7 Hal Bijak dari Sikap Mengasihi Binatang, Gak Sia-sia, kok

2. Membangun sikap tanggung jawab

ilustrasi mengasihi binatang (pexels.com/Cottonbro studio)

Untuk menyelesaikan tanggung jawab besar, tentu harus belajar dari hal kecil terlebih dahulu. Termasuk belajar bertanggung jawab dengan makhluk yang ada di sekitar kita. Bukan hanya kepada manusia, tapi juga kepada binatang.

Sudahkah kamu mengasihi binatang yang ada di lingkungan sekitar? Sikap sederhana satu ini mengajarkan arti penting tanggung jawab. Jika tindak kasih terhadap makhluk di sekitar saja tidak bisa memenuhi, bagaimana dengan tanggung jawab yang lebih besar lagi?

3. Menekan sisi egois dalam diri

ilustrasi mengasihi binatang (pexels.com/Helena Lopes)

Tidak dapat dimungkiri jika manusia memiliki sejumlah sikap egois. Apalagi mengenai kekuasaan dan kepemilikan. Jika diibaratkan, semua hal yang masih terjangkau mata harus tunduk di bawah kendalinya.

Sikap egois ternyata bukan tindakan yang baik. Kita adalah makhluk rapuh dan penuh keterbatasan yang tidak pantas bersikap rakus. Mengasihi binatang menjadi salah satu cara menekan sikap egois. Kamu paham jika dirimu bukan satu-satunya makhluk hidup di atas bumi ini.

4. Berkaitan erat dengan kesabaranBerkaitan erat dengan kesabaran

ilustrasi mengasihi binatang (pexels.com/Japeth Mast)

Dalam beberapa hal kita tidak bisa mengharuskan semua sesuai kehendak. Dalam rangka menghadapi bermacam perbedaan di lingkungan sekitar, perlu yang namanya kesabaran. Sayangnya, tidak semua orang memiliki sisi kesabaran dalam diri.

Untuk kamu yang menganggap kasih sayang terhadap binatang adalah tindakan sia-sia, mari luruskan pemikiran tersebut. Mengasihi makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar berkaitan erat dengan kesabaran. Dari tindakan sederhana, kamu bisa belajar mengelola emosi dalam diri.

Baca Juga: 5 Manfaat Memelihara Hewan di Rumah, Turunkan Tekanan Darah

5. Sebagai wujud kepedulian sosial

ilustrasi mengasihi binatang (pexels.com/Petar Starcevic)

Terkadang kita tidak menyadari jika masih belum memiliki kepedulian sosial dalam diri. Tindakan serakah dan rakus dijadikan kebanggaan. Padahal dua hal tersebut bisa mengganggu kualitas hidup.

Mewujudkan kepedulian sosial tidak harus kepada sesama manusia. Kamu bisa menunjukkannya melalui kasih sayang terhadap binatang. Tidak harus memanjakannya dengan fasilitas mewah. Kamu cukup tidak mengganggu kenyamanannya sudah termasuk upaya mewujudkan kepedulian sosial.

6. Senantiasa terkoneksi dengan alam

ilustrasi mengasihi binatang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Keseimbangan alam bukan tanggung jawab satu orang saja. Tapi masing-masing orang diharuskan mengambil peran atas hal tersebut. Bukan hanya menjaga tumbuhan dan kebersihan, namun turut serta menjaga kenyamanan binatang yang tidak mengganggu.

Mampu menjadi orang yang mengasihi binatang, kamu senantiasa terkoneksi dengan alam. Terdapat kesadaran jika sebagai makhluk hidup tidak bisa dipisahkan dari alam dan lingkungannya. Tanpa menunggu perintah, sudah memiliki kesadaran menjaga alam sekitar dengan baik.

7. Sebagai wujud ketulusan dan keikhlasan

ilustrasi mengasihi binatang (pexels.com/Cottonbro studio)

Apakah arti ketulusan dan keikhlasan yang sesungguhnya? Tanpa sadar saat memberikan bantuan kita sering mengharap imbal balik. Termasuk mencela tindakan sia-sia memberikan bantuan terhadap binatang. Dengan disertai alasan jika binatang tidak akan pernah bisa berbalik menolong manusia.

Justru di sinilah inti mengasihi binatang di lingkungan sekitar. Kamu bisa melatih wujud ketulusan dan keikhlasan sejati. Memberi pertolongan bukan tentang imbal balik. Tapi sebagai kesadaran mengasihi antar makhluk hidup.

Hilangkan pemikiran jika mengasihi seekor binatang adalah tindakan sia-sia. Karena upaya menjaga setiap makhluk hidup termasuk perbuatan mulia. Kamu akan memperoleh sejumlah sikap bijaksana ketika mampu menumbuhkan kasih sayang terhadap binatang. Jadi tunggu apalagi? Mari sadari jika kita juga hidup berdampingan dengan makhluk hidup lain.

Baca Juga: 5 Mitos Memelihara Burung Hantu yang Dipercaya hingga Kini