5 Momen Menahan Diri untuk Tak Langsung Berpendapat, Sabar Sebentar!

Menyampaikan pendapat juga harus pada waktu yang tepat

Berpendapat menjadi salah satu cara  mengekspresikan diri. Kamu bisa menyampaikan ide, pemikiran, dan sudut pandangmu. Namun, berpendapat juga tidak bisa dilakukan sembarangan.

Adakalanya dirimu harus menahan diri untuk tidak berpendapat. Kamu bisa menyampaikan ide dan pemikiran itu lain waktu. Saat kamu berhadapan dengan lima momen berikut, tahanlah diri sendiri untuk tak langsung menyampaikan pendapat.

1. Saat kamu sedang dikuasai emosi 

5 Momen Menahan Diri untuk Tak Langsung Berpendapat, Sabar Sebentar!ilustrasi marah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kemarahan sering datang menguasai diri. Apalagi saat kamu mendapat perlakuan tidak layak. Atau mendengar perkataan menyakitkan. Rasanya ingin mengumpat dengan berbagai macam sumpah serapah.

Menghadapi momen seperti ini, tahanlah sejenak dari menyampaikan pendapat. Saat diliputi kemarahan, kamu tidak bisa memandang suatu permasalahan secara bijak. Pendapat yang kamu sampaikan bisa membawa masalah bagi diri sendiri.

2. Momen ketika kamu berhadapan dengan orang keras kepala 

5 Momen Menahan Diri untuk Tak Langsung Berpendapat, Sabar Sebentar!ilustrasi berdebat (pexels.com/Alex Green)

Dalam suatu forum atau obrolan, kamu pasti pernah berhadapan dengan orang keras kepala. Mereka berwatak punya kehendak kuat dan susah dibantah. Keinginannya harus dilaksanakan saat itu juga.

Orang-orang seperti ini tidak bisa dihadapi dengan argumen serupa. Tahanlah diri sejenak untuk tidak menyampaikan pendapat. Bukan tanpa sebab, menyampaikan argumen di depan mereka justru memicu konflik panjang.

Baca Juga: 5 Penyebab Seseorang Tak Percaya Diri saat Berpendapat

3. Ketika diskusi dalam suatu forum sudah tidak kondusif 

dm-player
5 Momen Menahan Diri untuk Tak Langsung Berpendapat, Sabar Sebentar!ilustrasi rapat tak kondusif (pexels.com/Yan Krukau)

Diskusi dalam suatu forum tidak selalu berjalan kondusif. Adakalanya terdapat perbedaan bahkan perselisihan. Tidak jarang situasi berlangsung memanas karena setiap orang merasa benar sendiri.

Menghadapi momen seperti ini, sebaiknya tahan diri dari mengungkapkan pendapat. Situasi yang memanas tidak membuat orang-orang mendengarkan pendapatmu. Bahkan mereka semakin berselisih memperjuangkan kebenaran sendiri.

4. Saat berhadapan dengan orang toksik 

5 Momen Menahan Diri untuk Tak Langsung Berpendapat, Sabar Sebentar!ilustrasi dimarahi atasan (pexels.com/Yan Krukau)

Orang-orang dengan karakter toksik bisa ditemukan di mana saja. Entah di lingkungan kerja, maupun lingkungan sekitar. Tidak terkecuali dalam suatu forum diskusi. Oleh karenanya, kamu harus hati-hati.

Saat berhadapan dengan orang-orang toksik, ada baiknya kamu menahan diri untuk tidak berpendapat. Salah satu sifat orang toksik pandai memutar balikkan perkataan. Bisa jadi mereka menjadikan pendapatmu sebagai alat untuk menjatuhkanmu.

5. Ketika kamu menghadapi orang-orang fanatik buta

5 Momen Menahan Diri untuk Tak Langsung Berpendapat, Sabar Sebentar!ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Kampus Production)

Sudah seharusnya kita bisa menghargai satu sama lain. Tapi orang-orang sekitar belum tentu bisa melakukan hal tersebut. Apalagi berada di lingkungan yang dipenuhi orang-orang fanatik berlebihan.

Berada di momen seperti itu, sebaiknya kamu menahan diri untuk gak berpendapat. Orang-orang fanatik buta tidak pernah bisa menghargai perbedaan. Mereka selalu membenarkan sudut pandang sendiri.

Menyampaikan pendapat memang hak semua orang. Tapi pada momen-momen tertentu bisa jadi pendapatmu tidak dihargai. Sebelum itu terjadi, lebih baik kita yang mengendalikan diri. Menahan diri untuk tidak berpendapat bukan berarti pasif. Kamu hanya sedang menjaga situasi agar tetap kondusif.

Baca Juga: Meski Bebas Berpendapat, 5 Hal Ini Tetap Perlu Kamu Ingat

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya