Saat Aku dan Kamu Sulit Menerima Keberagaman, 11 Hal Ini Akan Selalu Kujadikan Pegangan

"Kenapa selalu membedakan? Memangnya ada manusia yang lahir nggak telanjang?"

 

Di belahan dunia manapun, sejak zaman dulu sampai sekarang, manusia diciptakan berbeda. Beragam. Karenanya, rasisme selalu jadi isu yang sensitif. Sebenarnya, rasisme itu sendiri muncul karena rasa tidak aman, takut dan was-was terhadap sesuatu yang asing. Hasilnya, muncullah stereotipe terhadap golongan orang tertentu (yang biasanya dipisah-pisahkan berdasarkan ciri fisik).

Karena perasaan takut itu tadilah, stereotipe dan perlakuan rasis muncul dalam bentuk langsung ataupun tidak langsung. Bisa berupa ejekan, pelecehan fisik terang-terangan, perusakan properti, sampai pembunuhan massal. Ingat Adolf Hitler?

Di Indonesia sendiri, kasus rasisme masih sangat banyak dan sangat sering terjadi lho. Ucapan seperti "Dasar Cina!" atau "Dasar Jawa!" masih sangat sering terdengar di sekitar kita. Bener kan? Jujur deh! Pernah ngerasain didiskriminasi juga saat kamu ngantri di digital printing hanya karena kamu terlahir sebagai seseorang dari etnis Tionghoa atau karena kamu terlahir sebagai orang luar pulau? Pernah ngerasain beli barang di toko, dimahalin sama penjualnya karena kamu beda ras? Pernah ngerasain dibilang "Indon aka Indonesian Donkey" saat kamu belajar di luar negeri? Pernah dipandang sebelah mata di Eropa atau AS hanya karena kamu orang Asia? Pernah kamu dikira pekerja seks komersil hanya karena kamu berwajah melayu? Pernah dilarang memasuki area tertentu hanya karena kamu pakai hijab atau karena kamu nggak pake hijab? Pernah dikatain "kamu bakal masuk neraka" cuma karena kamu nggak seiman dan nggak sesuku sama si pelaku? Bayangkan kalau pelakunya itu siswa SD, yang kemudian mengaku padamu kalau ia diajarkan hal itu oleh ibu gurunya di sekolah dan oleh ayahnya yang selalu bicara padamu dengan santun. It happens. For real.

Kalau kamu pernah mengalami jengkelnya, marahnya, dan gak enaknya didiskriminasi, kamu pasti tahu betul kalau rasisme itu adalah sesuatu yang jahat dan nggak seharusnya dibiarkan tumbuh subur di Indonesia.

1. Rasisme selalu jadi cikal bakal melakukan tindakan kekerasan.

Sederhana saja, mekanisme pembelaan diri. Bergantung pada kekuatan yang mendukung, rasisme bisa menjadi kengerian seperti teror Hitler.

2. Rasisme itu adalah bentuk kesombongan (tinggi hati).

 

Yup, karena kamu menganggap kaummu lebih baik dari kaum orang lain. Hayooo... siapa yang di ajaran agamanya dilarang tinggi hati?

3. Karena sikap tinggi hati itu tadi, rasisme itu juga berarti penghinaan terhadap kemanusiaan (humanity), dan itu artinya kamu membenci kehidupan.

 

Heran deh, orang hidupnya orang lain bukan kamu yang ciptain juga, kenapa mesti benci? #PucingPalaBarbie

4. Rasisme itu destruktif, karena sifatnya melemahkan orang tertentu dan menurunkan identitas mereka.

Kata lainnya, pembunuhan karakter. Masih ingat nggak, gimana kamu mendadak ikutan marah saat dengar salah seorang pengacara terkenal yang agak koplak (jangan sebut nama deh) melakukan pembunuhan karakter pada anak-anak Ahmad Dhani pasca kecelakaan maut yang melibatkan Dul? Bukan karena ngefans sama Dhani atau Al, El, Dul, tapi karena label "produk broken home" yang mendadak dilekatkan pada ketiga anak tersebut. Hei, semua orang punya kesempatan yang sama untuk bisa jadi manusia yang lebih baik, terlepas apapun ras dan latar belakangnya!

