Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia Baru

Gak hanya wisata alamnya saja yang menarik

Negara kecil yang hanya berpopulasi 4 juta jiwa ini memperoleh gelar negara paling damai sedunia. Selandia Baru tidak sendiri. Menurut Global Peace Index 2018 (diliris oleh Institute for Economics and Peace) negara Islandia ada di peringkat pertama, disusul Selandia Baru, Austria, Portugal, dan Denmark. Sementara Travel and Tourism Competitiveness Report (diliris oleh World Economic Forum) memasukkan negara ini ke peringkat 13 sebagai destinasi wisata yang aman dikunjungi.

Terlepas dari kontradiksi antara status peringkat dan insiden berdarah 15 Maret, Selandia Baru terbukti menjadi destinasi wisata impian banyak turis. Negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern ini, memiliki spot-spot wisata alam indah.

Sebut saja Lake Pukaki, The Redwoods, Mount Cook, Nelson Lakes National Park, Mount Roy, Lake Tekapo, dan lain sebagainya. Sampai-sampai salah satu spot wisata alam disana menjadi lokasi syuting film The Hobbit Trilogy.

Sebenarnya tak hanya kondisi alam Selandia baru saja yang menjadi daya tarik. Karakteristik unik dan menarik penduduknya sebenarnya turut mendukung namun jarang dibahas. Berikut beberapa contoh karakter unik yang dimiliki penduduk Selandia Baru pada umumnya.

1. Ramah, terbuka, dan suka menolong

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia Barublog.tepapa.govt.nz

Ramah, terbuka, dan suka menolong merupakan karakter utama penduduk Selandia Baru. Cara terbaik mempelajari budaya mereka yaitu dengan memperbanyak interaksi. Kalau kamu sedang mengalami kesulitan pas berlibur atau menetap di negara ini, jangan ragu bertanya. Dipastikan mereka akan senang hati menolong. Mereka juga menghargai orang tanpa melihat perbedaan agama, ras, dan suku.

Dwi Wahyuningtyas, salah satu warga Indonesia lulusan S2 di Universitas Victoria di Wellington, telah membuktikan keramahan penduduk Selandia Baru. Wanita ini juga melihat mereka tak segan mengucapkan kata "thank you" atau "sorry". Kemudian dalam berlalu lintas kendaraan, sopir akan langsung menghentikan sementara mobil mereka ketika ada pejalan kaki hendak menyeberang. Walaupun lampu merah, sebagai tanda peringatan, belum dinyalakan.

Selain itu, penduduk Selandia Baru bukan model "katak dalam tempurung" lho. Mereka  selalu tertarik mencari informasi mengenai dunia luar. Dari hasil survey, sekitar 2/3 populasinya rutin baca koran harian atau senang bepergian ke luar negeri.

2. Tidak menyukai topik yang terlalu personal

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia BaruPexels/rawpixel.com

Apakah kamu senang bila ditanya orang mengenai berat badan, jumlah pendapatan bulanan, status pernikahan, sudah memiliki keturunan atau tidak? Kalau jawabannya tidak, berarti mirip penduduk Selandia Baru dong.

Mereka kurang suka ditanya mengenai hal-hal yang sifatnya terlalu personal. Walaupun sebenarnya mereka orang yang santai dan gampang bersahabat. Sebaiknya pilih percakapan dengan topik aman. Contohnya, hal-hal yang dilakukan selama liburan akhir pekan, kegiatan anak-anak mereka, atau topik umum seperti kondisi cuaca. 

Baca Juga: Satu Pekan Pasca Penembakan, Selandia Baru Kumandangkan Azan

3. Memiliki cara menyapa yang unik

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia Barutheaustralian.com.au

Salah satu tradisi cara menyapa terkenal yang dilakukan Suku Maori, penduduk asli Selandia Baru, adalah hongi. Agak terlihat aneh bila dipraktikkan di Indonesia. Disini dua orang saling bersentuhan hidung dan dahi.

Maknanya sangat filosofis. Bersentuhan hidung berarti berbagi nafas atau  mempersatukan dua orang. Sementara bersentuhan dahi berarti maknanya berbagi ilmu pengetahuan. Jika ada tamu asing yang disambut dengan hongi, berarti ia sudah dianggap sebagai penduduk Selandia Baru.

Gak semua penduduk Selandia Baru menyapa dengan hongi, guys. Umumnya malah mereka berjabat tangan, berpelukan, atau mencium pipi. Tergantung level kedekatannya. Pelukan dan ciuman dilakukan bila kedua orang sudah sangat saling mengenal.

Sapaan verbal formal yang keluar ketika berkomunikasi seperti "Halo, bagaimana kondisimu?", Sementara dalam situasi informal kata-kata seperti "Gidday"(Good Day), "Yeah, gidday" sering digunakan. 

Ada juga sapaan yang unik dari Bahasa Maori, seperti "Kia ora". Sebenarnya sih maksudnya "Halo". Tapi maknanya dalam juga, guys. Kalau kamu menyapa dengan kata "Kia ora" berarti mengharapkan esensi kehidupan kepada lawan bicaramu. Hampir di seluruh Selandia baru, mulai dari lingkungan pemerintahannya sampai dengan penduduk, menyapa dengan "Kia ora" dalam pergaulan sehari-hari.

4. Berbicara cepat dan sering menggunakan bahasa informal

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia BaruPexels/TimGouw

Bahasa Inggris dan Maori merupakan 2 bahasa yang digunakan mayoritas penduduk Selandia Baru. Bahasa Inggris sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Sementara bahasa Maori terbatas digunakan dalam kegiatan pendidikan, acara adat, atau di internal suku Maori saja. 

dm-player

Walaupun percakapannya dalam bahasa Inggris, terkadang mereka berbicara informal. Ada kata-kata Maori diselipkan Contohnya "Kia ora" (halo), "Tamariki" (anak-anak), "Morena" (selamat pagi), "Kai" (makanan), "Ka kite ano" (samai jumpa lagi).

Bahasa Inggris yang digunakan mengacu pada Inggris British. Sebagai contoh, "Come around" dimaksudkan "Come over", "Over the road" sebagai "Across the street", "Gidday" berarti "Good day", "Go to the loo" maksudnya "Go to the bathroom". Kata "Lift" dimaksudkan "elevator" sementara "petrol" berarti "gasoline".

Tantangan berkomunikasi ini ditemui di percakapan sehari-hari maupun di pekerjaan. Semua kata biasanya diutarakan dengan sangat cepat. Wajar penduduk asing yang tidak biasa akan pusing ketika berkomunikasi pertama kali. 

5. Toleran dengan penganut agama minoritas

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia BaruPixabay/Juandisalinas

Mayoritas 53 persen penduduk Selandia Baru beragama Kristen. Keyakinan umat Kristen ini terbagi lagi menjadi Kristen Anglikan, Katholik Roma, dan Presbyterian. Sebanyak 32 persen tidak beragama, 1,6 persen beragama Hindu, 1,3 persen menganut Budha. Penganut agama Islam hanya 1,1 persen. 

Jarang terjadi tindakan diskriminatif terhadap penganut agama minoritas. Penduduk Selandia Baru cenderung menghargai perbedaan. Berdasarkan pengalaman Bayu Arie Fianto, seorang dosen muslim yang pernah bermukim selama 4 tahun di Selandia Baru, ia dan keluarganya tidak pernah diperlakukan "berbeda" sebagai minoritas.

Penduduk Selandia Baru toleran serta mengakui kebebasan beragama dan beribadah. Bayu bahkan dengan leluasa mengajukan disertasi bertema ekonomi Islam.

Toleransi beragama yang indah di negara ini juga dirasakan oleh Dr. Mustafa Farouk, Wakil Presiden Federation Islamic Association of New Zealand. Ia menyebutkan bahwa setiap pekan diadakan acara kegiatan sosial bersama. Selama seminggu masjid-masjid terbuka untuk penduduk muslim maupun non muslim. Mereka biasanya dapat saling berdialog atau hanya sekedar mempelajari isi masjid, arsitektur, dan ilmu Islam. Di bidang sosial, ekonomi maupun politik gak ada tuh diskriminasi terhadap penduduk muslim.

Pasca peristiwa penembakan di Christchurch, sikap toleran penduduk Selandia Baru non muslim tambah terlihat. Beberapa diantara mereka justru mengawal imigran Muslim (yang merupakan minoritas) shalat Jum'at di banyak masjid. Padahal nyawa mereka sendiri terancam.

6. Sopan

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia BaruUnsplash.com/Priscilla Du Prezz

Setiap negara memiliki nilai kesopanan yang dianut masyarakatnya, tak terkecuali Selandia Baru. Nilai-nilai yang dimaksud tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Berikut contoh sikap yang mereka anggap sopan dan semestinya dilakukan:

  1. Memberikan kursi kepada yang lebih membutuhkan di bus
  2. Membukakan pintu untuk orang yang lebih berumur
  3. Tidak mengunyah permen karet atau menggunakan tusuk gigi di hadapan umum
  4. Menutup tangan ketika menguap
  5. Tidak berada terlalu dekat dengan lawan bicara ketika berkomunikasi

Biasanya kalau dalam percakapan ada sikap lawan bicara yang dianggap tidak sopan, mereka akan memberi isyarat dengan lambaian tangan atau dengan menaikkan alis.

7. Senang berkumpul dan berbagi makanan bersama

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia BaruPexels/rawpixel

Kebiasaan penduduk Selandia Baru lainnya adalah berkumpul bersama dengan menikmati makanan di akhir pekan. Mereka cenderung suka suasana santai dan informal di rumah, apapun status sosial yang dimiliki. Tuan rumah terkadang memasak sendiri untuk menjamu para tamu atau mensyaratkan potluck berupa makanan yang akan disantap bersama.

Jika pemilik acara tidak menyarankan membawa apapun, sopan santunnya para tamu membawa bingkisan kecil untuk mereka. Pada acara sosial keagamaan yang sakral, seperti marae, bingkisan berupa uang atau koha. Semakin besar jumlah uangnya, semakin tinggi status sosial sang pemberi.

8. Mandiri

Jadi Negara Paling Damai, Ini 8 Karakter Unik Penduduk Selandia BaruShutterstock/Syda Productions

Sejak umur 6 atau 7 tahun,  anak-anak Selandia Baru sudah dibiasakan membantu pekerjaan rumah tangga seperti menata meja makan, mengurus cucian baju, membuat bekal sekolah sendiri, membersihkan rumah.

Beberapa diberi imbalan berupa pocket money. Gak heran guys, ketika tumbuh dewasa mereka lebih memilih untuk menyelesaikan urusan perbaikan atau penyelesaian proyek sendiri. Alih-alih bayar orang untuk kerja sama mereka. Lumayan bisa menghemat juga ya.

Itulah sekilas mengenai karakter penduduk Selandia Baru. Beberapa mungkin tidak berbeda jauh dengan warga negara Indonesia ya. Mudah-mudahan bisa menjadi salah satu referensi  bermanfaat buat kamu yang mau berlibur, menempuh studi, atau bekerja di  sana.

Baca Juga: 5 Universitas Terbaik di Selandia Baru yang Gak Kalah Berkualitas

Nandini Listya Photo Writer Nandini Listya

Tukang kue rumahan yg sedang belajar mengolah kata. Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat. Email : nandinilistya14@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya