6 Alasan Produktivitas Tidak Hanya Diukur dari Kuantitas

Karena produktivitas melibatkan efisiensi dan efektivitas

Pada kenyataannya masih banyak orang yang kesulitan memahami arti produktivitas. Kamu mengukurnya dari segi kuantitas kesibukan yang dikerjakan. Termasuk berusaha mencari kesibukan sebanyak-banyaknya meski sebenarnya tidak kompeten dalam bidang tersebut.

Mindset demikian perlu diluruskan karena produktivitas tidak hanya diukur dari kuantitas. Ada banyak pertimbangan lain yang jauh lebih penting. Supaya tidak terjebak mindset keliru, kamu perlu mengetahui beberapa alasan mengapa produktivitas tidak hanya diukur dari kuantitas. Simak selengkapnya di artikel ini!

1. Terlalu fokus pada kuantitas bisa mengorbankan kualitas

6 Alasan Produktivitas Tidak Hanya Diukur dari Kuantitasilustrasi kelelahan (pexels.com/Pixabay)

Produktivitas sering diukur berdasarkan jumlah tanggungan yang diselesaikan atau daftar tanggung jawab yang diemban. Tidak dapat dimungkiri, anggapan seperti ini sudah melekat kuat di pikiran. Bahkan menjadi pedoman utama terkait produktivitas itu sendiri.

Mengukur produktivitas hanya dari segi kuantitas adalah pemahaman yang keliru. Hanya menghitung berdasarkan jumlah kasar bisa melupakan segi kualitas. Kamu tidak lagi memperhatikan aspek-aspek penting yang krusial. Akibatnya, justru mengarah pada tekanan kerja yang berlebihan dan kelelahan.

2. Produktivitas turut melibatkan efisiensi

6 Alasan Produktivitas Tidak Hanya Diukur dari Kuantitasilustrasi perempuan karier (pexels.com/Oleksandr P)

Memahami produktivitas dengan cara yang salah bisa membawa kemungkinan buruk. Apalagi hanya mengukur produktivitas dari segi kuantitas. Bukannya keberhasilan penuh yang akan diraih, kamu justru mengadapi pemborosan sumber daya. Baik pemborosan dari segi waktu maupun energi.

Fakta tersebut menunjukkan jika produktivitas tidak bisa diukur berdasarkan kuantitas. Untuk menyelesaikan suatu tanggung jawab, dibutuhkan efisensi dan efektivitas. Kamu harus mampu memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk menciptakan keberhasilan secara menyeluruh.

3. Produktivitas yang berkelanjutan juga melibatkan inovasi

6 Alasan Produktivitas Tidak Hanya Diukur dari Kuantitasilustrasi sosok kreatif (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pembaruan merupakan kunci utama jika seseorang ingin menghasilkan prestasi bagi lingkungan sekitar. Ini yang disebut dengan inovasi. Seseorang bisa mengintegrasikan ide dan pemikiran terbaru untuk hasil karya yang lebih berkualitas. Bukan sekadar memperhatikan jumlah.

Tentunya menjadi alasan logis untuk tidak mengukur produktivitas hanya dari segi kuantitas. Sebanyak apapun karya, tanpa diiringi pembaruan tidak akan menghasilkan manfaat berarti. Inovasi memungkinkan seseorang mengembangkan produk dan layanan secara berkesinambungan.

dm-player

4. Terlalu fokus kuantitas bisa menyebabkan penurunan kinerja

6 Alasan Produktivitas Tidak Hanya Diukur dari Kuantitasilustrasi kelelahan (pexels.com/Cottonbro studio)

Kinerja yang baik merupakan pilar utama pendukung kesuksesan. Ternyata, kinerja seseorang tidak bisa dipisahkan dari produktivitas. Oleh sebab itu, kita harus memahami produktivitas dengan sudut pandang yang tepat dan realistis. Bukan malah menilai dari satu aspek saja.

Dengan adanya alasan tersebut, kita harus menyadari agar tidak terfokus pada kuantitas. Mindset yang kurang tepat seperti ini justru mengganggu produktivitas secara keseluruhan. Perspektif cenderung terbatas sehingga tidak mengetahui letak kekurangan yang harus diperbaiki.

Baca Juga: 5 Rasa Malu saat Menganggur, Jadikan Motivasi agar Tetap Produktif

5. Produktivitas harus disesuaikan dengan kemampuan diri

6 Alasan Produktivitas Tidak Hanya Diukur dari Kuantitasilustrasi bekerja (pexels.com/Greta Hoffman)

Produktivitas bukan tentang berlomba menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin. Apalagi memaksakan diri untuk suatu hal yang bukan ranah kompetensinya. Pola kerja demikian tidak membawa kemajuan. Berawal dari kesalahan mengenali produktivitas, terjadi penurunan secara berkala.

Perlu diketahui, produktivitas harus disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan diri. Karena ini berkaitan dengan efisiensi waktu dan sumber daya. Keterbatasan harus dimanfaatkan untuk hasil akhir yang optimal. Percuma berusaha menyelesaikan banyak tanggung jawab dalam satu waktu, tapi tidak ada perkembangan berarti.

6. Terlalu fokus kualitas bisa memicu serakah tanggung jawab

6 Alasan Produktivitas Tidak Hanya Diukur dari Kuantitasilustrasi melihat laptop (pexels.com/Christina Morillo)

Produktivitas berkaitan erat dengan hasil akhir. Jika seseorang tidak memiliki produktivitas yang baik, berpotensi besar mengalami kegagalan. Rangkaian usaha yang sudah dilakukan berakhir sia-sia. 

Produktivitas bukan tentang menghabiskan banyak waktu untuk bekerja. Atau, menanggung banyak tanggung jawab tanpa upaya penyelesaian yang jelas. Mengukur produktivitas dari segi kuantitas hanya menimbulkan serakah tanggung jawab. Seseorang merebut wewenang orang lain sehingga terjadi kekacauan.

Produktivitas tidak hanya diukur dari kuantitas, bukan juga tentang menghabiskan banyak waktu untuk bekerja. Atau, menanggung banyak tanggung jawab tanpa upaya penyelesaian yang jelas. Penting untuk diingat, jangan pernah mengukur produktivitas berdasarkan kuantitas. Karena kamu sendiri yang akan menyesali perbuatan tersebut di kemudian hari.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan Tanpa Paksaan 

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya