Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari Pulang

Akan mengisahkan perkembangan karakter Alam

Jakarta, IDN Times - Bagi para pencinta buku, mungkin sudah gak asing dengan penulis bernama Leila S. Chudori. Leila sudah sering menulis dan menerbitkan buku-buku karyanya. Salah satu yang paling terkenal adalah Laut Bercerita. Buku ini berhasil menarik atensi publik hingga ada film dokumenternya. Selain itu, beberapa tahun lalu, Leila juga menerbitkan buku berjudul Pulang.

Gak berhenti sampai di situ, ternyata novel Pulang ini akan ada spin-off. Pada Kamis (3/8/2023) secara daring melalui Zoom, Leila bersama KPG (Kelompok Penerbit Gramedia) melakukan press conference untuk mengumumkan bahwa bukunya akan segera terbit. Buku ini berjudul Namaku Alam, merupakan spin-off dari Pulang yang akan fokus pada karakter Alam.

1. Merupakan spin-off dari novel Pulang, bukan sekuel

Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari PulangPress conference 101 Namaku Alam oleh Leila S. Chudori dan KPG secara daring melalui Zoom pada Kamis (3/8/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Banyak yang menganggap bahwa buku Namaku Alam ini merupakan sekuel dari Pulang. Padahal, kedua novel ini memang saling berhubungan, tetapi bukan sebagai sekuel. Leila menegaskan, buku Namaku Alam merupakan spin-off dari novel Pulang.

"Maksud spin-off adalah ada induk cerita, terus akan diambil satu karakter dan dijadikan serial sendiri. Kalau melihat referensi dari buku, contohnya karya-karya Dee Lestari itu spin-off, jadi bukan lanjutan, lebih ke 'bagian'. Jadi bukan lanjutan/sekuel, melainkan spin-off," tuturnya.

Bagi kamu yang pernah membaca novel Pulang, mungkin masih ingat dengan satu karakter bernama Alam. Di buku terbarunya ini, Leila akan memfokuskan keseluruhan cerita tentang tokoh Alam. Leila juga menyebutkan bahwa untuk membaca novel ini, kamu gak harus membaca Pulang terlebih dahulu. 

2. Masih ada di universe yang sama seperti novel Pulang, hanya saja fokus pada tokoh Alam

Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari PulangPress conference 101 Namaku Alam oleh Leila S. Chudori dan KPG secara daring melalui Zoom pada Kamis (3/8/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Namaku Alam adalah novel coming of age, bercerita tentang remaja yang tumbuh dewasa pada era 1980-an. Novel ini juga lengkap dengan berbagai urusan sekolah dan sistem pendidikan dasar pada masa itu. Lalu, akan ada juga persoalan menjaga kewarasan mental, seperti mengendalikan amarah atau emosi, dan melerai gejolak asmara remaja.

"Novel ini bukan lanjutan dari Pulang yang terbit pada Desember 2012, tetapi berada satu semesta dengan beberapa tokoh yang sama," terang Leila.

Leila menambahkan, Pulang dan Namaku Alam berada di universe yang sama. Sehingga, kita perlu menggunakan logika yang sama ketika membacanya. Karena ternyata riset untuk Namaku Alam pun bahannya sama dengan novel Pulang.

"Sejak awal melakukan riset untuk novel Pulang di 2012, itu sebenarnya bahannya banyak sekali. Ketika menulis, itu kan kita biasanya tertarik sama beberapa tokoh. Begitu juga ketika saya menulis Namaku Alam. Kalau misal mengikuti emosi, mungkin ceritanya akan banyak tentang tokoh itu. Makannya saya merasa, kayaknya ini harus ada trilogi, karena gak mungkin menceritakan tragedi 65 hanya satu buku," tambahnya.

3. Kita akan diajak untuk 'menjenguk' tokoh alam di berbagai usia

Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari PulangPress conference 101 Namaku Alam oleh Leila S. Chudori dan KPG secara daring melalui Zoom pada Kamis (3/8/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Buku ini bercerita tentang Segara Alam yang sudah muncul di Pulang. Di sana, usianya sudah 33 tahun. Sedangkan di Namaku Alam, Alam diceritakan sedang menjenguk masa kecilnya, jadi dia seolah bercerita kepada pembaca tentang dia di masa kecil dan remaja yang membuat dia menjadi seorang Alam di 33 tahun.

"Jadi kisahnya benar-benar tentang Alam seorang anak Tapol, Hanant. Kita akan bertemu dengan Alam kecil, bagaimana dia menghadapi berbagai deraan sebagai anak Tapol, jadi dia mengalami kekerasan dari kecil dan sejak dulu sering mendapatkan bully (karena dia anak Tapol). Dia punya photographic memory, dia sangat ingat semua yang dia alami dengan detail dan gak pernah bisa lupa, untuk dia itu adalah sebuah kutukan. Karena sebenarnya dia gak ingin mengingat kekerasan yang terjadi, tetapi sisi positifnya dia memang punya kecerdasan," pungkas Leila.

Menurut Leila, tokoh Alam di novel Pulang memang sangat menarik untuk diselami. Karena tokoh Alam ini ternyata mengalami perjalanan yang sangat panjang. Perkembangan karakternya pun terlihat sangat menarik. Terlebih tentang bagaimana cara Alam mengatasi emosinya dan sembuh dari luka-lukanya di masa lalu.

"Saya memilih Alam karena di buku Pulang ini Alam kan ada di umur 33 tahun, tetapi dia kelihatan masih ada gejolak kemarahan. Itu sebenarnya sudah banyak diredam, dia sudah melalui satu pencerahan bagaimana mengatasi emosinya. Saya tertarik untuk mendalami dia, bagaimana caranya dia yang dari kecil mendapatkan bully dan kekerasan. Saya memilih Alam, karena Alam ini adalah tokoh yang awalnya gak bisa mengatasi emosinya, itu terus menerus menjadi satu hal yang harus dia lawan/atasi. Dia juga punya photographic memory dan itu menyiksanya," katanya.

Baca Juga: 7 Pesan Moral dalam Novel Laut Bercerita, Diam-diam Menusuk!

4. Leila menciptakan sekolah fiktif sebagai bentuk keresahan dirinya terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia

dm-player
Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari PulangPress conference 101 Namaku Alam oleh Leila S. Chudori dan KPG secara daring melalui Zoom pada Kamis (3/8/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Penciptaan sebuah karya fiksi memang gak pernah lepas dari imajinasi si penulis. Terkadang, imajinasi itu bisa berupa idealisme atau keinginan si penulis di dunia realitas. Sejalan dengan yang dilakukan oleh Leila pada buku barunya ini. Ia memiliki keresahan yang cukup mendalam tentang sistem kurikulum di sekolah Indonesia, khususnya sekolah negeri.

Sehingga, di bukunya ini ia menciptakan sebuah sekolah bernama 'Putra Nusa'. Di sekolah itu, ada kurikulum tentang pengajaran Sastra, yang menurut Leila memang sangat penting. Karena pengajaran Sastra mampu menciptakan wawasan dan budi pekerti yang luas bagi para siswa.

"Itu memang datang dari imajinasi saya. Saya sudah pernah mewawancarai beberapa menteri Kemdikbud, menteri-menteri ini sebenarnya orang yang saya respect banget dan banyak membaca. Tetapi ketika saya tanya, kenapa pelajaran Sastra itu gak ada? Sastra hanya menjadi bagian dari bahasa Indonesia dan hanya menjadi hafalan. Sementara, beberapa sekolah swasta, itu mereka menambahkan sendiri subjek Sastra. Itulah kenapa, kebanyakan siswa swasta akan lebih literate, fasih, dan paham. Saya tahu betul, orang-orang yang suka membaca memiliki wawasan yang sangat luas dan kehalusan budi itu gak hanya diperoleh dari didikan orangtua atau agama. Dengan membaca, kita akan punya pengalaman yang jauh lebih luas. Membaca itu harus menjadi bagian dari kurikulum Sastra, Sastra itu harus menjadi kurikulum yang wajib," jelasnya.

5. Ada dua jilid yang akan diterbitkan dari seri Namaku Alam ini

Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari PulangSinopsis Namaku Alam karya Leila S. Chudori (instagram.com/penerbitkpg)

Novel ini direncanakan akan terbit dalam dua jilid. Dalam jilid pertama, yang akan rilis 20 September 2023, Alam mengajak pembaca menjenguk kisah masa kecilnya hingga ia duduk di bangku SMA. Sejak beliau dicap sebagai anak pengkhianat negara, Alam tumbuh sebagai seorang anak lelaki pemberang yang gak pernah jeda bergulat. Sedangkan di jilid kedua, Alam lebih diceritakan sebagai sosok yang berjuang untuk mengatasi semuanya.

"Jilid pertama adalah coming of age, untuk menceritakan Alam di umur sebelum 33 tahun. Sehingga, orang akan tahu apa yang menyebabkan Alam menjadi seperti Alam di usia 33 tahun. Kita diajak untuk menjenguk apa yang terjadi pada Alam, karena everyone has their own story and struggle, itu yang akan saya kemukakan di Namaku Alam pertama. Lalu, di Namaku Alam jilid dua, saya mengajak pembaca untuk melihat bagaimana Alam bisa mengatasi semuanya," tutur Leila.

6. Selain historical fiction, Leila mengangkat unsur sosial seperti perundungan dan mental health

Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari PulangSinopsis Namaku Alam karya Leila S. Chudori (instagram.com/penerbitkpg)

Buku Namaku Alam mengangkat banyak isu. Mulai dari sejarah hingga sosial seperti kesehatan mental dan bullying. Di novel ini, mungkin akan banyak isu yang kurang relevan pada zaman sekarang. Mengingat, latar belakang ceritanya pun ada di tahun 70-80an. Namun, Leila juga mengangkat isu yang masih relevan sampai sekarang, yaitu bullying.

"Isu yang akan familiar dan relevan adalah sepanjang 12 bab itu ada cerita terkait perundungan atau bully. Karena anak-anak di zaman itu sama seperti zaman sekarang, masih banyak bully di kalangan anak sekolah. Hanya saja, materi bully-nya memang berbeda. Kalau zaman sekarang mungkin lebih ke rasis atau penampilan fisik," ucapnya.

Bully bukan terjadi pada Alam saja, melainkan ke anak-anak lain yang dianggap lemah. Kadang-kadang banyak orang yang melakukan bully tanpa alasan. Itu jadi penekanan di novel ini. Tentu, ada juga tentang kesehatan mental, karena anak-anak yang di-bully itu gak merasa bahagia dengan hidupnya.

"Alam mengatasi bully ini dengan bertengkar karena badannya besar. Nah, ini yang akan menjadi persoalan, karena bagaimana pun kekerasan itu gak dibenarkan. Jadi, kalian akan lihat bagaimana Alam mengatasi dirinya agar gak terpancing untuk menggunakan kekuatannya dalam mengatasi bully," kata Leila.

7. Cara melakukan pra-pesan untuk mendapatkan merchandise dan tanda tangan basah

Leila S. Chudori Akan Terbitkan Namaku Alam, Spin-off dari PulangPress conference 101 Namaku Alam oleh Leila S. Chudori dan KPG secara daring melalui Zoom pada Kamis (3/8/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Kamu sudah bisa mulai melakukan pra-pesan atau pre-order pada 8 Agustus 2023 nanti. Kamu dapat mengikuti pra-pesan perdana yang dibuka di TikTok Shop Gramedia pada 8 Agustus 2023 mulai pukul 12.00 WIB. Spesial untuk para pemesan pertama di Tiktok ini akan mendapatkan bonus sebagai berikut:

  1. Buku dengan tanda tangan basah dari penulis
  2. Tiga lembar artprint bertandatangan ilustrator buku Namaku Alam
  3. Gantungan kunci akrilik spesial Namaku Alam
  4. Diskon 10 persen tanpa minimal pembelian.

Masih pada 8 Agustus 2023, novel Namaku Alam jilid 01 juga bisa dipesan melalui Shopee
dari toko KPG Official Shop dan Gramedia Official Shop mulai pukul 14.00 WIB. Bonus yang ditawarkan sama dengan yang di TikTok, tapi stoknya lebih terbatas.

Jika kamu tertinggal di 8 Agustus, masih ada periode pra-pesan kedua dibuka pada 9-15 Agustus 2023 di semua Gramedia Store di daerah Jawa, Sumatra, Bali, dan di teman-teman toko buku lain. Bonus yang ditawarkan berupa buku bertandatangan cetak (bukan basah) dari penulis dan gantungan kunci spesial.

Sementara untuk pra-pesan di Gramedia.com, Gramedia Official Store di Tokopedia, Gramedia Official Shop dan KPG Official Shop di Shopee pada periode yang sama, bonus yang ditawarkan berupa artprint dan buku bertanda tangan cetak (bukan basah) dari penulis. Bukunya ini dijual dengan harga Rp120.000. Jangan sampai ketinggalan, ya!

Baca Juga: 5 Buku Leila S. Chudori yang Menggugah Hati, Bikin Terenyuh!

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya