelilingi orang-orang tulus. Bisa juga memiliki harta kekayaan dan orang-orang yang bersahabat, tapi kondisi kesehatannya tidak pernah stabil.
Dalam menjalani pahit manis kehidupan, kita harus mampu berdamai dengan kekurangan. Karena setiap individu pasti memiliki sisi tersebut. Tapi tidak semua memiliki kesadaran tersebut. Tujuh hal ini yang menyebabkan kamu tidak kunjung berdamai dengan kekurangan.
1. Didominasi oleh perasaan tidak percaya diri
Kunci kebahagiaan sekaligus keberhasilan adalah berdamai dengan kekurangan. Kamu bisa meningkatkan konsentrasi dalam rangka meraih pencapaian terbaik. Meskipun begitu, banyak orang tidak kunjung berdamai dengan kekurangan diri.
Salah satu hal yang menyebabkan yakni didominasi perasaan tidak percaya diri. Sisi kekurangan dianggap sebagai hal yang memalukan. Ketika sadar ada satu hal belum sempurna, ia berusaha menyangkal. Baginya, sisi kekurangan adalah aib yang membebani mental.
2. Khawatir memperoleh diskriminasi dari lingkungan sosial
Kenangan buruk di masa lalu menyisakan trauma tersendiri. Seluruh ingatan pahit tidak terhapus dalam satu atau dua tahun. Seringnya, bertahan lama sampai seumur hidup. Termasuk mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku.
Ketika melihat seseorang tidak kunjung berdamai dengan kekurangan, coba pahami perasaannya. Barangkali ia memiliki masa lalu kurang menyenangkan. Contohnya bullying yang dilakukan orang-orang tidak bertanggung jawab. Dengan adanya sisi kekurangan, timbul kekhawatiran memperoleh diskriminasi dari lingkungan sosial.
3. Terpaku oleh harapan tidak realistis
Boleh saja kita memiliki ekspektasi atas suatu hal. Contohnya, menginginkan karir dan jabatan yang cemerlang. Juga bisnis yang berkembang pesat dalam waktu singkat. Di sisi lain, harapan tidak realistis menutupi kenyataan yang sesungguhnya.
Apa yang terjadi saat kamu terpaku oleh harapan tidak realistis? Diantaranya tidak kunjung berdamai dengan kekurangan. Kamu menganggap itu sebagai beban dan berusaha menyangkal. Hati dan pikiran tidak pernah bisa menerima keadaan.
4. Belum mampu mengenali dirinya dengan baik
Editor’s picks
Setiap individu harus mengetahui tentang jati dirinya. Ini terkait dengan pengelolaan emosi dan pengembangan diri. Dengan mengenali diri secara utuh, kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Sekaligus menuntun diri ke arah kesuksesan.
Hal sebaliknya terjadi saat kamu tidak mampu mengenali diri. Bukannya meraih kesuksesan, justru tidak kunjung berdamai dengan kekurangan. Kamu terlalu egois untuk mengakui sisi kelemahan. Bahkan sudah merasa menjadi sosok paling sempurna.
Baca Juga: 6 Cara Mudah Berdamai dengan Kegagalan di Masa Lalu, Evaluasi Diri?
5. Tenggelam oleh standar perfeksionis yang tinggi
Apakah kita tidak boleh menetapkan standar kesempurnaan? Sebenarnya boleh-boleh saja. Namun, tetap ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Termasuk mengendalikan diri agar tidak dikendalikan ambisi toksik.
Akan berbeda jadinya jika kamu tenggelam oleh standar perfeksionis yang tinggi. Rasanya berat untuk berdamai dengan sisi kekurangan. Kamu memaksa diri berjalan dalam standar kesempurnaan. Saat mengetahui ada sisi kekurangan, pikiran masih belum bisa menerima.
6. Pengaruh orang-orang di lingkungan sekitar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menjalani kehidupan. Selain faktor dari diri sendiri, juga terdapat faktor dari lingkungan. Seperti orang-orang terdekat, tetangga, maupun pengaruh dari rekan kerja.
Menjadi individu yang tidak kunjung berdamai dengan kekurangan, tidak ada salahnya memperhatikan faktor tersebut. Bisa jadi kamu terbawa pengaruh orang-orang di lingkungan sekitar. Contohnya mereka yang melontarkan pujian berlebihan. Akibatnya, kamu tidak memiliki kesadaran berbenah.
7. Belum menemukan sumber motivasi yang tepat
Tugas berat yang membuat seseorang susah menjalani hidup adalah berdamai dengan kekurangan. Hati dan pikiran belum tentu menerima kenyataan tersebut. Karena memiliki kekurangan dianggap sebagai hal yang memalukan.
Mengapa seseorang bisa memiliki pandangan hidup seperti itu? Bisa jadi belum menemukan sumber motivasi yang tepat. Ia masih dikuasai pandangan negatif terkait berdamai dengan kekurangan. Padahal itu fenomena yang lumrah dijumpai. Setiap manusia tidak terlepas dari sisi keunggulan dan kelemahan.
Berdamai dengan kekurangan merupakan tugas berat. Tidak semua orang mampu menerima dengan mudah. Hati dan pikiran kerap bertentangan dengan kenyataan. Setelah membaca tulisan di atas, diharapkan kamu lebih bijaksana dalam mengelola diri. Selain mengambil langkah perbaikan, terlebih dahulu harus berdamai dengan keadaan.
Baca Juga: 3 Keuntungan Berbesar Hati Menerima Kekurangan Diri, Cepat Berbenah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.