5. Kalau dilihat di lingkungan bangsa Indonesia, rasisme itu juga bentuk perusakan budaya.

 

Bayangin aja, karena kamu berusaha meminimalisir sikap diskriminasi yang kamu terima di lingkungan tertentu, akhirnya kamu memutuskan untuk menyembunyikan budayamu. Melepas hijabmu, meninggalkan sholatmu, berhenti berdoa sebelum makan, atau berhenti berbicara dengan logat dan bahasa ibumu karena dibilang "udik".

6. Orang rasis itu biasanya pengetahuannya dangkal. Cethek.

Iyalah, karena dia cuma melabelkan apa yang ia tahu selama ini. Itu berarti ia tidak pernah tahu kalau di sisi lain dunia ini, ada kaum yang ia hina justru punya sikap dan prestasinya jauh lebih baik daripada kaum yang ia banggakan. Nggak pernah baca atau ketemu banyak orang sih. Kasihan deh, dunianya sempit.

7. Dangkal karena sikap rasis nggak akan pernah memperbesar lingkungan pertemananmu.

 

Mestinya, kalau kamu banyak berteman dengan kaum A, apa yang menjadi passion-mu selama ini mungkin bisa sangat berkembang. Tapi, karena kamu membatasi dirimu sendiri, kamu justru jadi manusia yang enggak bisa mengejar passion-nya. Karena kamu malas bersentuhan dengan ras lainnya, kamu menutup dirimu. Kalau udah kayak gitu, salah siapa? Salah pemerintah? Atau dirimu sendiri?

8. Rasisme menjadikan urusan sehari-harimu jadi nggak lancar.

Bayangin aja kalau di kantor ada diskriminasi. Karena kamu kaum A, maka kamu jadi sulit dapet promosi meskipun kamu udah kerja mati-matian. Antri di suatu tempat aja bisa jadi berjam-jam hanya karena kamu terlahir sebagai... kamu. Duh. #ApaSalahkuApaSalahIbuku

9. Rasisme itu juga nggak sesuai sama semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya banget budayanya. Dengan rasisme yang perlahan bisa membunuh kebudayaan, Indonesia malah akan kehilangan identitasnya. Lebih buruk lagi, bisa terjadi perang saudara. Sesama WNI perang dengan sesama WNI, hanya karena soal rasisme yang sombong dan nggak penting ini.

10. Di mata internasional, jelas, rasisme itu melanggar HAM.

 

Sebagai manusia, setiap jiwa punya hak untuk diperlakukan secara adil dan setara, yang mana juga sejalan dengan prinsip demokrasi di Indonesia. Bener kan? Karena itu rasisme itu nggak cocok banget ada di Indonesia.

11. Yang paling penting: tidak ada satu manusiapun yang suka menerima perlakuan diskriminatif.

Emangnya kamu masih inget, dulu sebelum kamu lahir kamu minta dilahirkan sebagai ras apa, di lingkungan seperti apa? Nggak ada satu orang pun yang bisa menentukan ia akan dilahirkan sebagai siapa. Karena itulah, diskriminatif bisa dikategorikan sebagai kejahatan tingkat tinggi terhadap kemanusiaan.

Rasisme adalah produk global sejak zaman dulu. Dan masa lalu memang nggak bisa diubah. Tapi masa depan ditentukan dari tindakan sekarang. Saat ini, saatnya kamu sebagai anak muda di salah satu negara dengan kebudayaan terbanyak di dunia: Indonesia, melakukan perubahan.

Ketidaktahuan, ketidakamanan ataupun kerawanan selalu tak pernah bisa jadi alasan untuk membenarkanmu melakukan aksi rasisme. Sebelum melakukan sesuatu, bertanyalah pada dirimu sendiri: Memangnya enak diperlakukan seperti itu? Apa kamu juga mau diperlakukan seperti itu kelak?