5 Hal yang Bikin Milenial dan Gen Z Kesulitan Mengatur Emosi

Mereka dihadapkan dengan perkembangan yang pesat

Milenial dan gen z dikenal sebagai generasi muda dengan banyak kreativitas. Mereka selalu memiliki ide dan gagasan unik. Namun, di sisi lain milenial dan gen z ternyata kesulitan mengatur emosi. Mereka rentan terpancing emosi atau mengalami keterpurukan.

Jika sudah seperti ini, tentu bisa menghambat kreativitas dan inovasi. Dengan menuruti tuntutan emosi sesaat, seseorang tidak bisa merealisasikan ide dan pemikiran. Sudah selayaknya kamu mencari tahu, mengapa milenial dan gen z kesulitan mengatur emosi. Apakah disebabkan oleh lima hal di bawah ini?

1. Pengaruh paparan negatif dari media sosial

5 Hal yang Bikin Milenial dan Gen Z Kesulitan Mengatur Emosiilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Timothy Hales Bennett)

Milenial dan gen z adalah generasi muda yang diharapkan bisa membawa perubahan positif. Tentunya ini harus diimbangi dengan pola pikir bijaksana. Namun, fakta yang terjadi justru berbanding seratus delapan puluh derajat. Milenial dan gen z merupakan generasi yang kesulitan mengatur emosi.

Ternyata ada sebab mengapa mereka bisa tumbuh menjadi individu sedemikian rupa. Kehidupan milenial dan gen z bergantung pada keberadaan media sosial. Sementara teknologi digital selain membawa pengaruh positif juga menyajikan paparan negatif. Jika tidak bisa menyaring dengan bijaksana, tentu mengganggu kestabilan emosi dan pikiran.

2. Dihadapkan dengan ketidakpastian akan masa depan

5 Hal yang Bikin Milenial dan Gen Z Kesulitan Mengatur Emosiilustrasi takut (pexels.com/Timur Weber)

Milenial dan gen z harus menghadapi lingkungan yang bersifat dinamis. Segala sesuatunya bisa berubah dengan sangat cepat. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri. Apalagi saat mereka harus menghadapi ketidakpastian. Kondisi hari esok bisa jadi berbanding terbalik dengan situasi sekarang.

Ketidakpastian akan masa depan menjadi sebab milenial dan gen z kesulitan mengatur emosi. Mereka merasa tidak yakin dengan langkah yang diambil. Ketidakpastian terus-menerus bisa menyebabkan stres dan kecemasan yang bertahan dalam waktu lama.

Baca Juga: 6 Cara Mengatur Emosi saat Mendapat Kritikan Tajam dari Rekan Kerja

3. Kurangnya keterampilan mengatasi masalah

5 Hal yang Bikin Milenial dan Gen Z Kesulitan Mengatur Emosiilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Terkadang kita heran mengapa milenial dan gen z sering bertindak anarkis. Mereka hanya mau menuruti tuntutan emosi saat tanpa memikirkan dampaknya. Padahal, tindakan yang diambil secara gabah berpotensi menimbulkan kerugian dalam skala besar. Tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga kan sekitar.

Sejenak, mari kita cari tahu mengapa milenial gen z kesulitan mengatur emosi. Salah satunya karena keterampilan mengatasi masalah yang rendah. Termasuk kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi, sampai mencari dukungan yang dibutuhkan. Mereka tidak pernah bisa menyusun solusi yang efektif dan efisien.

4. Cenderung memiliki perspektif yang terbatas

5 Hal yang Bikin Milenial dan Gen Z Kesulitan Mengatur Emosiilustrasi memiliki pikiran skeptis (pexels.com/Liza Summer)

Keterampilan mengendalikan emosi membawa pengaruh dalam kehidupan. Saat kondisi emosi terjaga dengan baik, kehidupan jauh lebih tertata. Di satu sisi, justru banyak kalangan milenial dan gen z yang kurang bisa mengendalikan emosi.

Mereka ini cenderung memiliki perspektif yang terbatas. Dalam menilai persoalan hanya mengandalkan satu sudut pandang. Bahkan, tidak mau menerima saran dari lingkungan sekitar. Mereka mengambil keputusan hanya mengandalkan ego pribadi.

5. Bertindak hanya untuk menuruti kepuasan orang lain

5 Hal yang Bikin Milenial dan Gen Z Kesulitan Mengatur Emosiilustrasi rekan kerja (pexels.com/Thirdman)

Kita memang hidup berdampingan dengan banyak orang. Pernyataan tersebut menunjukkan fakta manusia sebagai makhluk sosial. Namun, hal penting yang perlu diingat, kita tidak bisa terpaku pada standar masyarakat secara menyeluruh.

Hal demikian turut menjadi sebab generasi milenial dan gen z kesulitan mengatur emosi. Mereka bertindak hanya untuk menuruti kepuasan orang lain. Sementara diri sendiri tidak benar-benar merasa puas dengan pencapaian yang sudah diraih. Tanpa sadar pikiran akan dikendalikan gejolak emosi negatif.

Milenial dan gen z seharusnya menjadi generasi yang bisa membawa ke arah kebaikan. Tapi fakta yang terjadi justru mereka kesulitan mengendalikan emosi. Kondisi demikian tentu dipicu oleh beberapa sebab. Baik dari segi perkembangan teknologi, perubahan lingkungan yang berlangsung pesat, sampai dengan pola pikir yang belum bijaksana.

Baca Juga: 5 Cara Mengatur Emosi saat Marah, Jangan Sampai Meledak!

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya