5 Circle Pertemanan di Kampus yang Wajib Kamu Hindari, Catat!

Termasuk circle pertemanan yang penuh ambisi toksik

Bagi mahasiswa baru, memasuki lingkungan kampus menjadi tantangan tersendiri. Selain disibukkan dengan pola perkuliahan yang tentunya berbeda dengan masa-masa sekolah, kamu juga dihadapkan dengan memilih lingkup pertemanan yang tepat.

Tidak semua orang bisa dijadikan teman akrab. Salah memilih circle pergaulan bisa jadi terjerumuskan. Jika kamu baru saja memasuki dunia kampus, lima circle pertemanan berikut wajib dihindari.

1. Circle pertemanan yang tidak bisa menghargai perbedaan 

5 Circle Pertemanan di Kampus yang Wajib Kamu Hindari, Catat!ilustrasi circle pertemanan kampus (pexels.com/Andy Barbour)

Memasuki dunia kampus, kamu dipertemukan orang dari bermacam latar belakang. Bisa saja kamu memiliki teman dengan bahasa dan kebudayaan berbeda, sudut pandang dan pola pikir bertentangan, maupun perbedaan dari segi yang lain.

Tapi tidak semua circle pertemanan bisa menghargai perbedaan. Ini masuk daftar merah circle pertemanan yang wajib dihindari. Akrab dengan mereka yang tidak bisa menghargai perbedaan, kamu akan terkucilkan.

2. Circle pertemanan yang menuntut kamu sesuai standar mereka 

5 Circle Pertemanan di Kampus yang Wajib Kamu Hindari, Catat!ilustrasi circle pertemanan kampus (pexels.com/Ron Lach)

Jika kita membahas standar rasanya setiap orang pasti memiliki standar versi masing-masing. Tapi masih sedikit orang yang mampu memahami hal tersebut. Sedangkan lainnya memaksa standar semua orang harus sama.

Circle pertemanan seperti ini juga marak di lingkungan kampus. Sebaiknya kamu menghindari kelompok pertemanan demikian. Kamu dituntut menyesuaikan dengan standar mereka secara total tanpa diberi kebebasan berekspresi.

Baca Juga: 5 Penyebab Seseorang Susah Lepas dari Jeratan Circle Toxic

3. Circle pertemanan yang senang bergosip 

dm-player
5 Circle Pertemanan di Kampus yang Wajib Kamu Hindari, Catat!ilustrasi circle pertemanan kampus (pexels.com/RODNAE Productions)

Dalam suatu circle pertemanan, tidak jarang bergosip menjadi sebuah kebiasaan. Saat seseorang tidak hadir, cenderung dikuliti dan diungkap semua keburukannya. Padahal bergosip termasuk perilaku toksik.

Jika di lingkungan kampus kamu menemukan circle pertemanan seperti ini, lebih baik jaga jarak. Tetap jaga interaksi namun jangan terlalu akrab. Circle pertemanan yang hobi bergosip bikin kamu kehilangan ruang privasi.

4. Circle pertemanan yang menganggap antar individu pesaing yang harus disingkirkan 

5 Circle Pertemanan di Kampus yang Wajib Kamu Hindari, Catat!ilustrasi circle pertemanan kampus (pexels.com/Andy Barbour)

Memasuki dunia perkuliahan memang berbeda dengan masa-masa sekolah. Jika dulu kamu cenderung santai, di kampus bisa jadi persaingan sangat ketat. Bahkan ada circle pertemanan yang selalu bersaing dalam hal apa pun.

Bertemu dengan circle pertemanan seperti ini, kamu wajib waspada. Terlalu akrab dengan circle pertemanan seperti ini malah menghambatmu maju. Saat kamu mulai berkembang, mereka berusaha menyingkirkan.

5. Circle pertemanan yang dipengaruhi ambisi toksik 

5 Circle Pertemanan di Kampus yang Wajib Kamu Hindari, Catat!ilustrasi circle pertemanan kampus (pexels.com/Yan Krukov)

Pasti kamu sudah sering mendengar sebutan sobat ambis. Biasanya sebutan ini ditujukan bagi orang-orang yang memiliki ambisi besar. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut asalkan bukan ambisi toxic.

Tapi jika kamu menjumpai circle pertemanan yang dipengaruhi ambisi toxic, lebih baik menghindar. Mereka yang dikendalikan ambisi toxic rela menembus segala cara asal ambisinya tercapai. Termasuk mengorbankan sesama teman.

Saat memasuki masa perkuliahan, kamu harus hati-hati memilih teman. Akrab dengan circle yang salah bikin kamu terjerumus dalam keburukan. Bahkan ada circle pertemanan yang rela menjatuhkan antar sesama.

Baca Juga: 5 Hal Positif yang Bisa Diambil saat Kamu 'Dibuang' oleh Circle-mu!

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya