Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Diperhatikan saat Take Over KPR

ilustrasi membeli rumah dengan KPR (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)
ilustrasi membeli rumah dengan KPR (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Ketika memasuki periode bunga floating yang terjadi tiga tahun setelah masa KPR, jumlah cicilan yang harus dibayarkan per bulannya akan meningkat. Dalam hal ini, take over KPR ke bank lain jadi opsi yang dapat dipertimbangkan karena kamu bisa kembali ke suku bunga tetap (fixed rate) seperti masa awal KPR di bank sebelumnya.

Meskipun memindahkan KPR ke bank lain tampak menguntungkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses take over KPR berjalan lancar dan gak menimbulkan masalah di kemudian hari. Jangan sampai hal-hal berikut luput dari perhatian, ya.

1. Cek dan lakukan riset menyeluruh

ilustrasi orang melakukan riset (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi orang melakukan riset (pexels.com/Karolina Grabowska)

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk memindahkan KPR ialah mengecek dan membandingkan kondisi KPR di bank lama dengan bank yang ingin kamu tuju dengan cermat.

Perhatikan baik-baik perbedaan bunga, tenor atau masa pinjaman, biaya administrasi, dan ketentuan lainnya. Jangan ragu untuk meminta penjelasan lebih lanjut ke pihak bank untuk memastikan bahwa kamu mendapatkan penawaran terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansialmu.

2. Periksa biaya-biaya tambahan

ilustrasi kredit (pexels.com/Monstera)
ilustrasi kredit (pexels.com/Monstera)

Saat memindahkan KPR, kamu harus siap menghadapi beberapa biaya tambahan. Biaya-biaya tersebut dapat meliputi biaya administrasi, biaya pengalihan jaminan, atau biaya penalti karena mengakhiri kredit di bank lama sebelum jatuh tempo.

Pastikan kamu mengetahui seluruh biaya yang harus dikeluarkan agar gak terkejut dengan tagihan yang gak terduga. Perhitungkan juga apakah total biaya tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang akan kamu dapatkan dari pemindahan KPR ke bank baru.

3. Perhatikan suku bunga dan periode lock in

ilustrasi suku bunga (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi suku bunga (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebelum memindahkan KPR ke bank lain, lakukanlah riset dan perbandingan mengenai suku bunga yang ditawarkan oleh beberapa bank. Periksa besaran suku bunga yang ditawarkan dan berapa lama suku bunga tetap fixed. Perbedaan suku bunga, bahkan yang terlihat kecil pun berdampak signifikan pada total biaya pinjaman dalam jangka panjang. 

4. Evaluasi total keuntungan dan kerugian

ilustrasi orang mengecek kondisi keuangan (pexels.com/Michael Burrows)
ilustrasi orang mengecek kondisi keuangan (pexels.com/Michael Burrows)

Selalu luangkan waktu untuk mengevaluasi total keuntungan dan kerugian dari take over KPR. Hitung berapa banyak potensi uang yang bisa dihemat atau justru apakah kamu harus membayar lebih banyak jika beralih ke bank lain.

Perhatikan juga apakah ada biaya-biaya tersembunyi atau potensi risiko keuangan dalam proses take over KPR. Jika setelah evaluasi, kamu menemukan lebih banyak keuntungan daripada kerugian, maka take over KPR bisa menjadi pilihan yang cerdas.

5. Berhati-hati dengan tawaran yang fantastis

ilustrasi orang berdiskusi (pexels.com/Linkedin Sales Navigator)
ilustrasi orang berdiskusi (pexels.com/Linkedin Sales Navigator)

Memang menggiurkan ketika ada bank yang menawarkan suku bunga rendah atau paket KPR dengan beragam fasilitas menarik. Namun, jangan langsung terperangkap oleh penawaran ini. Bisa jadi ini too good to be true.

Karena itu, telitilah mengenai syarat dan ketentuan dari penawaran tersebut. Bisa jadi ada klausul tersembunyi atau penyesuaian bunga yang membuat penawaran tersebut gak sebaik yang terlihat. Sebaiknya, cari referensi dan ulasan dari nasabah bank tersebut untuk memastikan kredibilitas dan keandalan bank tersebut.

Take over KPR ke bank lain memang bisa jadi pilihan yang tepat jika dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Kalau masih ragu atau belum benar-benar paham mengenai take over KPR, kamu bisa berkonsultasi dengan pihak profesional, seperti konsultan keuangan agar mendapat saran yang tepat sesuai dengan situasi keuangan dan kebutuhanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadhifa Arnesya
EditorNadhifa Arnesya
Follow Us