7 Ketenangan Hidup Saat Kamu Menerapkan Slow Living

2. Mampu menikmati momen yang hadir saat ini

ilustrasi kehidupan slow living (unsplash.com/Allef Vinicius)

Pasti kamu sudah mengenal mengenai gaya hidup slow living yang bertebaran di media sosial. Bahkan tertarik ingin mencoba gaya hidup tersebut. Jika diterapkan dalam waktu berkesinambungan, kamu akan merasakan ketenangan hidup yang sesungguhnya.

Di antaranya mampu menikmati momen yang hadir saat ini. Slow living memberikan kesempatan untuk terlibat lebih dalam hubungan sosial, keluarga, dan teman-teman. Kamu mampu menghabiskan waktu dengan aktivitas dan kegiatan yang berkualitas.

3. Terhindar dari persaingan yang tidak perlu

ilustrasi kehidupan slow living (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Saat kehidupan didominasi oleh persaingan yang tidak sehat, segala sesuatunya terasa berantakan. Kamu tidak pernah merasakan ketenangan di dalamnya. Persaingan menuntut seseorang agar terus pekerja keras tanpa pernah beristirahat. Sedangkan kita sebagai manusia juga memiliki batasan diri.

Inilah ketenangan yang akan kamu peroleh saat menerapkan gaya hidup slow living. Segala sesuatu yang santai dan tidak terburu-buru menghindarkan diri dari persaingan yang tidak perlu. Kamu paham jika hidup bukan tentang berkompetisi. Tapi mampu merasakan pengalaman hidup yang bermakna.

Baca Juga: 6 Prinsip Slow Living, Ketenangan di Tengah Kehidupan Sibuk

4. Bisa mengendalikan tuntutan hidup agar tidak membebani

ilustrasi kehidupan slow living (unsplash.com/Allef Vinicius)

Bagaimana rasanya menjalani gaya hidup slow living? Ini adalah gaya hidup yang banyak digandrungi milenial dan gen z. Mereka tidak mau lagi menjalankan aktivitas secara terburu-buru. Tapi lebih memilih berjalan santai sesuai dengan batas kemampuan.

Ternyata bukan tentang tren sesaat. Dengan menerapkan gaya hidup slow living, kamu akan memperoleh sejumlah ketenangan. Termasuk mampu mengendalikan tuntutan hidup agar tidak membebani. Kamu lebih fleksibel dalam memberikan batas toleransi kepada diri sendiri.

5. Kondisi emosi lebih stabil

ilustrasi kehidupan slow living (unsplash.comFernando brasil)

Saat kondisi emosi tidak stabil, seseorang kerap gegabah dalam bertindak dan mengambil keputusan. Saat sadar sudah mengambil jalan yang salah, baru dirinya mengalami penyesalan. Kira-kira, apakah kamu tipe orang yang masih memiliki kondisi emosi demikian?

Sudah saatnya menerapkan gaya hidup slow living. Kamu akan memperoleh ketenangan dan kenyamanan. Tidak mudah terburu-buru bisa menstabilkan emosi dan pikiran. Slow living membantu mengurangi stres dan kecemasan karena mengajarkan kita untuk hidup menikmati saat ini dan tidak terlalu terpaku pada masa depan atau masa lalu.

6. Lebih bijaksana dalam mengambil keputusan

ilustrasi kehidupan slow living (unsplash.com/Laurenz Kleinheider)

Bagi generasi muda di era sekarang, gaya hidup slow living seolah menjadi andalan. Mereka memilih berjalan santai sesuai dengan kapasitasnya. Tidak ada lagi sikap terburu-buru, apalagi berpatokan standar orang lain.

Perlu diketahui, dengan menerapkan gaya hidup slow living kamu akan merasakan ketenangan. Sebelum mengambil keputusan segala sesuatunya dipikirkan secara bijaksana. Kamu tidak pernah mengambil keputusan berdasarkan sikap gegabah. Apalagi menuruti tuntutan emosi sesaat.

7. Menciptakan kehidupan yang sederhana namun bermakna

ilustrasi kehidupan slow living (unsplash.com/Marivi Pazos)

Sudahkah kamu menerapkan gaya hidup slow living? Gaya hidup demikian tidak hanya mengikuti tren yang saat ini berlangsung. Justru darinya kamu akan memperoleh sejumlah ketenangan. Sudahkah kamu mengetahui ketenangan tersebut?

Salah satunya menciptakan kehidupan yang sederhana namun bermakna. Slow living mendorong refleksi mendalam tentang tujuan hidup dan nilai-nilai yang sesuai dengan kehidupan. Hanya dengan keberuntungan kecil, kamu sudah mampu merasakan kebahagiaan.

Slow living memang identik dengan gaya hidup yang santai dan tidak mudah terburu-buru. Tapi justru gaya hidup ini yang mampu menghadirkan ketenangan. Mental dan pikiran terasa lebih stabil. Kamu juga mampu menciptakan kehidupan yang sederhana namun bermakna.

Baca Juga: 5 Anggapan tentang Slow Living yang Keliru, Bukan Malas, ya!