5 Hal yang Bikin Seseorang Pura-pura Tangguh, Meski Sebenarnya Rapuh

2. Tidak ingin membuat orang-orang sekitar terbebani

ilustrasi orang-orang terdekat (pexels.com/Fauxels)

Kasih sayang memang tidak ada batasnya. Kamu rela melakukan apa pun demi orang yang kamu sayangi. Walaupun harus rela menghadapi pahit kehidupan sendirian yang penting orang-orang sekitar merasa bahagia dan tidak tersakiti. Hal itu pun sudah cukup menjadi semangat buatmu agar tetap kuat dan tegar.

Saat seseorang memilih pura-pura tangguh walaupun sebenarnya rapuh, salah satu alasannya karena orang-orang sekitar. Mereka tidak ingin membuat orang-orang terdekat merasa terbebani. Biarkan dirinya yang menanggung perih dan rasa sakit, asalkan orang-orang sekitar yang dikasihi masih bisa tersenyum bahagia.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Harus Berhenti Pura-Pura Bahagia, Melelahkan

3. Tidak ingin orang-orang sekitar mengkhawatirkan kondisinya

ilustrasi berpelukan (pexels.com/Liza Summer)

Bersyukur jika kamu ditempatkan di lingkungan yang peduli. Orang-orangnya tidak membiarkan kamu berdiri sendirian. Saat kamu jatuh terpuruk, mereka selalu mengkhawatirkan. Tapi di sisi lain, kamu tidak tega melihat sorot kekhawatiran dari mereka. Takutnya membuat orang-orang terdekat menjadi terus memikirkannya.

Pertimbangan seperti itu jadi alasan seseorang pura-pura tangguh walaupun sedang rapuh. Mereka hanya tidak ingin orang-orang sekitar mengkhawatirkan kondisinya. Apalagi sampai ikut terpuruk dan terus memikirkannya. Biarkan dirinya yang berjalan melalui lika-liku kehidupan. Asalkan orang-orang sekitar tetap melihatnya sebagai sosok yang tegar.

4. Anggapan dengan pura-pura ia bisa menguatkan diri

ilustrasi pura-pura bahagia (pexels.com/Jure Širić)

Pahit manis kehidupan memang tidak bisa dihindarkan. Di samping kebahagiaan, kamu harus siap menanggung luka dan kekecewaan. Sudah pasti perasaan terpuruk hadir, dan kamu merasa jadi sosok rapuh. Namun, kamu tidak mau larut dalam perasaan tersebut. Bahkan berpura-pura tegar meskipun sedang berada dalam situasi terburuk.

Hal ini tidak terlepas dari suatu alasan. Kamu memiliki anggapan dengan pura-pura bisa menguatkan diri. Di awal memang berat karena harus memanipulasi perasaan yang sebenarnya kacau. Namun, lambat laun pasti terbiasa dan lupa dengan kesedihan yang sedang dialami. Kamu bisa kembali ceria seperti hari-hari sebelumnya.

5. Takut jika terkucil dari lingkungan masyarakat

ilustrasi merasa terkucilkan (pexels.com/Pixabay)

Lingkungan sekitar diisi banyak orang dengan berbagai karakter khasnya. Tidak ada salahnya kamu berharap dikelilingi orang-orang tulus dan inspiratif. Namun, kenyataan demikian tidak selalu terjadi. Ada pula orang-orang toksik dengan perilaku buruknya, termasuk menindas orang lain yang kelihatan lemah kemudian menjauhinya.

Beberapa orang tidak ingin mengalami hal tersebut. Mereka takut pada akhirnya terkucilkan dari lingkungan sekitar setelah orang-orang tahu dirinya rapuh. Daripada menghadapi momen menyakitkan, mereka lebih memilih pura-pura tangguh meski sebenarnya rapuh. Setidaknya masih bisa bertahan di tengah-tengah masyarakat tanpa direndahkan.

Adakalanya kita harus siap menghadapi titik terendah dalam hidup. Namub yang namanya rasa sedih dan kekecewaan tidak bisa dihindarkan. Namun demikian, orang-orang tidak mau menunjukkan sisi rapuh dalam hidupnya. Mereka ingin tetap dikenal sebagai sosok tangguh. Sebisa mungkin tetap menampilkan senyum dan keceriaan seperti hari-hari biasanya.

Baca Juga: 5 Ciri yang Mudah Dilihat Dari Orang yang Pura-pura Baik, Kelihatan?