Menyalami atau Mencium Hajar Aswad, Bagaimana Adabnya?

Ternyata ada etikanya juga, lho!

Ketika umat Muslim sedang menjalankan ibadah ke tanah suci, biasanya ada satu kegiatan yang sering dilakukan, yaitu mencium Hajar Aswad. Dalam Jami' al-Tirmidzi, al Hajj (858), Ibnu Abbas RA menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW gak melambaikan (menyalami) apa pun, kecuali kepada Hajar Aswad dan Rukun Yamani.

Lalu, diriwayatkan juga dari Umar RA, bahwa Ia datang ke Hajar Aswad dan menciumnya. Umar pun berkata bahwa Hajar Aswad bukan batu yang membahayakan, tetapi bukan juga batu yang memberi manfaat. Jadi, Umar mencium Hajar Aswad semata-mata memang untuk mengikuti sunah Nabi Muhammad.

Umar menyebutkan hal itu agar gak ada yang menganggap bahwa kita perlu menyembah berhala. Ini dia beberapa adab dan etika ketika kita akan menyalami atau mencium Hajar Aswad.

1. Dilarang menyakiti dan saling mendorong

Menyalami atau Mencium Hajar Aswad, Bagaimana Adabnya?ilustrasi Ka'bah (pixabay.com/Konevi)

Adab yang pertama adalah jangan sampai saling menyakiti atau mendorong antar jamaah. Biasanya, banyak juga yang saling mendorong ketika sedang menyalami Hajar Aswad. Menurut Dr. Muhammad Ilyas dalam buku Sejarah Mekah, mencium Hajar Aswad itu hukumnya sunnah.

Sedangkan saling menghormati dan gak menyakiti orang lain adalah kewajiban. Sebagai umat Muslim, kita gak boleh mengerjakan sunah dengan meninggalkan kewajiban. Itulah kenapa, jika kondisinya gak memungkinkan, kita cukup bertakbir serta melambaikan tangan ke arahnya. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas:

"Janganlah kalian berdesak-desakan di Hajar Aswad, jangan menyakiti atau disakiti."

2. Kaum perempuan dilarang memaksa masuk ke keramaian kaum lelaki

Menyalami atau Mencium Hajar Aswad, Bagaimana Adabnya?Ilustrasi Ka'bah (pexels.com/mutahir-jamil-3609907)
dm-player

Ada beberapa kaum perempuan yang memaksa untuk berdesakan ke kerumunan laki-laki. Hal tersebut dilakukan demi bisa sekadar mencium Hajar Aswad. Ternyata, menurut Dr. Muhammad Ilyas, hal tersebut sebaiknya dihindari. Sebagaimana yang disebutkan juga oleh hadis Bukhari,

"Aisyah RA tawaf agak berjarak dari kaum laki-laki dengan berkata, 'Jangan bercampur dengan mereka.' Lalu, datang seorang perempuan, 'Ayo jalan, kita harus menciumnya wahai Ummul Mu'minin. Lalu Aisyah menimpali, 'Silakan kamu pergi, saya tidak mau.'"

Dr. Muhammad Ilyas menambahkan, kalau kondisinya agak longgar dan memungkinkan, maka kaum perempuan diperbolehkan mencium Hajar Aswad. Jadi, yang perlu dihindari adalah jika kondisinya berdesakan dengan kaum laki-laki krena dikhawatirkan akan bersentuhan dengan yang bukan muhrim.

3. Dilarang bersuara keras dan berhenti di garis Hajar Aswad

Menyalami atau Mencium Hajar Aswad, Bagaimana Adabnya?ilustrasi kemegahan Ka'bah (pixabay.com/adliwahid)

Etika berikutnya adalah dilarang bersuara keras ketika sedang mencium atau mengangkat tangan setelah memberi salam kepada Hajar Aswad. Diriwayatkan dari Sa'id Ibn Jibril,

"Apabila engkau mencium Hajar Aswad, maka janganlah mengangkat suara keras-keras sehingga menyerupai wanita ketika mereka melakukannya."

Ada juga etika terakhir yaitu dilarang berhenti di garis Hajar Aswad. Baik untuk berdoa maupun salat di sekitarnya. Apalagi jika sedang dalam waktu yang padat dan banyak orang. Karena hal tersebut hanya akan mengganggu serta menyakiti jamaah lain yang sedang tawaf.

Itulah beberapa etika dan adab ketika sedang menyalami atau mencium Hajar Aswad. Intinya, jangan sampai kita mengganggu atau justru diganggu ibadahnya karena terlalu ingin mencium Hajar Aswad.

Baca Juga: Makkah dalam Al-Qur'an, Ternyata Ada Banyak Namanya!

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya