6 Pengalaman Hidup Tak Diinginkan yang Pasti Dihadapi Semua Orang

2. Kehilangan peluang berharga

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kedatangan peluang berharga seperti angin segar. Kamu memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri. Tapi pada waktu tertentu, justru ceroboh. Kesempatan yang sudah di depan mata jadi terbuang sia-sia. Akibatnya, kamu merutuki diri secara berlebihan.

Menyakitkan dan mengecewakan memang. Tetapi jangan larut dalam keterpurukan. Kamu bukan satu-satunya orang yang pernah kehilangan peluang berharga. Daripada menyalahkan diri secara berlebihan, cobalah melihat dari sudut pandang positif. Jadikan pelajaran berharga agar ke depan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

3. Menjadi pihak yang tersakiti

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/RDNE Stock Project)

Siapa yang mau menjadi pihak tersakiti? Kamu disuruh bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak pernah diperbuat. Bisa juga kamu dikhianati oleh sosok yang sudah dipercaya. Tidak seorang pun menginginkan dirinya tersakiti. Tetapi ini sudah menjadi bagian perjalanan hidup.

Pengalaman tak diinginkan demikian dialami semua orang. Menjadi pihak yang tersakiti tentu mendatangkan dendam dan kebencian. Tetapi belajarlah mengelola emosi secara bijak. Kamu tidak sendirian di titik tersebut. Karena di lingkungan sekitar, pasti banyak orang bernasib sama. Hanya saja keberadaannya tidak diketahui publik. Kekecewaan cukup disimpan sendiri.

Baca Juga: 6 Cara Mengubah Pengalaman Pahit jadi Pembelajaran, Terima Emosimu

4. Terlibat konflik dengan orang lain

ilustrasi terlibat konflik (pexels.com/Antoni Shkraba)

Sebenarnya kita tidak menginginkan perpecahan. Untuk apa berkonflik satu sama lain jika permasalahan bisa diselesaikan dengan kepala dingin? Tetapi kamu harus siap dengan kemungkinan tersebut. Adakalanya harus terlibat perselisihan dengan orang lain akibat permasalahan sepele.

Jangan khawatir, apalagi merasa kehidupan berjalan tidak adil. Karena semua orang juga pernah memiliki pengalaman seperti yang kamu rasakan. Terlibat konflik dengan orang lain menjadi ajang untuk mendewasakan diri. Darinya, kamu bisa belajar mengelola emosi secara tepat, termasuk membentengi diri dari tindakan provokasi.

5. Rencana yang tidak sesuai harapan

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Nicola Barts)

Sedari awal menyusun rencana kita pasti berharap bisa berjalan tanpa hambatan. Keberhasilan bisa dicapai dengan mudah. Tapi di tengah perjalanan, banyak hal terjadi di luar dugaan. Kamu harus siap berhadapan dengan rencana yang tidak sesuai harapan. Bagaimana rasanya? Sudah tentu kecewa.

Pada saat yang sama, mungkin kamu merasa takdir tidak adil. Bahkan merasa jadi orang paling menderita. Jangan dulu berkecil hati, karena pengalaman pahit ini pernah dihadapi semua orang. Karena kita manusia yang memiliki banyak keinginan, namun juga diiringi keterbatasan. Tidak heran jika beberapa rencana berakhir sebagai wacana.

6. Tidak dihargai oleh lingkungan sekitar

ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sungguh kecewa mendapati lingkungan sekitar tidak bisa menghargai individu dengan baik. Kamu sudah berusaha menunjukkan kinerja terbaik, juga menuruti seluruh ekpektasinya. Namun yang didapat justru perlakuan kurang ramah. Jerih payah yang selama ini dilakukan sama sekali tidak dihargai.

Merasa kecewa sudah wajar. Tapi jangan menyudutkan nasib sendiri berlebihan. Setiap orang pasti punya pengalaman tidak dihargai oleh lingkungan sekitar. Jadikan ini sebagai motivasi agar lebih semangat berbenah. Tunjukkan jika jerih payah yang tidak dihargai ternyata bisa membawa hasil berarti.

Tidak perlu mengutuk diri atas pengalaman pahit yang sudah dirasakan. Entah berupa kegagalan, rencana di luar prediksi, maupun pengalaman-pengalaman buruk lain. Lihatlah dari sudut pandang yang lebih luas. Kamu akan mengetahui jika pengalaman pahit itu bukan kamu saja yang merasakan, tapi orang-orang sekitar juga. Hanya saja mereka tidak menunjukkan secara langsung.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu telah Didewasakan oleh Pengalaman Hidup