3 Kekacauan saat Hidup Digunakan untuk Berburuk Sangka pada Takdir

Kehidupan terasa hambar dan tidak bermakna

Kehidupan memiliki cara tersendiri yang menunjukkan eksistensinya. Terkadang sesuai dengan ekspektasi yang kamu harapkan. Namun, pada beberapa situasi, kamu harus berhadapan dengan realita menyakitkan.

Dalam menjalani hidup seolah berhadapan dengan takdir tidak adil. Menjadi orang yang menghadapi situasi demikian, apakah kamu akan berburuk sangka pada takdir?

Mari renungkan ulang. Dengan kamu berburuk sangka pada takdir tidak akan memperbaiki keadaan. Apalagi membuat situasi berubah sebagaimana yang kamu harapkan.

Justru sebaliknya, sejumlah kekacauan akan datang menghampiri. Kira-kira, kamu sudah siap menghadapi tiga kekacauan berikut? Pikirkan baik-baik supaya kamu tidak salah mengambil keputusan.

Baca Juga: 5 Sikap yang Membuat Hati Lebih Ikhlas Menerima Takdir Hidupmu

1. Tidak pernah menemukan kenyamanan dalam hidup

3 Kekacauan saat Hidup Digunakan untuk Berburuk Sangka pada Takdirilustrasi stres emosional (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jika kamu ingin merasakan kebahagiaan, hal pertama yang harus ditemukan adalah kenyamanan. Kamu bisa menjalani hidup dengan rileks tanpa perasaan tertekan. Di sisi lain, keberadaan takdir yang tidak sesuai harapan juga menjadi tantangan. Kamu merasa usaha yang dilakukan berakhir sia-sia. Sampai-sampai menyalahkan takdir secara berlebihan.

Tentu kekacauan ini akan dirasakan saat hidup digunakan untuk berburuk sangka pada takdir. Kamu tidak pernah menemukan sisi kenyamanan di dalamnya. Dalam menjalani hidup selalu dikendalikan oleh perasaan terpaksa. Padahal, ada banyak anugerah kecil yang bisa disyukuri. Tapi sikap berburuk sangka pada takdir sudah membutakan hati dan pikiran.

2. Pikiran negatif menguasai diri

3 Kekacauan saat Hidup Digunakan untuk Berburuk Sangka pada Takdirilustrasi overthinking (pexels.com/Anna Shvets)

Boleh saja kamu mengharap takdir berjalan sesuai dengan kehendak. Contohnya meraih kehidupan yang mapan dan tanpa masalah. Namun, apakah alur kehidupan akan berjalan sedemikian rupa? Jawabannya tentu saja tidak. Sebab, takdir datang tanpa bisa diprediksi, apalagi kamu merencanakan dengan detail. Dalam beberapa hal, ada saja realita yang kurang sesuai dengan kehendak.

Suatu kekeliruan, jika kamu menggunakan hidup untuk berburuk sangka pada takdir, karena hal itu akan menimbulkan kekacauan. Lambat laun, pikiran negatif datang menguasai diri. Kamu selalu mendahulukan prasangka negatif di awal. Bahkan memilih menyerah sebelum berusaha. Kehidupan yang dijalani terasa hambar dan tidak bermakna.

3. Kehidupan terasa tidak bermakna

3 Kekacauan saat Hidup Digunakan untuk Berburuk Sangka pada Takdirilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Ivan Samkov)

Sampai kapan kamu berburuk sangka pada takdir yang datang dalam hidup? Bahkan berani mengatakan jika takdir berjalan tidak adil. Orang lain selalu memperoleh jatah kehidupan mengesankan. Sementara kamu menganggap diri sendiri selalu memperoleh bagian mengecewakan. Anggapan seperti ini yang bisa menimbulkan kekacauan tanpa henti.

Salah satunya kehidupan terasa tidak berharga. Kamu tidak mau melihat dan menghargai keberuntungan kecil yang sudah dirasakan. Akibat buruk sangka pada takdir, yang ada di depan mata adalah pengalaman pahit dan mengecewakan.

Padahal, jika mau melihat keluar, masih ada banyak orang yang tidak seberuntung dirimu. Namun, mereka tetap mampu menghargai hidupnya dengan baik tanpa mengeluh.

Takdir punya cara tersendiri untuk menunjukkan kehadirannya. Ada kalanya sesuai dengan rencana dan ekspektasi yang sudah kamu susun. Namun, pada beberapa situasi, takdir juga bisa bertolak belakang dengan cita-cita dan harapan.

Menghadapi situasi seperti ini dengan berburuk sangka tentu bukan pilihan yang tepat. Sebelum mengalami tiga kekacauan di atas, mari perbaiki pola pikir saat kamu menghadapi takdir kurang menyenangkan.

Baca Juga: 5 Cara Halangi Pikiran yang Sering Berburuk Sangka ke Orang

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya